Advertisement

Perkuat Branding untuk Sebarkan Informasi Keistimewaan

Media Digital
Rabu, 02 November 2022 - 06:47 WIB
Jumali
Perkuat Branding untuk Sebarkan Informasi Keistimewaan Diskusi bertajuk Regol atau Rerasan Golek Solusi di Halaman Kantor Paniradya Kaistimewan DIY, Selasa (1/11/2022) malam. - Harian Jogja/Sunartono.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA -- Paniradya Kaistimewan DIY menggelar kegiatan format diskusi bertajuk Regol atau Rerasan Golek Solusi di Halaman Kantor Paniradya Kaistimewan DIY, Selasa (1/11/2022) malam.

Kegiatan ini mengangkat tema Penguatan Strategi Branding sebagai Bentuk Inovasi dalam Penyerbarluaan Informasi Keistimewaan ini diharapkan menjadi motivasi dalam memperkuat branding agar beragam program keistimewaan tersampaikan ke masyarakat.

Advertisement

Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho menjelaskan dalam melakukan branding program keistimewaan selalu berkolaborasi dengan lintas OPD. Selain itu publikasi ke masyarakat terus dilakukan secara berulang agar mengetahui berbagai program keistimewaan DIY. Selain sosialisasi secara tatap muka, lembaganya juga melakukan sosialisasi lewat online lewat YouTube Paniradya Kaistimewan. Melalui secara online tersebut berbagai informasi terkait keistimewaan dan dana keistimewaan bisa dilihat.

"Lewat YouTube ini semua aktivitas berkaitan dengan Danais bisa dilihat, bisa untuk rumah tidak layak huni, untuk showroom UMKM yang saat ini mulai tumbuh setelah diberikan bantuan keuangan khusus," katanya dalam kegiatan tersebut

Sosialisasi tatap muka pun tidak harus digelar secara formal, akan tetapi juga digelar secara informal. Ia mencontohkan dengan langsung datang ke desa wisata untuk bertemu dengan pengurus koperasi untuk mendiskusikan berbagai hal berkaitan dengan pengembangannya.

"Tetap ada yang formal tetapi juga ada yang informal. Dengan harapan sesuai dan bisa tepat sasaran," katanya.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi mengatakan branding keistimewaan dilakukan bersamaan dengan pengembangan koperasi dan UMKM di DIY. Proses branding secara terus menerus dilakukan melalui proses komitmen kolaborasi tidak hanya dari dinasnya saja tetapi melalui dukungan masyarakat akademisi dari OPD lain. Selama ini danais sudah banyak yang digunakan untuk pengembangan UMKM.

"Salah satunya branding terkait menaikkelaskan UMKM, kami branding begitu juga dengan koperasi. Salah satunya Sibakul, ini terus diuri-uri, branding ini memang harus melekat di internal kami juga, kalau internal saja tidak merasa membutuhkan branding itu ya susah," katanya.

Joko Mursito Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo dalam kesempatan itu mengatakan sejumlah program yang menggunakan Danais di Kulonprogo menggunakan branding. Dengan harapan mudah dikenal dan diakses oleh masyarakat. Salah satunya Sambanggo yang merupakan program mendatangi titik tempat wisata di kawasan pesisir dan pengunungan. Program itu memberikan manfaat bagi masyarakat terutama pengelola wisata karena dibantu berbagai program.

Ia mengatakan dengan adanya YIA dan ditetapkannya Borobudur sebagai destinasi wisata prioritas membuat Kulonprogo berupaya mengikuti perkembangan zaman. Mulai dari merombak Ripparda dengan visinya pariwisata kolaboratif berbasis budaya berkelanjutan dan berkelas dunia.

"Dengan demikian kami harus menyelesaikan segala sesuatunya kami selalu sosialisasikan visi kepada masyarakat. Kami membuat branding namanya Sambanggo, sambang Kulonprogo jadi itu lahir saat pandemi," katanya.

Pakar Branding dari ISI Jogja Fauzie Helmy menilai branding yang dilakukan oleh Pemda DIY berkaitan dengan keistimewaan sudah cukup inovatif. Beberapa di antaranya menggunakan nama unik yang berbasis budaya Jawa sehingga tetap melekat ada unsur budaya. Inovasi branding ini sejalan dengan banyaknya orang kreatif di Jogja dan menjadi kekayaan bagi Jogja untuk lebih maju dibandingkan kota lain. Di sisi lain, dukungan danais ini menjadikan ekosistem tersendiri untuk menjadikan berbagai sektor berjalan lebih lebih baik. Branding tidak bisa dilakukan sekali atau dua kali saja akan tetapi harus terus menerus, sehingga bisa melekat kepada seluruh elemen masyarakat.

"Misalnya di Kulonprogo ada Sambanggo, di Dinas Koperasi UKM ada Sibakul, kemudian ada Pak Raji dari Paniradya ini tidak bisa ditiru daerah lain. Kita lihat saat ini Sibakul akhirnya bisa diterima semua orang, begitu juga logo Danais. Dulu awal dilaunching tidak banyak orang tahu, tetapi ketika Danais ini menyasar kemana mana akhir perlahan mulai dikenal. Akhirnya ekosistem semua harus terlibat. Sehingga branding bisa diterima semua orang," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement