Menuju SDGs, Pakar Desak Penyelesaian Masalah Kesehatan & Nutrisi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Sejumlah pakar dari Asia Pasific saling bertukar gagasan terkait persoalan kesehatan dan nutrisi dalam konferensi internasional Asia-Pasific Partnership on health and Nutrition Improvement yang keempat (4th APHNI) di Jogja, Rabu (26/10/2022). Kegiatan ilmiah ini berusaha untuk berbagi ide dan gagasan menarik terkait penanganan kesehatan dan nutrisi yang menjadi syarat menuju pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Rektor Universitas Alma Ata Profesor Hamam Hadi menyatakan untuk menuju SDGs, penting untuk memastikan kesehatan individu, promosi kesehatan serta nutrisi yang baik untuk segala umur, dari dalam kandungan hingga lanjut usia. Artinya persoalan kesehatan dan nutrisi harus terselesaikan. Salah satunya berkaitan dengan penanganan stunting harus menyeluruh. Pada usia kehamilan, seorang ibu harus mendapatkan perhatian dan dalam keadaan sehat.
Advertisement
“Begitu juga saat anak sudah lahir, enam bulan pertama merupakan waktu yang penting untuk mencegah stunting, harus dijaga agar anak tidak sakit salah satunya dengan memberikan ASI eksklusif,” katanya dalam konferensi internasional.
Ahli gizi ini mengatakan persoalan yang sering terjadi adalah ibu tidak selalu bisa mendampingi bayi karena keperluan pekerjaan. Bahkan beberapa bayi dititipkan di tempat penitipan hingga keluarga seperti nenek. Oleh karena itu harus dipastikan bahkan anak tersebut mendapatkan pengasuhan dengan baik. Dalam penelitian yang pernah dilakukan kualitas asuhan orang jauh lebih jelek dibandingkan anak diasuh oleh ibu sendiri.
Baca juga: DIY Bakal Peroleh Alokasi Penawar Gagal Ginjal Akut dari Jepang dan AS, Kapan?
“Maka pengasuhan paling tepat adalah ibunya sendiri. Seorang ibu saat ini sudah diberikan hak yang lebih. Kalau saat ini cuti hamil tiga bulan, ke depan dengan UU baru, cuti hamil lebih lama lagi sehingga memiliki kedekatan dan interaksi anak lebih lama,” katanya,
Ketua Panitia Konferensi Muhammad Abdurahman Munir menambahkan melalui pertemuan ilmiah itu harapannya memperoleh berbagai masukan dari pakar tentang berbagai persoalan kesehatan khususnya stunting. Ia menilai perlu penyediaan dana kesehatan yang lebih efisien, sistem sanitasi modern serta kemudahan akses ke fasilitas pelayanan kesehatan dapat membantu dalam peningkatan mutu kesehatan. Berbagai strategi terus dikembangkan demi mempertahankan layanan kesehatan esensial.
“Oleh karena itu SDGs ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa kesehatan manusia di dunia ini sudah terjamin dengan baik, begitu pula di Indonesia,” ujarnya.
Peserta Konferensi
Negara lain yang ikut dalam konferensi di antaranya berasal dari ohn Hopkins University (USA), Universiti Kebangsaan Malaysia, Boromarajonani College of Nursing, Taipei Medical University, Prince of Songkla University serta Right to Food Malaysia (HADAM). Kemudian World Public Health Nutrition Association (WPHNA) yang terdiri dari bidang gizi, bidan, perawat, farmasi, kesehatan masyarakat dan administrasi rumah sakit.
“Kami berharap melalui pertemuan ini bisa mendapatkan suatu rumusan, rekomendasi terkait penanganan masalaha kesehatan untuk bisa diberikan ke pemerintah sebagia masukan untuk yang lebih baik,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Unik, Taman Sains Ini Punya Gedung Seperti Pesawat Ruang Angkasa
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Keberangkatan KRL Jogja-Solo dari 3 Stasiun Hari Ini, Sabtu, 30 September 2023
- Catat! Ini Jadwal dan Cara Beli Tiket KA Bandara YIA, Sabtu 30 September 2023
- Pengin ke Bandara Naik Bus DAMRI? Simak Jadwal dan Titik Berangkatnya di Sini
- Keliling Jogja Mudah dan Murah, Catat Rute dan Tarif Trans Jogja
- Top 7 News Harian Jogja Online, Sabtu 30 September 2023
Advertisement
Advertisement