Lukisan Karya Pejuang Kemerdekaan Dipamerkan di Benteng Vredeburg Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Puluhan karya lukisan bertema kisah perjuangan di masa kemerdekaan dipamerkan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta pada Rabu (12/12/2022). Menariknya dari sejumlah lukisan tersebut ada karya milik Sugeng Darsono yang juga pejuang kemerdekaan yang tergabung dalam Tentara Pelajar.
Lukisan 132x 111 cm tersebut menggambarkan sengitnya kontak senjata para Tentara Pelajar yang berlangsung di wilayah Prambanan, Sleman. Sebagaimana diketahui pada masa perang kemerdekaan, Sugeng Darsono tergabung dalam Brigade XVII TNI atau Tentara Pelajar. Ia terlibat sejumlah pertempuran dalam membela tanah air, mulai dari pertempuran di Rejodani, Sleman, pertempuran di Prambanan hingga pertempuran lima hari di Semarang. Setelah menjalani aktivitas sebagai pejuang, ia melanjutkan pendidikan ke Akademi Seni Rupa Indonesia pada 1957. Kecintaan terhadap seni lukis mampu menginspirasinya dalam menghasilkan karya yang turut dipamerkan.
Advertisement
"Bapak Sugeng Darsono ini menjadi pelaku sejarah karena ikut terlibat perang. Sehingga karya lukisnya mampu menggambarkan bagaimana kondisi pertempuran ketika itu. Salah satunya pertempuran di Prambanan yang melibatkan kontak senjata antara penjajah dengan Tentara Pelajar," kata Kepala Museum Benteng Vredeburg Suharja di sela-sela pembukaan pameran lukisan Goresan Tapak Tilas Perjuangan, Rabu (12/12/2022).
BACA JUGA: Aremanita yang Sempat Dijenguk Jokowi Meninggal, Korban Kanjuruhan Jadi 132
Pejuang kemerdekaan lain yang lukisannya dipamerkan adalah karya Frans Harsono yang juga anggota Tentara Pelajar. Sejumlah karyanya di antaranya pertempuran mencegat pasukan Belanda di Sungai Serayu yang menggambarkan sejumlah tentara menembaki tentara Belanda dari bawah jembatan. Selain Sugeng Darsono dan Frans Harsono pelukis lain yang karyanya turut dipamerkan adalah pendiri kelompok seniman sanggar bambu, Wardoyo.
Adapun lukisan lainnya adalah penyerangan Sultan Agung Hanyakrakusuma ke Batavia, l pertempuran laut Arafuru, pertempuran Kotabaru hingga lukisan perlawanan Pangeran Diponegoro. Suharja mengatakan gagasan utama pameran ini adalah mengkontekskan karya seni dengan perjuangan. Hal ini masih relevan sebagai pengingat bahwa siapa pun dapat memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara.
"Peristiwa perjuangan diubah menjadi berbagai tema lukisan yang sarat makna atau simbol perjuangan, sekaligus menyampaikan pesan penting tentang semangat perjuangan," ujarnya.
Kepala Sekolah Menengah Seni Rupa Yogyakarta Sihono menilai pameran lukis dengan tema pejuang kemerdekaan memberikan manfaat bagi pelajar maupun masyarakat umum yang gemar melukis. Bahwa melukis perang kemerdekaan bukan sembarang menggoreskan tinta namun harus melakukan riset lebih dahulu agar konteks visualnya tepat.
"Misalnya melukis pertempuran itu kan harus tahu senjata zaman dulu yang digunakan itu bentuknya seperti apa, baju pejuang seperti apa. Kalau ternyata senjata dilukiskan senjata modern kan tidak relevan," katanya.
Sihono mengatakan keberadaan seniman di masa perang kemerdekaan memang cukup erat. Oleh karena itu bermunculan pejuang ketika itu yang piawai melukis. "Karena kondisi ketika itu, sehingga seniman juga ikut berjuang," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Bantul Berlakukan Status Siaga Banjir dan Longsor hingga 31 Desember 2024
- 150 Kader Adiwiyata SMP N 3 Banguntapan Dilantik, Siap Bergerak Lestarikan Lingkungan
- Polres Bantul Kerahkan 228 Personel untuk Mengamankan Masa Tenang Pilkada 2024
- Terlapor Tak Datang Klarifikasi, Penelusuran Dugaan Politik Uang di Pilkada Jogja Dihentikan
- Spanduk Tolak Politik Uang Ramai di Sleman Jelang Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement