Advertisement

Kliwon Pertama Bulan Suro, Abdi Dalem Nguras Enceh di Makam Raja Imogiri

Lugas Subarkah
Minggu, 14 Agustus 2022 - 05:47 WIB
Sirojul Khafid
Kliwon Pertama Bulan Suro, Abdi Dalem Nguras Enceh di Makam Raja Imogiri Sejumlah abdi dalem mengisi air ke dalam enceh dalam upacara Nguras Enceh, Jumat (12/8/2022). - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, Bantul—Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, pada Jumat Kliwon pertama Bulan Suro tahun ini, sejumlah abdi dalem yang bertugas di Makam Raja-Raja Imogiri menggelar upacara Nguras Enceh. Ribuan masyarakat turut hadir dan mengambil air dari enceh yang baru dikuras.

Enceh merupakan gentong berisi air yang berada di pelataran makam Sultan Agung Hanyakrakusuma atau Sultan Mataram ketiga. Upacara nguras enceh rutin dilakukan setiap tahun dan selalu dihadiri oleh ribuan masyarakat yang ingin mendapatkan air dari enceh.

Advertisement

Sesepuh Abdi Dalem Makam Raja-Raja Imogiri, RT Wirodipuro, menjelaskan upacara diawali dengan pengambilan siwur atau ciduk dari masjid di depan Makam Raja-Raja Imogiri, upacara Nguras Siwur dimulai pukul 07.00 WIB, Jumat (12/8/2022).

Sebelum upacara dimulai, seluruh abdi dalem mengawalinya dengan tahlil yang dipimpin olehnya. Setelah tahlil, para abdi dalem pun memulai menguras enceh, mengisinya dengan air dan membagikannya kepada masyarakat yang hadir dalam upacara itu. “Masyarakat ikut mengantri boleh,” katanya.

BACA JUGA: Siswa SD di DIY Dibekali Kemampuan Hadapi Bencana dengan Satriyo

Mereka yang datang pun sudah membawa botol dari rumah untuk diisi air enceh. Menurut kepercayaan, air tersebut dapat memberi kebaikan, seperti menyembuhkan penyakit, memberi kelancaran dalam belajar, pekerjaan dan sebagainya.

Ada sebanyak empat enceh yang terletak di pelataran makam Sultan Agung Hanyakrakusuma dan dikuras dalam upacara ini, yakni Nyai Danumurti dari Palembang, Kyai Danumaya dari Aceh, Kyai Mendung dari Turki, Nyai Siyem dari Thailand.

“Itu dulu kenang-kenangan dari kawan kerajaan. Dulu mau dibantu apa-apa tidak mau Sultan Agung. Kemudian meminta padasan. Untuk tempat air wudu dulunya. Lalu Sultan Agung meninggal, enceh diisi setiap setahun sekali,” ungkapnya.

BACA JUGA: Terdampak Kemarau, Dusun Kajor Bantul Dapat Pasokan Air

Nguras Enceh dilakukan setahun sekali, yakni pada Jumat atau Selasa Kliwon pertama di bulan Suro. Rangkaian upacara dimulai sehari sebelum pengurasan, yakni dengan mengirap siwur dari Kapanewon Imogiri menuju masjid Makam Raja-Raja Imogiri.

Adapun makna dari upacara Nguras Enceh ini adalah untuk membersihkan diri, hati dan pikiran dari segala keburukan. Tak heran banyak masyarakat yang turut hadir dan membawa air dari enceh ini agar mendapatkan kebaikannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement