Advertisement
Masuk Musim Hujan, Warga Gunungkidul Diminta Waspadai Serangan DBD

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Dinas Kesehatan Gunungkidul mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, saat musim hujan ada tren kenaikan kasus warga yang terjangkit.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan DBD merupakan penyakit musiman yang sering terjadi saat musim hujan. Hal ini tak lepas adanya genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk untuk berkembangbiak sehingga potensi serangan menjadi semakin tinggi.
Advertisement
“Penyakit ini banyak menyerang saat musim hujan. Jadi, harus diwaspadai,” katanya kepada wartawan, Kamis (20/10/2022).
Menurut dia, kewaspadaan sangat penting karena sepanjang 2022 sudah ada tiga warga Gunungkidul yang meninggal dunia karena terjangkit DBD. Pencegahan DBD bisa dilakukan dengan berbagai cara dan tahapan.
BACA JUGA: TRAGEDI KANJURUHAN: Pengawas Pertandingan Diam Saja Tahu Polisi Bawa Benda Terlarang, Kenapa?
Hal paling lazim dilaksanakan dengan menutup, menguras dan mengubur benda-benda yang bisa menjadi sarang kembang biak nyamuk. Selain itu, agar pencegahan dapat optimal harus ada satu orang pemantau jentik nyamuk.
“Kami akan terus lakukan sosialiasi dalam pencegahan agar penyakit DBD tidak terus bertambah,” katanya.
Dia menambahkan, agar upaya pencegahan maksimal, masyarakat diminta terus menjalankan pola hidup bersih dan sehat serta makan-makanan bergizi. Selain itu, juga rutin berolahraga untuk kesehatan.
“Kalau tubuh selalu bugar, maka potensi terserang penyakit menjadi berkurang,” katanya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Zoonosis, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas kesehatan Gunungkidul, Yuyun Ika Pratiwi mengatakan, tren penyebaran DBD mengalami kenaikan. Sebagai gambaran, tahun lalu hanya ada 189 kasus, sedangkan di 2022 ada 417 warga terjangkit.
“Naik dua kali lipat dibandingkan dengan kejadian di 2021. Sekarang masih bisa bertambah karena mulai memasuki musim hujan,” katanya.
Menurut Yuyun, berdasarkan kasus yang ada, pada saat musim hujan merupakan puncak dari serangan DBD. Sebagai contohnya, pada Januari lalu ada 139 kasus sehingga menjadi bulan terbanyak adanya kasus DBD di Gunungkidul tahun ini.
Adapun memasuki Juli terlihat adaanya penurunan kasus yang signifikan karena telah masuk musim kemarau. “Juli ada 36 kasus. Sedangkan Agustus-September diakumulasikan hanya 37 kasus,” katanya.
Menurut dia, pencegahan DBD sangat butuh partisipasi dari masyarakat agar kasus tidak bertambah banyak. “Terus dilakukan sosialisasi ke warga. Tapi, agar optimal masyarakat diminta untuk berpartisipasi dalam pencegahan,” katanya.
Kasus DBD di Gunungkidul
Tahun Jumlah
2019 576 kasus
2020 975 kasus
2021 189 kasus
2022* 417 kasus
*) Sampai 20 Oktober 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Presiden Prancis Emmanuel Macron Dituduh Pakai Narkoba Saat ke Ukraina, Ini Tanggapan Kantor Kepresidenan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Diduga Edarkan Psikotropika, Tiga Warga Dlingo Bantul Ditangkap Polisi
- Turnamen Terbuka Gateball Piala Walikota Jogja 2025 Ditutup, Malang dan Gunungkidul Raih Juara Satu
- Atlet Sleman Peraih Medali PON XXI Terima Tali Asih
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Senin 12 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Senin 12 Mei 2024, Berangkat dari dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
Advertisement