Advertisement

Promo November

6,6 Juta Wisatawan Ditargetkan Masuk ke Jogja Tahun Ini

Stefani Yulindriani Ria S. R
Senin, 02 Januari 2023 - 22:37 WIB
Bhekti Suryani
6,6 Juta Wisatawan Ditargetkan Masuk ke Jogja Tahun Ini Wisatawan bersiap menyewa ATV di Pantai Parangtritis, Rabu (28/12/2022). - Harian Jogja/Dwi Cahyanti

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA– Dinas Pariwisata (Dispar) DIY menargetkan wisatawan DIY mencapai 6,6 juta wisatawan selama tahun 2023, target tersebut lebih tinggi sekitar 430.000 wisatawan dari pada 2022. Untuk dapat mencapai target tersebut, Dispar DIY berusaha meningkatkan layanan destinasi wisata serta mengembangkan destinasi wisata yang diprediksi akan jadi tren. 

Berdasarkan data dari Dispar DIY, target wisatawan tahun 2022 ada 35.774 wisatawan mancanegara, dan 6.130.000 wisatawan domestik. Sedangkan tahun 2023, Dispar DIY menetapkan target ada 37.563 wisatawan mancanegara dan ada 6.559.100 wisatawan domestik. Dari data tersebut, target wisatawan tahun 2023 mengalami kenaikan 1.789 wisatawan mancanegara, dan 429.100 wisatawan domestik. 

Advertisement

Kepala Bidang Destinasi Wisata Dispar DIY, Kurniawan menyampaikan wisata pantai masih menjadi favorit untuk Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, dan Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan untuk Kota Jogja destinasi wisata favoritnya yakni area Malioboro, Gembira Loka Zoo dan Taman Pintar, dan destinasi wisata Kaliurang masih menjadi favorit wisatawan Kabupaten Sleman. 

Selama libur natal dan tahun baru (nataru), menurut Kurniawan, jumlah wisatawan di destinasi wisata favorit tersebut masih tinggi daripada destinasi wisata lainnya di kabupaten/kota di DIY. Namun, Kurniawan menyampaikan prediksi cuaca ekstrem selama tahun baru diduga membuat penurunan kunjungan wisatawan ke destinasi wisata tersebut. 

Hal yang sama juga disampaikan, Sekretaris Dispar DIY, Anita Verawati. “Di luar perkiraan, Bantul dan Gunungkidul memang banyak pantai, kemarin ada ramalan badai besar [prediksi BMKG terjadi hujan lebat hingga sangat lebat di DIY selama 25 Desember 2022-1 Januari 2023] sepertinya mempengaruhi kunjungan. Yang biasanya Gunungkidul macet kemarin tidak macet,” katanya, Senin (2/1/2023). 

Kurniawan menyampaikan, jumlah wisatawan di DIY pada 1 Desember 2022 lebih rendah daripada tahun 2021, namun dalam kurun 24-31 Desember 2022 jumlah wisatawan lebih tinggi dari tahun 2021. 

BACA JUGA: Deretan Poin Kontroversial di Perppu Cipta Kerja

Event malam pergantian tahun yang diselenggarakan tiap kabupaten di DIY menyebabkan sebaran wisatawan yang merata, tidak terpusat di Kota Jogja. “Di Kota tidak ada perayaan yang secara terbuka, tidak ada event, adanya perayaan indoor [perayaan malam tahun baru yang diselenggarakan hotel secara mandiri] di Hotel. Momen tahun baru lebih banyak di kabupaten. Jadi lebih menyebar ke luar kota, bisa dirayakan di kabupaten,” kata Kurniawan, Senin (2/1/2023). 

Meskipun begitu, Kurniawan mengakui banyak wisatawan yang tetap melangsungkan momen malam pergantian tahun di kawasan Malioboro dan Tugu Pal Putih.  

Rencana Pengingkatan di Destinasi Wisata DIY

Kurniawan menyampaikan sejumlah langkah perlu dilakukan Dispar DIY untuk meningkatkan layanan di tahun ini. Pengaturan kapasitas di destinasi wisata perlu dilakukan. Menurutnya, dengan mengatur kapasitas destinasi wisata, dapat mengantisipasi jumlah pengunjung yang melonjak drastis. Ia menawarkan langkah antisipasi dengan melakukan reservasi terlebih dahulu sebelum mengunjungi destinasi wisata. “Ini akan mempengaruhi manajemen pengelolaan di destinasi. Termasuk di retribusi, biar tidak menimbulkan kemacetan di destinasi wisata,” kata Kurniawan. 

“Kalau overload nanti menimbulkan kemacetan, kerumunan, ketidaknyamanan yang paling dikhawatirkan. Kalau wisatawan enggak nyaman, ya nanti dia tidak balik lagi. Harusnya menimbulkan kenyamanan, malah kontraproduktif nanti,” kata dia/

Selanjutnya, pembayaran cashless juga perlu dioptimalkan di destinasi wisata. Metode pembayaran tersebut mempercepat pelayanan di destinasi wisata. Kecepatan pelayanan pun akan menimbulkan kenyamanan bagi wisatawan di destinasi wisata tersebut. 

Selain itu, pengelola destinasi wisata perlu meningkatkan hospitality. “Mereka perlu dilatih lagi memberikan layanan yang ramah, yang baik bagi wisatawan. Kalau wisatawan bertanya tentang destinasi wisata, perlu dilayani dengan baik, tidak dibiarkan begitu saja. Sehingga pengetahuan mereka [pengelola destinasi wisata], layanan mereka perlu ditingkatkan,” katanya. 

BACA JUGA: Selama Nataru, Dua Kali Wisatawan Tenggelam di Parangtritis

Dikatakannya, DIY yang memiliki potensi bencana gunung meletus, gempa bumi, banjir, dan longsor pun perlu meningkatkan mitigasi kebencanaan di destinasi wisata. Ia mencontohkan, kejadian beberapa waktu lalu ada jeep yang terjebak di Kalikuning, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, ke depannya perlu diantisipasi. 

"Tidak hanya desa tangguh bencana, tapi destinasi tangguh bencana juga perlu diciptakan. Karena evakuasi dan sebagainya perlu disiapkan,” katanya. 

Kerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY diperlukan untuk mewujudkan rencana tersebut. “Biar Jogja yang terkenal sebagai tempat wisata bisa menciptakan rasa aman, walaupun daerahnya rawan bencana,” katanya. Rencana kerja sama dengan BPBD tersebut akan diusulkan dalam tahun ini. 

Upaya tersebut dilakukan, untuk meningkatkan length of stay atau lama tinggal wisatawan di DIY. Untuk itu, diperlukan pula kerja sama dengan beberapa instansi terkait, antara lain Dinas Kebudayaan DIY. Menurutnya, wisata budaya merupakan keunggulan DIY. Wisata budaya, dinilai tidak hanya menarik bagi wisatawan domestik, namun juga mancanegara. 

Adapun event budaya yang diselenggarakan di desa/kampung wisata pun diprediksi akan menjadi tren di tahun ini. “Itu kayaknya akan jadi tren, ada kombinasi antara budaya desanya dan produk UMKM,” Katanya. 

Menurutnya, perbedaan budaya dan tradisi antara daerah asal wisatawan terutama yang tinggal di kota besar dengan tradisi di desa/kampung wisata menjadi keunikan tersendiri. “Ada keunikan tersendiri mungkin, mereka [wisatawan mancanegara] melihat sajian event budaya,” kata Kurniawan. 

“Itu jadi daya tarik tersendiri, menikmati hidup di udara segar, seperti di desa ada tradisi serta pertunjukan yang berbeda. Itu potensi untuk kita kembangkan di tahun depan,” katanya. 

Selama tahun 2022 pun telah ada 153 desa/kampung wisata di DIY. Kurniawan menyampaikan, potensi tersebut akan dikembangkan lebih lanjut di tahun ini. Dengan pengembangan desa/kampung wisata dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement