Advertisement
Kegiatan Aktivis Dikonversi Jadi SKS, Mahasiswa UGM: Kontraproduktif
Advertisement
Harianjogja.com, Sleman—Universitas Gadjah Mada (UGM) saat ini tengah menggodok kebijakan konversi kegiatan aktivis menjadi Satuan Kredit Semester (SKS). Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni, Arie Sujito, optimis penggodokan ini akan rampung dan bisa diterapkan.
"Optimislah, nanti kalau sudah selesai akan dideklarasikan penerapannya," ucapnya kepada Harian Jogja, Selasa (9/8/2022).
Advertisement
Dia mengatakan penyesuaian sistem baru ini untuk rekognisi aktivitas. Sehingga menumbuhkan kreativitas cerdas dan akademik. "Ini sistem lagi digodok untuk menjadi bahan kebijakan," lanjutnya.
Sementara Rektor UGM Ova Emilia belum berkenan memberikan tanggapan mengenai rencana penerapan kebijakan baru ini dan meminta menanyakan langsung ke Bidang Kemahasiswaan. "Kontak ke Pak Arie Sujito [Bidang Kemahasiswaan] langsung ya," ucapnya singkat.
BACA JUGA: 8 Perguruan Tinggi Sepakat Bareng-Bareng Rumuskan Kurikulum
Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM Bidang Analisis dan Pergerakan, Aditya Halimawan, mengatakan aktivisme mahasiswa secara kontemporer tidak hanya turun ke jalan, namun juga melalui pemberdayaan hingga pengadaan platform edukasi.
Menurutnya, jangan sampai rekognisi menghilangkan esensi dari prinsip advokasi yang berangkat dari kesukarelawan dan keresahan. Bukan berangkat dari motivasi memenuhi SKS atau kewajiban akademik semata.
"Seharusnya coba dibuat ruang diskusi dengan mahasiswa maupun pendahulu yang aktif di dunia aktivisme agar bisa menghasilkan gagasan kebijakan yang ideal," jelasnya.
Mahasiswa Ilmu Politik dan Pemerintahan yang juga aktif di Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BPPM) Balairung UGM, Bangkit mengatakan konversi aktivisme menjadi SKS ini kontraproduktif dengan esensi aktivisme.
Aktivisme mahasiswa menurutnya butuh gerakan yang kolektif, sistematis, dan berjangka panjang. Tapi gerakan semacam ini bisa terhalang oleh kebijakan konversi SKS.
BACA JUGA: Kolaborasi 77 Seniman Sambut HUT RI ke-77
"Bagi saya 'apresiasi' pada aktivisme mahasiswa bukan dilakukan dengan konversi SKS. Kalau mau mengapresiasi ya dengarkan tuntutan aktivisme mahasiswa itu apa, buka ruang dialog sebesar-besarnya, baik itu aktivisme di ranah mengkritisi kebijakan kampus atau nasional," jelasnya.
Apresiasi lainnya bisa diberikan dalam bentuk memperpanjang batasan lulus bagi mahasiswa. Karena masalah yang ingin dirampungkan melalui konversi ini adalah keterlambatan kelulusan mahasiswa yang terlibat aktivisme.
"Solusi dari masalah tersebut bagi saya justru adalah dengan memperlonggar batasan waktu lulus," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Kamis 25 April 2024: Hujan Lebat Sleman dan Gunungkidul
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Kamis 25 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Kamis 25 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Kamis 25 April 2024
- Terbaru! Jadwal KRL Solo-Jogja, Berangkat dari Palur Kamis 25 April 2024
Advertisement
Advertisement