Advertisement
Kepala DPAD DIY Raih Nugra Jasa Dharma Pustaloka

Advertisement
JOGJA–Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY Monika Nur Lastiyani meraih penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka kategori Pejabat Publik dari Perpustakaan Nasional RI pada acara Malam Apresiasi Gemilang Perpustakaan Nasional Tahun 2022 di Integrity Convention Centre (ICC) MGK), Kemayoran, Jakarta, Senin (14/11/2022).
Nugra Jasa Dharma Pustaloka merupakan apresiasi tertinggi dari pemerintah melalui Perpustakaan Nasional RI kepada masyarakat—baik perorangan, kelompok maupun lembaga—yang telah berhasil meningkatkan literasi dan kegemaran membaca secara aktif, efektif dan inovatif melalui pendayagunaan perpustakaan.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Selain Monica, pejabat publik lain yang meraih penghargaan serupa tahun ini Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Bupati Maros HAS Chaidir Syam, Bupati Sanggau Paolus Hadi dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Moh Hasan. Untuk kategori Lifetime Achievement diraih Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
“Terima kasih atas penghargaan yang diberikan. Ini hasil kerja bersama keluarga besar DPAD. Semoga keberhasilan ini dapat kita pertahankan dan dimaksimalkan dengan program dan kegiatan yang semakin dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat,” ungkap Monika seusai menerima penghargaan.
DPAD di bawah kepemimpinan Monika sejauh ini telah dan terus meningkatkan literasi dan kegemaran membaca masyarakat. Dari sisi koleksi buku tersedia 300 ribuan judul dengan 400 ribu eksemplar. Selain sudah meraih ISO 9001:2015 untuk Sistem Manajemen Mutu, banyak inovasi diciptakan. Di antaranya Sepatu Jolifa atau Sistem Perpustakaan Terpadu Jogja Library for All yang memberikan kemudahan akses perpustakaan. Keunggulannya, ada layanan silang kunjung dan pinjam buku antar perpustakaan melalui layanan silang pinjam yang menerapkan konsep Inter Library Loan (ILL) di tingkat provinsi.
Kemudian Aplikasi Ayok membaca (si Yokca). Melalui aplikasi ini masyarakat yang sudah menjadi anggota perpustakaan dapat melakukan penelusuran koleksi buku yang dicari dan jika ingin meminjam langsung mendaftar untuk kemudian dapat mengambil bukunya secara drive-thru.
Layanan kepada pemustaka/masyarakat tidak hanya dilakukan di Grhatama Pustaka Janti, tetapi juga Jogja Library Center (JLC) di Malioboro yang menyajikan koleksi koran/majalah tempo dulu. Ada pula konsep Rumah Belajar Modern (RBM) di Sewon dengan prinsip ‘’Membaca-Melihat-Melakukan’’ di mana masyarakat dapat mengimplementasikan kegiatan/pembuatan produk tertentu berdasarkan koleksi buku yang tersedia.
Khusus layanan ekstensi, DPAD menyediakan Pojok Baca di tempat-tempat umum, perpustakaan keliling ke sekolah-sekolah, perpustakaan paket buku ke panti, rutan dan komunitas. Ada pula kegiatan bedah buku, pelatihan menulis dan layanan perpustakaan digital.
Luar biasanya, sesuai tuntutan zaman, disediakan juga layanan Pemustaka Istimewa di mana anggota perpustakaan dapat meminjam buku hanya melalui aplikasi untuk kemudian bukunya diantar sampai ke rumah. Pengembaliannya pun tak perlu repot-repot karena petugas pengantar itu pula yang kelak akan mengambilnya ke rumah peminjam.
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menyebut pemberian penghargaan merupakan amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (SS KCKR) di mana negara harus memberi penghargaan terhadap siapa saja anak bangsa yang peduli terhadap perpustakaan.
‘’Nugra Jasa Dharma Pustaloka bukan sekadar seremoni, ini upaya mencerdaskan anak bangsa. Kita terus berjuang bergerak maju untuk memajukan bangsa ini. Meletakkan pondasi kecerdasan dengan menghadirkan sebanyak informasi-informasi baru," katanya.
Syarif Bando menegaskan budaya baca bangsa Indonesia sebenarnya tinggi, namun kurangnya bahan bacaan membuat 1 buku di Indonesia ditunggu oleh 90 orang. Padahal Standar UNESCO tiap orang membaca tiga buku baru tiap tahunnya. Kurangnya bahan bacaan secara langsung telah ikut membuat tingkat literasi juga rendah.
"Di sinilah peran perpustakaan sebagai supporting untuk menyiapkan bahan bacaan minimal buku terapan/life skill yang disesuaikan dengan dibutuhkan masyarakat," jelasnya.
Selain kategori Pejabat Publik masih ada 7 kategori lain yakni tokoh masyarakat, pegiat literasi, media massa, jurnalis, pelestari naskah kuno, buku (pustaka) terbaik, dan lifetime achievement. (***)
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pengin Tinggal di Solo, Segini Tarif Rumah Susun di Tengah Kota
Advertisement

Ini Wisata Air di Wilayah Terpencil Gunungkidul yang Menarik Dikunjungi
Advertisement
Berita Populer
- Simak Stok Darah PMI DIY Awal April Ini
- Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Dilakukan Setelah Buka Puasa
- Bantul Bakal Kebanjiran 2 Juta Pemudik Lebaran 2023
- Belasan Motor Milik Remaja Pelaku Perang Sarung Disita hingga Lebaran
- Pembinaan Rohani Kristiani di Sleman Hadirkan Damai bagi Sesama dan Alam
Advertisement
Advertisement