3 Kasus Gagal Ginjal Akut Ditemukan di Sleman, 2 Sembuh 1 Meninggal
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mencatat ada tiga kasus gangguan ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) di Sleman. Dari tiga kasus ini dua dinyatakan sembuh dan satu meninggal.
Kepala Dinkes Sleman, Cahya Purnama mengatakan tiga kasus yang ada di Sleman mulanya ditangani oleh RSUD Sleman, RS Hermina, dan Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM). Setelah ditangani semua pasien dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito.
Advertisement
"Dirujuk ke Sardjito dan ditangani ada satu yang meninggal, rujukan dari Hermina. Di Sleman hanya tiga, cek terakhir tiga belum ada tambahan. Alamatnya Prambanan, Godean, yang satu lagi kurang paham," ucapnya di Pendopo Parasamya Kabupaten Sleman, Jumat (21/10/2022).
Satu korban meninggal dari Sleman berusia sekitar sepuluh tahun. Akan tetapi menurutnya kebanyakan kasus gagal ginjal akut ini menyerang anak-anak di bawah enam tahun. Sejauh ini penyebab pasti meninggalnya pasien gagal ginjal belum ditemukan.
Investigasi dan pelacakan masih berlangsung karena tidak semua kasus gagal ginjal akut terkait dengan intoksikasi obat. Namun juga bisa terjadi akibat infeksi apalagi saat ini tengah musim hujan.
Baca juga: Ini Nama Lima Obat Sirup yang Berbahaya untuk Ginjal Anak Menurut Keterangan Resmi BPOM
"Leptospirosis kalau telat dalam penanganan juga akan muncul gagal ginjal akut ini dan jika tidak ditangani dengan baik akan berakibat fatal juga," jelasnya.
Sebagai langkah kehati-hatian, Dinkes Sleman meminta untuk sementara waktu tidak menggunakan obat dalam bentuk cair sampai investigasi selesai. Meski gudang farmasinya Sleman tidak ada sirop-sirop yang terindikasi.
"Yang terindikasi lima itu merek-merek dagang. Sejauh ini belum terindikasi aman alhamdulillah, ini juga termasuk di puskesmas. Saya tetap imbau untuk tidak diberikan dulu fasilitas pelayanan kesehatan sampai investigasi selesai," paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, imbauan sudah disampaikan ke fasilitas kesehatan di Sleman agar tidak menggunakan obat-obatan cair termasuk untuk apotek sementara waktu. Jangan gunakan dan edarkan obat-obatan yang sirup ini.
"Kami lebih hati-hati supaya anak-anak kita ini nanti lebih safe. Ini perlu kewaspadaan dari masyarakat kami coba dorong masyarakat mitigasi risiko," jelasnya.
Direktur RSUD Sleman Novita Krisnaeni mengatakan penanganan kasus gagal ginjal dilakukah baik secara preventif, promotif, dan kuratif akan dilaksanakan dengan penyediaan sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana. Dia menyebut untuk sementara tidak memberikan obat dalam bentuk sirup.
"Kepada pasien juga kami sampaikan terkait penyakit ini gejalanya, cara pencegahannya dan apa yang harus dilakukan oleh ibu-ibu ketika anaknya panas, batuk pilek dan diare," paparnya.
RS Rujukan Tipe B
Sebagai rumah sakit rujukan tipe B akan menerima rujukan pasien-pasien langsung dari masyarakat, rumah sakit, dan puskesmas, maka SDM spesialis anak disiapkan ada empat dokter.
"Edaran Kemenkes bahwa untuk penanganan kasus gagal ginjal akut pada anak meski RS tipe B tetap kami harus merujuk ke rumah sakit rujukan dalam hal ini RSUP Dr. Sardjito. Yang kami siapkan dokter kita mampu diagnosa penyakit tersebut dan kami rujuk ke RS rujukan gagal ginjal akut," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kejaksaan Tahan Panglima Komando Pertahanan Korsel, Diduga Terlibat Kudeta
Advertisement
Mingguan (Jalan-Jalan 14 Desember) - Jogja Selalu Merayakan Buku
Advertisement
Berita Populer
- Popularitas Diakui Warga, 2 Tersangka Jual Beli Bayi Jogja Ternyata Tak Punya SIP Bidan
- Minimarket di Paliyan Dibobol Maling, Karyawan Temukan Etalase Rokok Kosong
- Ini Dia Nama-Nama Pemenang Kompetisi Foto dan Videografi Sumbu Filosofi Jogja
- Belasan Kalurahan di Kulonprogo Dirancang Bersih Narkoba
- KTB Sudah Terbentuk di Semua Kampung, Tahun Depan Mulai Pembinaan
Advertisement
Advertisement