Advertisement
Begini Contoh Sukses Pengelolaan Sampah di Jogja
![Begini Contoh Sukses Pengelolaan Sampah di Jogja](https://img.harianjogja.com/posts/2022/11/01/1116356/5118ff59-c421-4234-950a-7f45a54d951b.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Jogja, mengelola sampah dengan pembagian tugas yang jelas. Sampah anorganik dikelola oleh bank sampah, sedangkan sampah organik diolah oleh penggerak lingkungan.
Pembagian tugas tersebut meringankan pengelolaan sampah. Selain itu, manajemen pengelolaan sampah lebih terkendali dan dapat maksimal hasilnya. Gotong royong jadi semangat utama pengelolaan sampah di Kelurahan Giwangan.
Advertisement
Lurah Giwangan Dyah Murniwarini menjelaskan tata kelola sampah tersebut terbukti sukses. “Bisa disebut sukses karena bank sampah jadi aktif semua dan yang diurusi memang yang tidak bisa diurai atau diurus rumah tangga,” jelasnya, Senin (31/10/2022).
Dyah menjelaskan dengan pembagian tugas tersebut, pertanggungjawaban jadi lebih mudah dievaluasi. “Misalnya kalau ada tumpukan sampah anorganik, berarti ini tanggung jawab bank sampah, begitu juga sebaliknya,” katanya.
Pembagian tugas tersebut, jelas Dyah, dilakukan langsung oleh warga Kelurahan Giwangan. “Jadi karena berangkat dari mereka sendiri, tentu mereka jadi lebih giat dan bertanggung jawab,” ujarnya.
Sampah organik, lanjut Dyah, dikelola dengan menggunakan eco-enzym. “Nanti dijadikan beragam produk yang punya nilai tambah, misalnya buat makan maggot dan pupuk karena ada kebun juga kami,” jelasnya.
Penggerak Lingkungan Kelurahan Giwangan Slamet Haryanto menjelaskan partisipasi masyarakat jadi kunci pengelolaan sampah organik. “Kalau di Giwangan, kami berikan contoh nyata dan tawarkan keuntungan pengelolaan sampah yang baik,” katanya, Senin sore.
Yanto, sapaan akrabnya, menjelaskan keuntungan dari pengelolaan sampah yang baik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kami ada kebun kelengkeng, kolam ikan, dan ternak kambing, itu semua dikelola dengan memanfaatkan sampah organik,” ujarnya.
BACA JUGA: Pakar dari UGM Sarankan Sampah Berbayar Diterapkan di Jogja
Keuntungan pengelolaan unit-unit usaha tersebut langsung dimanfaatkan masyarakat. Keuntungannya melalui pengelolaan sampah organik. “Misalnya kebun kelengkeng. Kami menggunakan medium tanam yang semuanya dari sampah organik, dari pupuk sampai tanahnya,” jelasnya.
Tak melulu keuntungan ekonomi, jelas Yanto, keuntungan sosial juga diperoleh. “Misalnya kami buat biopori untuk sampah agar tersedia akses air yang baik, itu kan manfaat yang penting juga tapi tidak melulu ekonomi,” katanya.
Yanto berharap ada peran dari perguruan tinggi atas pengelolaan sampah di Jogja, khususnya di Kelurahan Giwangan. “Bukan hanya pengabdian, tapi berkarya bersama karena kampus juga menyumbang sampah sehingga penting juga kajian-kajian mereka untuk kami agar maksimal mengelola sampah," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/13/1204021/jalan-tol-5.jpg)
Ini Lokasi Jalan Alternatif Solo-Boyolali Dipasangi 28 Polisi Tidur dalam 1 Kilometer, Bikin Pengendara Tak Nyaman
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/11/1203856/innside.jpg)
Iftar Menu Nusantara dan Timur Tengah di INNSiDE Yogyakarta, Mulai dari Rp155.000
Advertisement
Berita Populer
- Cegah Keracunan Terulang, Semua Jasa Usaha Katering di DIY Diminta Kantongi SLHS
- Undang Wedding Vendor dan Media Jogja, INNSIDE by Melia Yogyakarta Launching Promo Buka Puasa Bertajuk Blissful Iftar
- GKR Mangkubumi Serahkan Serat Palilah untuk 44 Warga Kotabaru, Warga Merasa Tenang
- Larangan dan Hukuman Penjual Mihol secara Daring Dimasukkan Draft Raperda, Target Raperda Diketok Maret 2025
- Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 1446 Jatuh pada 1 Maret 2025
Advertisement
Advertisement