Advertisement

Memaknai Hari Pahlawan di Era Digital

Media Digital
Kamis, 10 November 2022 - 21:42 WIB
Budi Cahyana
Memaknai Hari Pahlawan di Era Digital Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa - Istimewa

Advertisement

SLEMAN - Bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan, Kamis (10/11/2022). Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa mengatakan terdapat empat peristiwa penting yang berkaitan dengan peristiwa 10 November 1945. Peristiwa pertama, pada Oktober terjadi peristiwa penting berupa keluarnya maklumat para kiai bagi para santri agar melakukan perlawanan terhadap penjajah.

"Berkat maklumat itu, para santri bergerak berjuang bersama mengusir penjajah Belanda. Peristiwa itu kemudian ditetapkan sebagai Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober," katanya, Rabu (9/11).

Peristiwa kedua munculnya semboyan Merdeka atau Mati. Semboyan ini dipetik dari Sumpah Pejuang Surabaya yang bunyinya, “Kedaulatan Negara dan Bangsa Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 akan kami pertahankan dengan sungguh-sungguh, penuh tanggungjawab bersama, bersatu, ikhlas berkorban dengan tekad: Merdeka atau Mati! Sekali Merdeka tetap Merdeka!”

Peristiwa ketiga, pidato Bung Tomo melalui radio yang membakar semangat para pemuda dan rakyat untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Adapun peristiwa keempat yakni perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato. Para pemuda Surabaya marah karena mengaggap Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia dan melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang sedang berlangsung di Surabaya.

Tak lama kemudian berkumpullah massa di hotel Yamato. Dilakukanlah perundingan antara perwakilan pemuda Surabaya dengan orang Belanda agar bendera Belanda diturunkan. Karena tidak tercapai kesepakatan, maka sebagian pemuda memanjat tiang bendera. Mereka menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan menaikan kembali ke puncak tiang bendera sebagai bendera Merah Putih.

"Rangkaian peristiwa sejarah itu memberi pelajaran kepada kita setidaknya dalam empat hal. Pertama, pemuda berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pemuda selalu mempunyai peran yang signifikan dalam setiap peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," kata Danang.

Hal itu sejalan dengan ungkapan Bung Karno yang menyatakan, “Beri aku seribu orang tua, akan kucabut Semeru; beri aku sepuluh pemuda maka akan kuguncang dunia.”

Terbukti, pemuda Surabaya tahun 1945 telah berhasil mengguncang dunia. Aksi ini menyadarkan dunia internasional bahwa yang terjadi di Hindia Belanda adalah perlawanan terhadap penjajahan, bukan sekadar penyerangan oleh gerombolan pangacau.

"Kedua, rangkaian peristiwa Oktober-November 1945 membuka kesadaran kita, para santri dan kiai memiliki andil besar dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan," katanya.

Ketiga, masyarakat menjadi sadar perjuangan mempertahankan kemerdekaan bukan semata-mata monopoli golongan tertentu. Perjuangan kemerdekaan dilakukan oleh seluruh lapisan dan golongan masyarakat, sesuai kondisi dan kemampuan masing-masing.

Keempat, dengan melihat peran Bung Tomo masyarakat mengetahui perjuangan kemerdekaan juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan sarana teknologi komunikasi. "Dengan demikian, di era digital saat ini, sudah semestinya kita memaksimalkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi untuk mengisi kemerdekaan yang sudah direngkuh oleh para pahlawan untuk memakmurkan rakyat," ujarnya. (***)

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement