Atap Rawan Ambruk karena Dimakan Rayap, Dua SMP di Jogja Direnovasi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Jogja merenovasi dua atap bangunan sekolah yang guna mencegah potensi ambruk saat musim penghujan. Dua atap gedung yang berada di SMPN 1 dan SMPN 14 tersebut dinilai sudah tidak laik akibat dimakan rayap.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Jogja Hasyim mengatakan sekolah diimbau rutin mengecek kondisi bangunan dan peralatan mitigasi bencana memasuki musim penghujan ini. Kondisi gedung yang tidak laik mesti diperhatikan untuk mencegah timbulnya korban saat hujan dan angin melanda.
Advertisement
"Harapan kami seperti itu, sekolah rutin melakukan pengecekan di semua sudut bangunan yang ada di sekolahnya. Jangan sampai nanti ada kejadian misalnya, ada kelas yang runtuh ambruk," kata Hasyim, Minggu (25/9/2022).
Menurutnya, petugas masih rutin berkoordinasi dengan sekolah dan mengecek kelaikan bangunan. Kondisi tembok, plafon, genting dan atap ruangan kelas yang rentan harus ditindaklanjuti dengan perbaikan.
"Tahun ini ada di SMPN 14 dan SMPN 1 ada perbaikan di bagian atap, kalau tembok masih aman. Kalau atap dimakan usia. Rayap mempercepat kerusakan kayu," ujarnya.
Hasyim menyebut anggaran perbaikan sarana dan prasarana gedung oleh sekolah negeri bisa memanfaatkan anggaran sekolah. Atau jika belum memungkinkan bisa berkoordinasi dengan Disdikpora untuk segera diperbaiki. Sampai saat ini secara umum bangunan gedung sekolah di Jogja dinilai masih aman digunakan di masa musim penghujan ini.
"Secara umum di SMP sejauh ini kondisi aman, ada beberapa tiang penyangga sudah harus diperbaiki," ungkapnya.
Di sisi lain, guna mengupayakan mitigasi bencana di lingkungan pendidikan beberapa sekolah di Jogja juga telah dibentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang berkolaborasi dengan BPBD Jogja. Warga sekolah dilatih perihal manajemen bencana dan kesadaran untuk melakukan mitigasi.
"Ini program yang bagus karena beberapa sekolah itu bangunan lahan tidak begitu memadai dan ketika terjadi kebakaran sulit untuk mobil pemadam masuk, maka perlu edukasi," kata dia.
BACA JUGA: Hanya Bayar Rp12.000 per Bulan, Warga Desa di Kulonprogo Bisa Nikmati Listrik Tanpa Batas
Hasyim menjelaskan di beberapa sekolah kini juga telah terpasang jalur evakuasi, titik kumpul jika terjadi bencana dan alat pemadam api ringan (APAR) yang bisa jadi panduan dan digunakan guru serta murid jika sewaktu-waktu terjadi bencana seperti kebakaran, banjir, angin, maupun gempa bumi.
Kepala SMPN 1 Jogja Niken Sasanti mengatakan sekolahnya merenovasi satu atap ruangan bangsal. Menurutnya antisipasi terhadap bangunan yang tidak lagi laik pakai terus dilakukan. Apalagi dengan masuknya musim penghujan yang kadang disertai dengan angin kencang sehingga perlu kewaspadaan yang optimal untuk mitigasi bencana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
- Heroe-Pena Optimistis Kantongi 40 Persen Kemenangan
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Jumat 22 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
- Program WASH Permudah Akses Air Warga Giricahyo
Advertisement
Advertisement