Advertisement
Canggih! Mahasiswa Ciptakan Teknologi Pencegah Salah Pilih Jurusan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Fenomena salah pilih jurusan saat masuk ke perguruan tinggi kerap terjadi. Bahkan persentase mahasiswa salah pilihan jurusan sangat tinggi. Akibatnya mereka belajar tidak sesuai dengan minat dan bakatnya.
Melihat fenomena ini, mahasiswa Magister Informatika Universitas Islam Indonesia (UII), Rio Rizki Aryanto, menciptakan sebuah teknologi pendeteksi untuk memilih jurusan dengan tepat sesuai minat dan bakat seseorang, sehingga tidak salah pilih jurusan. Teknologi ini sangat cocok dipakai untuk pelajar yang akan masuk ke perguruan tinggi.
Berdasarkan survei Indonesia Career Center Network (ICCN) 2017, terungkap ada 87% mahasiswa salah memilih jurusan kuliah. Di sisi lain, pemerhati pendidikan mengungkap adanya 71,7% pekerja tak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
“Oleh karena itu kami berusaha membuat solusi ketika akan masuk ke perguruan tinggi sudah mengetahui jurusan atau prodi apa yang cocok untuk diri sendiri,” katanya dalam rilisnya yang diterima, Selasa (2/8/2022).
BACA JUGA: Pemerintah Beri Bantuan 20.500 Rumah Bersubsidi di 33 Provinsi
Rio menambahkan, akurasi teknologi aplikasi buatannya bisa mencapai di atas 90%. Adapun proses pembuatan itu melibatkan sekitar 7.000 responden dari kalangan mahasiswa di kampusnya. Penggunaan model klasifikasi digunakan sebagai contoh yang memberikan hasil rekomendasi kepada pengguna.
“Selain itu kami juga menggunakan model klastering untuk mendapatkan kelompok mahasiswa survive cocok dengan jurusan yang diambil. Dengan data itu kemudian bisa memetakan jurusan yang diambi,” ujarnya.
Ia mengatakan pelajar atau mahasiswa yang ingin mengetahui kecocokan pilihan jurusannya bisa mengisi biodata pribadi pada aplikasi buatannya. Mulai dari nama, jenis kelamin, nilai rapor, hobi hingga kebiasaan. Berasal dari data pribadi itulah teknologi tepat guna buatannya kemudian memproses dan menghasilkan prediksi jurusan apa yang tepat. Karena berdasarkan data sehingga tidak asal prediksi.
“Model klastering untuk digunakan sebagai alat bantu seleksi kelompok mahasiswa, sedangkan model terbaik pada sistem rekomendasi adalah model klasifikasi dengan pendekatan single-stage dan metode random forest,” katanya.
BACA JUGA: Sudah Final, Trase Tol Jogja-YIA Belum Bisa Diungkap ke Publik
Dosen FTI UII, Ahmad Munasir Rafie Pratama, mengatakan penelitian tersebut kemungkinan masih sangat jarang. Selama ini alat deteksi masih bersifat aturan, mulai dari nilai rapor, namun teknologi terbaru buatan Rio tersebut merupakan data riil dari pengguna.
“Selama ini hanya berdasarkan aturan kalau nilai sekian, hobi ini ini cocoknya ke sini. Tetapi kalau temuan terbaru ini kan berdasarkan data riil setiap orang atau pelajar. Sehingga hasil rekomendasi jurusan yang dipilih itu sesuai dengan karakteristiknya,” katanya.
BACA JUGA: Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jadwal Pemadaman Listrik, Sabtu 10 Juni 2023: Giliran Wates Mati Lampu
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kasus Pembunuhan Pengusaha Morgan Onggowijoyo, Terdakwa Bantah Merencanakan
- Diajak Pergi Tanpa Pamit, Seorang Anak di Kulonprogo Diduga Diperkosa
- Pikap Hantam Pembatas Jalan di Ring Road Selatan Bantul, Sopir Meninggal Dunia
- Pelantikan PJ Lurah Ngloro Gunungkidul Tunggu Restu Bupati
- Iduladha Masih 3 Minggu Lagi, Harga Sapi di Bantul Sudah Naik Jutaan Rupiah
Advertisement
Advertisement