Advertisement

Promo November

Terumbu Karang Dipelihara di Akuarium Rumahan, Kenapa Tidak? Komunitas Ini Buktinya

Lajeng Padmaratri
Sabtu, 17 September 2022 - 07:27 WIB
Arief Junianto
Terumbu Karang Dipelihara di Akuarium Rumahan, Kenapa Tidak? Komunitas Ini Buktinya Anggota JRC berfoto bersama saat gathering, beberapa waktu lalu. - Istimewa/JRC

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA — Hobi memelihara ikan air tawar di akuarium mungkin sudah biasa. Namun, tidak banyak yang menekuni hobi merawat terumbu karang di akuarium air laut. Lewat komunitas bernama Jogja Reef Community (JRC) mereka bergabung dan saling bertukar ilmu.

Komunitas yang menjadi wadah para penghobi akuarium air laut (reefer) tersebut sudah berdiri sejak 2013. Misi utama mereka ialah sebagai tempat untuk berbagi ilmu dalam merawat terumbu karang dan ikan-ikan cantik di dalam akuarium air laut.

Advertisement

Ketua JRC Andreas Bintang Persada menuturkan sekitar 60 reefer atau penghobi akuarium air laut di Jogja bergabung di komunitas ini. Berbagai pengalaman dan cerita mendasari para anggota menekuni hobi ini hingga memutuskan bergabung dengan komunitas JRC. "Komunitas ini awalnya dibentuk oleh penghobi akuarium air laut yang pada ngumpul, baru benar-benar jadi komunitas karena pengin anggotanya bisa lebih maju lagi dengan sharing ilmu," kata Andreas ketika ditemui Harianjogja.com, Rabu (7/9/2022).

Andreas pun terbilang baru menekuni hobi ini, tepatnya sejak 2020. Saat itu, Andreas mengaku tidak sengaja masuk ke toko akuarium khusus biota laut di daerah Gejayan.

BACA JUGA: Hamil di Luar Nikah Jadi Penyebab Utama Perkawinan Anak di DIY

Awalnya, dia berniat membeli ikan hias  air tawar yang biasa dijual di banyak toko. Namun, karena salah masuk toko, dia justru tertarik dengan keindahan terumbu karang yang dijejerkan di kotak-kotak kaca di toko itu. Tanpa pikir panjang, Andreas pun memutuskan untuk mencoba membuat akuarium air laut di rumahnya. Salah satu faktor pemicunya lantaran terlintas memorinya dengan pengalaman menyelam di sejumlah perairan di Indonesia.

"Waktu diving dulu sih cuma senang ya, tetapi enggak terpikir bahwa ada hobi akuarium air laut. Pas di toko itu, saya jadi tertarik karena ingat pengalaman diving. Memang jadinya kami bawa laut ke rumah lewat hobi reefer ini," kata dia.

Namun, merawat terumbu karang dan ikan air laut rupanya tidak semudah kelihatannya. Berbagai kendala datang seperti ikan-ikannya yang tiba-tiba mati, maupun terumbu karangnya yang tidak tumbuh seperti yang ia harapkan.

Andreas pun mencari tahu mengenai cara perawatan akuarium air laut. Pencarian itu justru membawanya untuk bergabung dengan JRC. Di JRC, para reefer bisa saling berbagi ilmu mengenai perawatan terumbu karang. Secara berkala, mereka mengadakan gathering sebagai sarana berkumpul dan berbagi wawasan.

Selain itu, lanjut Andreas, JRC juga beberapa kali menggelar kontes untuk anggota dan publik. Kontes itu bisa meliputi lomba fotografi maupun challenge lainnya. "Kami pernah mengadakan challenge merawat sunpolyp coral yang disediakan JRC. Koral jenis sunpolyp itu seharusnya mekar berbentuk matahari, tetapi itu susah banget, jadi kami jadikan tantangan kontes," kata dia.

Lebih Mudah
Selain penghobi, anggota JRC juga terdiri dari para seller atau penjual. Andreas menuturkan di Jogja ada beberapa toko akuarium yang menyediakan biota laut, bahkan air laut. Namun, persentase toko akuarium air laut ini tidak sebanyak toko akuarium air tawar.

Menurutnya, semua komponen untuk menekuni hobi akuarium air laut ini sudah bisa didapatkan di toko tersebut. Mulai dari terumbu karang hasil budi daya, ikan hias, air laut, nutrisi ikan, hingga perlengkapan akuarium seperti filter hingga lampu.

Akuarium air laut milik salah satu anggota JRC./Harian Jogja-Lajeng Padmaratri

Wakil Ketua JRC, Gilang Restu Aji menambahkan saat ini peralatan untuk menunjang hobi akuarium air laut sudah lebih banyak tersedia dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Dengan begitu, hobi ini bisa dijalani dengan lebih mudah selama mengetahui ilmunya. "Pemula mengalami gagal dulu itu kayaknya sudah pasti ya. Namun, harus tahu kebutuhan dan karakter setiap koral juga ikan itu apa aja, karena beda-beda," ujarnya.

Untuk memulai merawat terumbu karang di rumah, Gilang menuturkan bahwa yang paling penting ialah membuat ekosistem yang serupa di lautan dalam sebuah akuarium. Air, batu, dan sistem filtrasinya perlu dilakukan sirkulasi dulu selama 30-40 hari untuk membentuk ekosistem sebelum nantinya diisi koral dan ikan laut.

Selain itu, lampu merupakan komponen penting untuk akuarium air laut. Beberapa terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan kegiatan fotosintesis. Lampu yang digunakan dominan cahaya biru, sebab warna tersebut yang paling bisa mencapai kedalaman dasar air.

Dia juga menepis anggapan bahwa hobi ini terkesan mahal. Pasalnya, harga koral dan ikan hiasnya bisa disesuaikan dengan kantong masing-masing. "Bukan masalah harga koralnya berapa, tetapi gimana caranya mereka bisa tetap hidup di akuarium," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement