Siswa SD di DIY Dibekali Kemampuan Hadapi Bencana dengan Satriyo

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Dinas Sosial DIY melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana) menggalakkan program Sahabat Tagana Junior Istimewa Yogyakarta (Satriyo) untuk membekali siswa SD tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana dan adaptasi terhadap kondisi bilamana berada di pengungsian.
Program ini merupakan pengembangan dari Tagana Masuk Sekolah (TMS), dengan menggandeng salah satu sekolah di Bantul, yakni SDN Bakulan, Kapanewon Jetis. Sebanyak 30 siswa dari kelas 3, 4 dan 5 ditunjuk menjadi Satriyo di sekolah tersebut.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
BACA JUGA: Penelitian: Air Hujan di Kota Jogja Tercemar Mikroplastik, Paling Parah di Tugu
Pengarah Satriyo, Budi Utomo Musdewanto, menjelaskan 30 siswa tersebut dilatih lebih tentang pengurangan resiko bencana dengan mengenal lingkungan sekitar terhadap potensi ancaman bencana, cara melindungi diri dan cara meminta tolong. Pelatihan diawali dengan penanaman kedisiplinan melalui pengenalan dasar baris berbaris dan yel-yel, kemudian menuangkan gambaran kondisi sekolah dan lingkungan ke dalam kertas serta mengenalkan rambu jalur evakuasi dan titik kumpul.
"Ada juga mengenalkan cara melindungi diri dan alat perlindungan diri. Mengenalkan cara meminta tolong dengan isyarat tubuh maupun dengan peralatan yang ada di sekitarnya. Mengenalkan berbagai piranti dukungan dalam penanggulangan bencana," ujarnya, Sabtu (13/8/2022).
Puncaknya adalah pelaksanaan simulasi bencana gempa bumi pada Sabtu (13/8/2022). Semua siswa melakukan simulasi dari belajar di kelas masing-masing, lalu terjadi gempa bumi, berlindung di tempat aman di dalam kelas, dan keluar kelas saat situasi aman.
Berbeda dengan kesiapsiagaan orang dewasa, anak-anak sebatas diarahkan untuk menyelamatkan diri sendiri terlebih dahulu, mendata teman-temannya dan meminta pertolongan bila diperlukan.
"Kami tidak membebani siswa SD untuk melakukan suatu tindakan. Intinya dia bisa menyelamatkan diri sendiri, membantu temannya dan bisa meminta tolong. Kalau yang SMP-SMA bisa ditambah penanganan pertolongan pertamanya," ungkapnya.
BACA JUGA: Berburu Kuliner di Sumbermulyo, Bantul? Ganjuran Food Court Saja
Program Satriyo diharapkan menjadi pemicu bagi sekolah untuk dapat menjaganya agar tetap berkelanjutan. Pelatihan terus-menerus dan regenerasi diperlukan karena bencana bisa terjadi kapan saja.
Guru Kelas 5 SDN Bakulan, Ani Rohayati, mengatakan program Satriyo sangat bermanfaat untuk para siswa. "Anak-anak menjadi tangguh, mandiri dan percaya diri. Semoga bermanfaat untuk kami dan menjadi sekolah yang tanggap bencana," kata dia.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Batal Gelar Piala Dunia U-20, Indonesia Berpotensi Rugi hingga Triliunan Rupiah
- Bisnis Penggemukan Ayam Kampung di Tangerang, Omzet Capai Jutaan Rupiah
- Kisah Inspiratif! Pulang Merantau, Pria Kendal Pasarkan Cobek hingga Kanada
- Berusia 200 Tahun, Ini Potret Masjid Jamii’ Jalaludin di Kemusu Boyolali
Berita Pilihan
Advertisement

Prakiraan Cuaca DIY, Kamis 30 Maret 2023: Siang Ini, Sleman dan Kota Jogja Hujan Petir
Advertisement

Deretan Negara di Eropa yang Bisa Dikunjungi Bagi Pelancong Berduit Cekak
Advertisement
Berita Populer
- Kapolres Kulonprogo Dicopot dari Jabatannya, Buntut Penutupan Patung Maria
- Pemda DIY Siapkan 3 Langkah untuk Kawal Pembayaran THR Tepat Waktu
- Danramil Rongkop Terlibat Kecelakaan di Jalan Imogiri, 1 Meninggal Dunia
- Tok! Pilihan Lurah di Gunungkidul pada 2024 Dipastikan Ditunda
- Tagihan LPJU Gunungkidul Nyaris Rp1 Miliar Per Bulan
Advertisement