Advertisement

Saatnya Sleman Memberdayakan Petani Milenial

Media Digital
Kamis, 15 September 2022 - 23:47 WIB
Budi Cahyana
Saatnya Sleman Memberdayakan Petani Milenial Danang Maharsa - Istimewa

Advertisement

SLEMAN—Belum lama ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman melantik kepengurusan sejumlah kelompok petani milenial. Pembentukan kelompok petani milenial ini merupakan bagian dari pelaksanaan program Kementerian Pertanian dalam usaha menjaga kelestarian usaha pertanian.

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, mengatakan petani milenial adalah petani yang berusia 19 tahun hingga 39 tahun, dan atau petani yang adaptif terhadap teknologi digital. Definisi tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian No.4/2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045.

Advertisement

"Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa hal utama yang membedakan petani milenial dengan petani biasa terletak pada karakternya yang adaptif terhadap teknologi digital," katanya, Rabu (14/9/2022).

Menurutnya, predikat milenial diterjemahkan dengan kemampuan memanfaatkan teknologi digital guna menunjang usaha pertanian, baik pada usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, maupun jasa penunjang. Artinya para petani milenial didorong menjadi penggerak kemajuan usaha pertanian secara luas dengan memanfaatkan teknologi digital.

"Teknologi digital harus dipahami dalam arti luas, bukan sekadar aplikasi pemasaran. Usaha hulu, usaha tani, dan agroindustry juga harus didukung dengan teknologi digital, termasuk pemanfaatan artificial intelligent (AI). Jadi para petani milenial tidak harus kotor dengan lumpur, sebab sangat mungkin pekerjaan kotor sudah digantikan robot," katanya.

Petani milenial bekerja tidak hanya mengandalkan tenaga fisik melainkan mengandalkan kemampuan otak. Mereka harus mampu membuat alur kerja yang detail dan rapi, kemudian menyusunnya dalam program komputer untuk selanjutnya mengintegrasikannya dengan alat, jaringan ataupun mesin.

"Dengan gambaran seperti itu maka upaya pemberdayaan petani milenial tidak cukup hanya dikerjakan oleh Pemkab. Apalagi hanya digarap sendirian oleh Dinas Pertanian. Diperlukan kerjasama semua dinas dan lembaga yang ada di Kabupaten Sleman, dan diperlukan kerjasama dengan mitra di luar Pemkab," ujarnya.

Oleh karena itu, kelompok petani milenial perlu bermitra dengan perguruan tinggi, lembaga riset, dunia usaha, dunia industri, lembaga swadaya masyarakat, dan lain-lain. Mitra dari perguruan tinggi tidak sebatas dari fakultas/jurusan pertanian melainkan juga dari bidang-bidang lain seperti biologi, kehutanan, pemrograman komputer, teknik mesin, dan lain-lain.

"Saya ingin mengajak para pengelola perguruan tinggi yang berlokasi di wilayah Sleman untuk berperan secara aktif dalam pemberdayaan petani milenial. Bisa dibangun kerja sama antara Pemkab Sleman dan perguruan tinggi dalam kegiatan riset, rancang bangun, rekayasa, maupun uji-coba berbagai teknologi dalam bidang pertanian," tuturnya.

Dalam spirit Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kata Danang, para pengelola perguruan tinggi perlu menjalin kemitraan dengan banyak pihak. Para mahasiswa sangat perlu diberi pengalaman riil dalam kehidupan nyata. "Di sinilah Pemkab Sleman membuka kesempatan yang luas untuk bermitra," katanya.

Mahasiswa, kata Danang, khususnya dari fakultas pertanian dan fakultas teknolgi pertanian, tidak perlu pergi jauh untuk mempelajari bidang pertanian dalam arti luas. Dia mengajak kalangan akademisi mampu manfaatkan potensi yang ada di Sleman. "Berinteraksilah dengan para petani Sleman. Curahkanlah ilmu, pengetahuan, teknologi, dan sumberdaya yang lain untuk turut serta memajukan Sleman. Mari berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Sleman," katanya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement