Sudah Turun Hujan, Rp45 Juta Sisa Dana Dropping Air Dikembalikan ke Kas Daerah

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – BPBD Gunungkidul memastikan penyaluran air bersih ke masyarakat sudah dihentikan sejak awal Oktober. Hal ini tak lepas dari curah hujan yang telah merata di seluruh wilayah di Bumi Handayani.
Kondisi ini berdampak terhadap penyerapan anggaran yang dimiliki. Kepala BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan, permohonan bantuan air diajukan masyarakat pada 30 September. Adapun memasuki Oktober permintaan sudah tidak ada.
Total sejak pertama kali melakukan dropping air sudah ada sebanyak 376 tangki yang disalurkan ke masyarakat. Bantuan ini diberikan ke sejumlah kapanewon seperti Purwosari, Tanjungsari, Paliyan, Rongkop, Saptosari, Panggang, Nglipar, dan Gedangsari.
“Tidak semua kapanewon mengajukan karena berdasarkan catatan yang masuk hanya ada di tujuh kapanewon,” kata Purwono, Rabu (19/10/2022).
Menurut dia, pengedropan air di masyarakat berhenti karena kondisi sudah memasuki musim hujan sehingga pasokan sumber yang dimiliki lebih banyak.
“Hujan sudah turun. Sesuai dengan pengalaman, maka saat hujan turun maka pelaksanaan droping akan dihentikan karena sudah tidak ada lagi permintaan,” ungkapnya.
Purwono menjelaskan, dari sisi anggaran, dana dropping air yang tersalurkan sebanyak Rp79 juta. Sisanya sebanyak Rp45 juta akan menjadi sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) 2022.
“Berhubung penyaluran bantuan sudah berhenti, maka sisanya akan dikembalikan ke kas daerah,” kata dia.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan, adanya fenomena kemarau basah berpengaruh terhadap pelaksanaan pengedropan air ke masyarakat. Pasalnya, penyaluran di 2022 tidak sebanyak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Sesuai dengan data dari BMKG, puncak musim kemarau di Gunungkidul terjadi pada Juli dan Agustus. Namun demikian, tidak semua wilayah yang menjadi langganan kekeringan meminta bantuan air bersih ke BPBD.
“Dropping [air] kami berikan ke masyarakat yang mengajukan permintaan secara resmi,” kata Sumadi.
Untuk sekarang sudah mulai memasuki musim hujan. Pihaknya sudah melakukan antisipasi terjadinya bencana di seluruh wilayah di Gunungkidul.
Menurut dia, upaya mitigasi dilakukan dengan menggelar apel kesiapsiagaan bencana dengan melibatkan lintas sektor. Selain itu, juga ada penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorologi.
“Kami juga sudah menyiapkan anggaran untuk penanggulangan bencana. Memang tidak banyak, tapi kalau ada bencana besar, bisa mengajukan tambahan lewat dana melalui Belanja Tak Terduga,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Bisa Dicoba! Ini 3 Wisata Air di Jogja Langsung dari Sumbernya
Advertisement
Berita Populer
Advertisement