Buku Cinta Dua Cahaya Membedah Suka Duka Bahtera Rumah Tangga
Advertisement
SLEMAN—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY menggelar bedah buku Cinta Dua Cahaya di Joglo Pawirosumarto, SlemanSenin (14/11/2022). Buku yang ditulis oleh Ida Nur Laila menceritakan kisah nyata dari penulis terkait kehidupan berumahtangga.
Anggota DPRD DIY Komisi D, sekaligus Pembedah Buku Sofyan Setyo Darmawan mengatakan buku ini menceritakan kisah nyata yang inspiratif, karena banyak yang bisa dicontoh. Buku ini cocok dibaca untuk orang yang sudah menikah dan belum menikah.
"Bagaimana ketika hadapi persoalan, bagaimana komunikasi dibangun, interaksi dengan mertua masing-masing dan orang tua masing-masing," ucapnya.
Melihat kondisi objektif saat ini, jumlah perceraian terhitung tinggi. Di DIY saja jumlah perceraian dalam satu tahun lebih dari 5.000 kasus. Menurutnya tidak semua perceraian buruk, namun biasanya ada bibit keretakan.
"Ini sudah fakta fenomena setiap tahun keretakan hubungan rumah tangga selalu ada dan dalam jumlah yang selalu banyak. Angkanya sangat memprihatinkan setiap tahun di DIY provinsi yang kecil dengan lima kabupaten ini lebih dari 5.000 pasang bercerai."
Buku inspiratif ini menurutnya bermanfaat untuk membangun ketahanan keluarga. Karena kadang-kadang orang yang belum menikah berekspektasi tentang pernikahan adalah yang indah saja, buku ini menceritakan memang ada keindahan dan sangat banyak, namun terkadang ada riak-riaknya seperti di lautan.
"Kisah-kisah di sini sangat adaptif, sehingga bisa memaknai berbagai peristiwa di rumah tangga," paparnya.
Sofyan mengibaratkan jika Indonesia adalah bangunan, maka rumah tangga ini adalah batu batanya. Sehingga perlu ditata dengan baik dan kokoh. "Dengan demikian kami bisa berharap bangunan besar rumah Indonesia kokoh, besar dan meninggi."
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Sleman, Suci Iriani Sinuraya menyampaikan dia sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca. Fakta yang ada selama pandemi adalah tingkat perceraian melonjak.
"Dan kebanyakan cerai gugat, artinya cerai yang dimintakan oleh pihak perempuan, perbandingannya 1:3. Lalu pernikahan anak usia dini meningkat, kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Kabupaten Sleman baik kekerasaan pada perempuan dan anak jumlahnya meningkat." (***)
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- PakNas Desak Penyusunan Kebijakan Pertembakauan Melibatkan Konsumen
- Kisah Ilustrator, Dari Banguntapan, Gundala dan Gojira Menyala di GBK
- Dinas Kebudayaan Gelar Malam Anugerah Kebudayaan dan Launching Aplikasi SIWA
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement