Advertisement

Bukan Listrik, Ini Penyebab Paling Banyak Kebakaran di Kulonprogo

Catur Dwi Janati
Senin, 05 September 2022 - 21:27 WIB
Bhekti Suryani
Bukan Listrik, Ini Penyebab Paling Banyak Kebakaran di Kulonprogo Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO -- Lebih dari 20 insiden kebakaran terjadi di Kulonprogo tahun ini. Dari Jumlah tersebut mayoritas kebakaran berasal dari tungku api kayu milik warga. Ditaksir hingga Agustus  2022 ini, kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran di Kulonprogo telah mencapai lebih dari Rp1,5 miliar. 

Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Joko  Satyo Agus Nahrowi menerangkan kebakaran di Kulonprogo banyak dipicu oleh api dari tungku kayu. Di wilayah ini masih banyak masyarakat yang menggunakan kayu untuk memasak. Sayangnya saat memasak tungku kadang ditinggal dan acap kali menyulut terjadinya kebakaran.

Advertisement

"Yang sering terjadi itu di permukiman di rumah, jadi mereka itu yang di desa biasanya masak gula atau apa, kayunya merembet ke kayu tumpukan yang biasa terjadi seperti itu," terangnya dikutip pada Senin (5/9/2022).

Api yang merembet tidak segera diketahui lantaran tungku api ditinggalkan pergi. Saat kembali, api telah menyebar bahkan tak jarang telah membakar habis sebagian bangunan. 

BACA JUGA: Begal Payudara di JJLS Gunungkidul Ditangkap Polisi, Korbannya Tiga

"Jadi biasanya mereka melakukan aktivitas dengan kayu bakar tapi ditinggal pergi. Kasusnya sering sudah habis itu, karena di daerahnya di daerah terpencil tahu-tahu sudah ludes," ujarnya.

Kebakaran berpotensi makin parah jika struktur rumah terbuat dari kayu. "Kemungkinan aplikasi tungku itu merembet sampai ke kayu tumpukan dan biasanya rumah-rumahnya dari kayu, biasanya cepat merambatnya," tandasnya.

Dari fakta ini, kebakaran di Kulonprogo disebutkan Joko justru mayoritas terjadi di pedesaan Kulonprogo. Sementara di wilayah perkotaan, insiden kebakaran malah relatif minim terjadi. "Di daerah-daerah malah [yang terjadi kebakaran], yang di perkotaan jarang terjadi kebakaran," tegasnya.

"Biasanya itu aktivitasnya membuat gula jawa itu tapi biasanya ditinggal, salahnya ditinggal. Padahal kayunya panjang kemudian merembet, merembet ke benda yang lebih gampang terbakar, ya sudah ludes rumahnya. Itu seringkali terjadi seperti itu," tandasnya.

Berdasarkan data, Joko menyebut hingga Agustus 2022 ada 25 kebakaran yang terjadi di Kulonprogo dengan estimasi kerugian mencapai lebih dari Rp1,5 miliar. Insiden kebakaran tersebar di 10 Kapanewon. Kapanewon Pengasih menjadi wilayah paling banyak insiden kebakaran di 2022 dengan lima insiden, disusul Sentolo empat insiden, Wates empat insiden, Galur dan Nanggulan masing-masing tiga insiden, Kokap dua insiden, sementara Kalibawang, Lendah, Panjatan dan Temon masing-masing satu insiden.

Personil Damkar Kulonpogo, Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kulonprogo, Purwaka menegaskan bila tungku pembakaran atau luweng memang masih menjadi pemicu mayoritas sejumlah insiden kebakaran yang terjadi di Kulonprogo. Meski demikian beberapa insiden juga disebabkan oleh adanya konsleting listrik. 

Dalam upaya pemadaman api, Purwaka menuturkan minimnya sarpras dan personil damkar di Kulonprogo. "Kami kekurangan unit. Armada yang saat ini baru punya dua unit. Serta kekurangan personil damkar," tukasnya. (Catur Dwi Janati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement