Advertisement

Merawat Semangat Sumpah Pemuda di Sleman

Media Digital
Kamis, 27 Oktober 2022 - 23:47 WIB
Budi Cahyana
Merawat Semangat Sumpah Pemuda di Sleman Danang Maharsa - Istimewa

Advertisement

SLEMAN-Bulan ini bangsa Indonesia kembali memperingati hari Sumpah Pemuda, sebuah peristiwa penting dalam perjalanan sejarah bangsa. Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak dalam proses pembentukan kebangsaan Indonesia.

Pada 27-28 Oktober 1928, pemuda dari berbagai organisasi yang berasal dari seluruh penjuru Nusantara menggelar kongres di Jakarta. Pada akhir kegiatan mereka mengumandangkan ikrar Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa: Indonesia. Mereka berjanji untuk bersatu membangun landasan berdirinya sebuah negara, kemudian 17 tahun kemudian negara Indonesia berdiri setelah melewati perjuangan yang heroik

"Sekarang, 94 tahun sesudah peristiwa itu, apa yang bisa kita kerjakan? Bersyukur dan mendoakan arwah para pendiri bangsa? Sudah tentu hal itu kita lakukan," kata Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa saat ditemui, Rabu (26/10).

Meski telah berdoa, hal itu belum cukup. Syukur yang sebenar-benarnya yakni dengan merawat apa yang diwariskan para pendiri bangsa. “Bung Karno pernah menyebut, perjuanganmu [perjuangan kita saat ini] lebih berat karena musuh yang dihadapi adalah bangsa sendiri. Dulu, musuh yang dihadapi jelas yakni penjajah Belanda. Sekarang yang kita hadapi adalah musuh yang sulit dilihat secara fisik tetapi daya hancurnya luar biasa. Gempuran ideologi dan budaya asing dilancarkan melalui Internet sehingga langsung masuk ke relung-relung hati dan pikiran para pemuda," kata Danang.

Saat ini, dibutuhkan upaya untuk terus merawat spirit Sumpah Pemuda sesuai tantangan zaman. salah satu caranya dengan menyaring informasi dengan baik sebelum menyebarkan. Jika isinya menimbulkan perpecahan, maka jangan disebarkan. Selain itu, masyarakat harus selalu berpegang pada fakta dan akal sehat saat membaca informasi di media sosial.

"Cara lain yang dapat dilakukan adalah berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dengan demikian, kita bisa merawat semangat Sumpah Pemuda dan memupuk persatuan bangsa," katanya.

Dalam penggunaan bahasa Indonesia, dia membayangkan seandainya orang yang lahir, tumbuh dan dewasa di Sleman suatu waktu berkunjung ke Papua atau ke Sulawesi atau ke Aceh, tentu sangat sulit berkomunikasi dengan penduduk setempat. Dengan pelajaran bahasa Indonesia bagi semua siswa di seluruh Indonesia, maka orang dari suku Jawa tetap bisa berkomunikasi dan bersahabat dengan orang Batak, orang Dayak dan lainnya. Oleh karena itu, Danang mengajak masyarakat untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, sekaligus bangga berbahasa Indonesia.

"Contohnya, kita sudah mempunyai sebutan yang bagus untuk orang tua yaitu ayah dan ibu. Kenapa harus meminjam sebutannya bangsa asing dengan menyebut abi dan umi? Kita sudah punya sebutan yang khas seperti Anda atau kamu; kenapa harus mengatakan ente atau antum? Begitu pula dalam bahasa Inggris. Jika sudah ada ungkapan baku dalam bahasa Indonesia, kenapa harus sok Inggris?" kata Danang. (***)

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Data Pembeli LPG 3 Kilogram Capai 41,8 Juta

News
| Sabtu, 11 Mei 2024, 08:17 WIB

Advertisement

alt

Menilik Jembatan Lengkung Zhaozhou Tertua di Dunia

Wisata
| Jum'at, 10 Mei 2024, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement