Advertisement
Ini Pandangan Rektor UGM Soal Aturan Baru Seleksi Masuk PTN

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) membuat aturan baru seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Atas aturan baru ini, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Ova Emilia pun angkat bicara memberikan pandangannya.
Menurutnya, pendidikan tinggi untuk sarjana levelnya masih dasar. Dalam pembentukan pendidikan dasar ini masih terkotak-kotak dalam silo yang sangat tinggi dan tebal. Ova mencontohkan banyak sekali peran lulusan dokter umum yang bisa diambil. Misalnya menjadi manager Puskesmas, ambil posisi di Dinas Kesehatan, bisa menjadi praktisi, promosi kesehatan, dan lainnya.
"Dengan silo yang tinggi, menjadi mahasiswa itu tidak lentur mempelajari bidang-bidang lain. Ini yang telah dibuka dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)," ujarnya kepada Harian Jogja, Kamis (8/9/2022).
BACA JUGA: 1.500 Warga Sekitar Stadion Maguwoharjo Diundang ke Penutupan Porda/Peparda DIY 2022
Dengan adanya MBKM, maka perlu juga dilakukan penyesuaian dari ujian masuknya. Sehingga jalur masuk PTN akan dibuat lebih lentur dan fleksibel, namun bukan berarti tidak bermutu. "Seringkali kalau yang saya temui di lapangan, misalnya mahasiswa lulusan dokter, tapi jadi profesinya apa [berbeda]. Kok bisa kayak gitu, ternyata mungkin pada saat S1 ada potensi yang dia tidak kembangkan, padahal itu bakat dia," kata Ova.
Ini satu hal yang sangat disayangkan apabila belajar dikotak-kotakkan. Saat masih duduk di bangku SMA bisa jadi ada siswa yang mengambil jurusan Bahasa dan saat kuliah harus ambil jurusan yang sama. "SMA Bahasa, maka dia harus Bahasa, padahal pada saat SMA mungkin assesmentnya masih terlalu dini. Saya kira dengan ini memberikan fleksibilitas. Dan memungkinkan anak bangsa berkembang lebih optimal," jelasnya.
Saat ini UGM masih melakukan kajian bagaimana menyikapi aturan baru ini dan implementasinya di lapangan. "Kami kan tahu dari kebijakannya Dikbud itu, kalau ada perubahan saya melihat itu adalah kebijakan antisipasi yang lebih baik ke depan," paparnya.
BACA JUGA: Mulai Besok Pagi, Bansos BBM Akan Dibagikan untuk Warga Sleman
Ova mencontohkan lagi beberapa lulusan dokter justru menjadi peternak ayam. Dia menyayangkan hal ini karena biaya pendidikan tidak murah. "Maksudnya pendidikan itu kan mahal, artinya sayang banget dia ikuti itu tapi enggak happy, enggak passion terpaksa karena jalur dia, kami harus buat kebijakan baru, berfikir lebar," tuturnya.
Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim, menghapus sejumlah tes mata pelajaran yang diujikan dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Skema baru ini diterapkan setelah Nadiem meluncurkan program Merdeka Belajar Episode 22, Rabu (7/9/2022).
BACA JUGA: Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Terkuak, Partai yang bakal Deklarasi Koalisi dengan PDIP adalah Perindo
- Dibantu TMMD, Kahuman Klaten Bangun Jalan Beton Lintasi Bawah Tol Solo-Jogja
- Cegah LSD dan PMK, DKPP Surabaya Suntikan Vaksin ke Puluhan Ternak Sapi
- Suap di MA, Hakim Agung Prim Haryadi akan Dipanggil Paksa karena 2 Kali Mangkir
Berita Pilihan
Advertisement

Penjelasan Kemenku Terkait Tagihan Utang dari Jusuf Hamka Senilai Rp800 Miliar
Advertisement

Restoran Jepang Sajikan Mi yang Lebarnya Mencapai 12 Sentimeter, Begini Cara Memakannya
Advertisement
Berita Populer
- 6 Jemaah Calon Haji Gunungkidul Masih Menunggu Kloter Keberangkatan
- Ratusan Tukik Dilepasliarkan di Pantai Gua Cemara Bantul
- Dinkes Sleman Ingatkan Jamaah Haji Agar Tetap Pakai Masker hingga Pakai Sunblock
- Waktu Keberangkatan dan Jumlah Calon Haji di Kulonprogo Berubah
- Mentan Syahrul Yasin Limpo Bagi Tips ke Petani Gunungkidul Agar Tanaman Tumbuh Subur
Advertisement
Advertisement