Advertisement

Sudah Turun Hujan, Rp45 Juta Sisa Dana Dropping Air Dikembalikan ke Kas Daerah

David Kurniawan
Rabu, 19 Oktober 2022 - 16:47 WIB
Arief Junianto
Sudah Turun Hujan, Rp45 Juta Sisa Dana Dropping Air Dikembalikan ke Kas Daerah Mobil tangki air milik BPBD Gunungkidul saat meyalurkan bantuan kepada warga di Dusun Kwarasan Kulon, Kedungkeris, Nglipar. foto diambil beberapa waktu lalu. - Istimewa/ dok BPBD Gunungkidul

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – BPBD Gunungkidul memastikan penyaluran air bersih ke masyarakat sudah dihentikan sejak awal Oktober. Hal ini tak lepas dari curah hujan yang telah merata di seluruh wilayah di Bumi Handayani.

Kondisi ini berdampak terhadap penyerapan anggaran yang dimiliki. Kepala BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan, permohonan bantuan air diajukan masyarakat pada 30 September. Adapun memasuki Oktober permintaan sudah tidak ada.

Advertisement

Total sejak pertama kali melakukan dropping air sudah ada sebanyak 376 tangki yang disalurkan ke masyarakat. Bantuan ini diberikan ke sejumlah kapanewon seperti Purwosari, Tanjungsari, Paliyan, Rongkop, Saptosari, Panggang, Nglipar, dan Gedangsari.

“Tidak semua kapanewon mengajukan karena berdasarkan catatan yang masuk hanya ada di tujuh kapanewon,” kata Purwono, Rabu (19/10/2022).

Menurut dia, pengedropan air di masyarakat berhenti karena kondisi sudah memasuki musim hujan sehingga pasokan sumber yang dimiliki lebih banyak.

“Hujan sudah turun. Sesuai dengan pengalaman, maka saat hujan turun maka pelaksanaan droping akan dihentikan karena sudah tidak ada lagi permintaan,” ungkapnya.

Purwono menjelaskan, dari sisi anggaran, dana dropping air yang tersalurkan sebanyak Rp79 juta. Sisanya sebanyak Rp45 juta akan menjadi sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) 2022.

“Berhubung penyaluran bantuan sudah berhenti, maka sisanya akan dikembalikan ke kas daerah,” kata dia.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan, adanya fenomena kemarau basah berpengaruh terhadap pelaksanaan pengedropan air ke masyarakat. Pasalnya, penyaluran di 2022 tidak sebanyak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sesuai dengan data dari BMKG, puncak musim kemarau di Gunungkidul terjadi pada Juli dan Agustus. Namun demikian, tidak semua wilayah yang menjadi langganan kekeringan meminta bantuan air bersih ke BPBD.

“Dropping [air] kami berikan ke masyarakat yang mengajukan permintaan secara resmi,” kata Sumadi.

Untuk sekarang sudah mulai memasuki musim hujan. Pihaknya sudah melakukan antisipasi terjadinya bencana di seluruh wilayah di Gunungkidul.

Menurut dia, upaya mitigasi dilakukan dengan menggelar apel kesiapsiagaan bencana dengan melibatkan lintas sektor. Selain itu, juga ada penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorologi.

“Kami juga sudah menyiapkan anggaran untuk penanggulangan bencana. Memang tidak banyak, tapi kalau ada bencana besar, bisa mengajukan tambahan lewat dana melalui Belanja Tak Terduga,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement