Pemuda di Bantul Ini Mengaku Korban Begal, Padahal Barangnya Digadaikan
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Polres Bantul memproses kasus dugaan laporan bohong alias fiktif yang dilakukan oleh mahasiswa asal Medan, Sumatera Utara, UM, 19. UM mengaku menjadi korban begal, padahal barang berharganya digadaikan untuk taruhan.
BACA JUGA: Polres Bantul Rotasi Sejumlah Pejabat
Advertisement
Kasi Humas Polres Bantul, Iptu I Nengah Jeffry Prana Widyana mengatakan kejadian laporan palsu tersebut bermula ketika petugas piket Polsek Kasihan mendapat laporan dari warga bahwa ada kasus pembegalan di wilayah Dusun Kersan, Kalurahan Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Sabtu (17/12/2022) malam, sekitar pukul 21.00 WIB.
“Korban dari kejadian tersebut adalah UM yang mengaku dibegal sehingga korban mengaku kehilangan satu unit sepeda motor Honda Scoopy, dua unit laptop, satu buah telepon selular, serta satu buah dompet berisi surat-surat pribadi,” katanya saat dihubungi Minggu (18/12/2022).
Atas laporan tersebut, petugas Polsek Kasihan melakukan olah kejadian tempat perkara (TKP), termasuk mencari rekaman kamera pengawas atau Circuit Closed Television (CCTV) di tempat korban mengaku dibegal.
Namun dalam proses penyelidikan itu petugas menemui kejanggalan. Akhirnya polisi menginterograsi intensif terhadap UM. UM kemudian mengakui tidak ada pembegalan. Laporan pembegalan tersebut sengaja ia buat.
“Setelah dilakukan interogasi secara intensif korban akhirnya mengakui bahwa kejadian pembegalan atau perampasan barang-barang tersebut sebenarnya tidak ada,” ujarnya.
Menurut Jeffry, berdasarkan hasil pemeriksaan korban, sepeda motor dan dompet ternyata disimpan oleh UM. Kemudian untuk dua unit laptop telah digadaikan, Senin (12/12/2022) dan Selasa (13/12/2022) di salah satu penyedia jasa gadai di Jalan Bantul, Mantrijeron, Jogja.
Masih dari hasil pemeriksaan, UM terpaksa berbohong lantaran membutuhkan uang setelah kalah taruhan piala dunia. Perbuatan UM tersebut diakui Jeffry agar mendapatkan rasa empati dan uang pengganti.
“UM tetap kami proses secara hukum untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Pelaku bisa saja dijerat Pasal 14 Ayat 1 atau Pasal 14 Ayat 2 UU RI Nomor 1 tahun 1946 tentang menyiarkan berita bohong,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
Advertisement
Advertisement