Advertisement
Gelar Pertemuan di Jogja, Aktivis 98 Ingatkan Politikus Jangan Suka Bikin Gimmick
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Sejumlah aktivis 98 yang tergabung dalam Perhimpunan Muda Indonesia (PIM) menggelar pertemuan dalam diskusi bertajuk Polarisasi Politik dan Kemajuan Bangsa di Cangkir Bumi, Umbulharjo, Kota Jogja, Sabtu (1/10/2022). Pertemuan ini di antaranya mendiskusikan terkait pencegahan polarisasi menuju pemilihan pemimpin 2024.
Salah satu di antara sekian aktivis 98 yang hadir dalam pertemuan itu adalah John Tobing yang juga pencipta lagu Darah Juang.
Advertisement
Ketua PIM DIY Nanang Hartanto menjelaskan PIM dibentuk secara formal oleh para aktivitas 98 dari berbagai daerah di Indonesia sejak 2018. Pertemuan di Jogja digelar sekaligus diskusi kebangsaan menghadirkan sejumlah pakar politik hingga budayawan. Dalam prosesnya, para aktivis yang tergabung dalam perkumpulan ini diharapkan ke depan memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara. Sampai saat ini PIM sudah ada 17 provinsi dan rencananya akan terus dikembangkan ke seluruh provinsi.
"Kami bagian aktivis 98 ingin mendorong agar negara ini tidak selalu terjebak dalam polarisasi yang dapat menghambat kemajuan bangsa. Jika kontestasi selesai, maka sudah seharusnya bersatu kembali. Lewat pertemuan ini kami berharap ke depan memberikan kontribusi kepada bangsa," katanya di sela-sela diskusi tersebut, Sabtu (1/10/2022).
Baca juga: Prakiraan Cuaca DIY: Semua Kabupaten Hujan, Sleman Pakai Petir!
Ketua Umum Perhimpunan Muda Indonesia Yhodisman Sorata menilai polarisasi politik mulai terasa sejak 2014 dan semakin kuat. Bahkan sampai saat ini residunya masih terasa. Oleh karena itu ia ingin mengingatkan agar dalam berpolitik harus lebih santun dan berbudaya. Apalagi pada 2023 mendatang rangkaian Pilpres sudah mulai sehingga potensi polarisasi semakin kuat dan harus dilakukan pencegahan.
Jelang Pemilu 2024 polarisasi diperkirakan akan semakin meningkat. Oleh karena itu ia meminta kepada para politikus agar menghentikan tindakan gimmick politik. Berdasarkan pengamatannya saat ini banyak elite yang hanya suka gimmick ketimbang melakukan hal yang substantif. Menurutnya untuk mengukur keberhasilan seorang pemimpin bukan dari gimmick atau kemampuannya bermain di sosmed.
"Misalnya ada pejabat ini ada yang suka makan mie ayam di pinggir jalan, itu maksudnya apa. Misalnya memanen padi di tengah hujan, itu maksudnya apa, apa yang bisa dikontribusikan untuk masyarakat. Gimmick politik harus disetop," katanya.
Terkait kriteria pemimpin 2024 diharapkan ada tokoh yang mampu mempersatukan dan mencegah terjadinya polarisasi. PIM akan menyarankan kepada tokoh yang telah diusung parpol agar memiliki komitmen agar mempersatukan perbedaan terkait pilihan.
"Kami menggelar pertemuan ini di Jogja karena kota ini menjadi miniatur Indonesia menjadi simbol bersatunya masyarakat. sejak dulu Jogja selalu menjadi tempat berkumpulnya tokoh dan aktivis sejak era kemerdekaan. Harapannya dari Jogja bisa menyebar ke daerah lain," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Polisi Temukan 3 Proyektil Peluru di Jasad Wanita Korban Penembakan di Kapus Hulu Kalbar
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Duh, Desentralisasi Sampah DIY Mundur Lagi Menjadi Mei 2024
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Terus Jajaki Sejumlah Parpol jelang Pilkada 2024, Heroe Poerwadi Sebut Kantongi Nama Wakil
- Pemkot Jogja Bakal Tambah Kapasitas TPS 3R
- KPU Kota Jogja Siap Merekrut PPK-PPS untuk Pilkada 2024, Cek Caranya
Advertisement
Advertisement