Advertisement
DIY Dikepung Bencana, Pemerintah Siapkan Skenario Siaga Darurat

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mengusulkan kepada Gubernur DIY untuk menetapkan status siaga darurat seiring bermunculan bencana akibat cuaca ekstrem di wilayah DIY.
Kepala BPBD DIY Biwara Yuswantana menjelaskan potensi bencana hidrometeorologi akan lebih banyak selama dua bulan ke depan. Karena berdasarkan rekomendasi BMKG curah hujan dengan intensitas yang tinggi dan cuaca ekstrem akan terjadi antara Januari hingga Februari 2023 mendatang. Oleh karena itu semua pihak, dari kabupaten kota sampai pada level kampung harus melihat potensi ancaman bencana sehingga dapat dilakukan antisipasi.
"Dalam berbagai kesempatan pertemuan kami selalu menyampaikan harus ada kesiapsiagaan kepada masyarakat, selain itu imbauan juga kami berikan lewat media sosial dan lainnya," katanya Rabu (30/11/2022).
Ia mengatakan seiring dengan banyaknya bencana dan cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini, BPBD DIY telah mengajukan kepada Gubernur DIY untuk menetapkan status siaga darurat. Status tersebut berarti DIY meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Dengan status itu pula, jika ada peristiwa bencana dan membutuhkan respons cepat sehingga dapat menggunakan anggaran biaya tak terduga (BTT) di APBD DIY.
"Penetapan siaga darurat ini sudah kami ajukan ke Bapak Gubernur kami sudah berkirim surat. Karena kabupaten lain sudah menetapkan siaga darurat," katanya.
Ia mengatakan pengajuan penetapan status tersebut dengan mempertimbangkan telaah situasi dan kondisi bencana yang terjadi di DIY. Selain itu menjadikan prakiraan dari BMKG sebagai rujukan bahwa menurut prediksi bakal terjadi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana.
BACA JUGA: Kasus HIV/AIDS Sleman Paling Banyak Tersebar di Depok dan Mlati
"Termasuk peristiwa bencana yang terjadi beberapa kali di kabupaten dan kota, ini menjadi alasan kami mengajukan penetapan status siaga darurat. Surat sudah kami sampaikan dan menunggu penetapan dari Bapak Gubernur," katanya.
Biwara mengatakan bencana banjir juga beberapa kali terjadi jadi di sejumlah di Gunungkidul. Hal ini disebabkan karena curah hujan yang tinggi, selain itu kemungkinan adanya problem resapan di sungai bawah tanah. Sehingga pada cekungan tertentu air tidak terserap. "Proses teresapnya air ini menjadi lebih lama, banjir tersebut pada akhirnya memang selesai atau hilang airnya tetapi proses lebih lama," ujarnya.
Dari sisi jangka panjang Pemda DIY berusaha meningkatkan kapasitas masyarakat dengan membentuk Kalurahan Tangguh Bencana dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dengan melibatkan banyak sekolah. Selain itu bekerja sama dengan perguruan tinggi memberikan pembekalan mitigasi kepada mahasiswa yang sedang menempuh KKN atau terjun ke lapangan.
"Berbagai media atau forum yang bisa kami pakai untuk sosialisasi mitigasi bencana itu tetap kami lakukan, berlangsung terus menerus, tidak hanya saat ini tetapi tahun depan dan selanjutnya," katanya.
BACA JUGA: Laptop Harga 6 Jutaan Terbaik, Mulai Axioo Mybook Hingga Acer Aspire
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Kuliner Unik, Restoran Ini Sajikan Ramen dengan Kutu Laut Raksasa
Advertisement
Berita Populer
- Hebat! RDTR Kawasan Sekitar YIA Terintegrasi dengan OSS, Ini Kelebihannya
- Ribuan Warga Serentak Minum Jamu Tradisional di Alun-Alun Selatan Jogja
- Begini Desain Erection Girder Tol Jogja Bawen untuk Selamatkan Aliran Selokan Mataram
- Pecahkan Rekor MURI, 1.000 Bibit Jintan Hitam Ditanam di Cangkringan
- Begini Akal Bulus Pelaku Mafia Tanah Kas Desa, Korban Dijanjikan Sertifikat HGB Bisa Diubah Jadi SHM
Advertisement
Advertisement