Advertisement
Perbaikan Jalan Menuju Destinasi Wisata Srikeminut Tunggu Rekomendasi Pakar

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menyatakan tidak ingin terburu-buru dalam memperbaiki jalan ambles di Kedungmiri, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Bantul. Bupati masih menunggu rekomendasi pakar dari Universitas Gadjah mada (UGM) dalam memperbaiki jalur menuju destinasi wisata Srikemenut tersebut karena kontur tanah yang rawan ambles.
Menurut Bupati, jalan ambles di Kedungmiri, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Bantul, itu sudah sering terulang, bahkan lebih dari tiga kali ambles dan lebih dari tiga kali perbaikan yang menyedot banyak anggaran. Sehingga Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPKP) diminta tidak terburu-buru membangun lagi jalan tersebut.
Advertisement
BACA JUGA : Baru Diperbaiki, Jalan Srikeminut Ambles Lagi, Begini
“Kami minta Dinas PUPKP sudah jangan terburu-buru, nanti tidak tepat lagi,” katanya, Sabtu (7/1/2023). Jalan menuju objek wisata Srikemenut yang amblas sepanjang 50 meter pada Kamis (29/12/2022) lalu itu semakin mengkhawatirkan. Retakan jalan yang kemudian disusul ambles kian terlihat menganga dan cukup berbahaya jika di lewati kendaraan, meskipun sepeda motor.
Sejumlah pihak menduga ada aliran air bawah tanah yang membuat jalan tersebut ambles. Sebab jalan tersebut sering diperbaiki namun kembali ambles. Karena itu untuk membangun kembali jalan itu perlu kajian khusus yang melibatkan para pakar. Halim mengaku sampai saat ini masih menunggu rekomendasi pakar geologi, geografi, dan teknik sipil dari UGM yang sudah meninjau lokasi beberapa waktu lalu.
Para pakar tersebut akan bekerja selama dua pekan. “Para pakar nanti akan ngebor jalan sedalam 30 meter untuk mengetahui ada apa di dalamnya? Apakah ada sungai bawah tanah yang terus menggempur tanah. Maka, saya minta DPUPKP tidak tergesa-gesa [membangun jalan] nanti tak tepat lagi,” ujarnya.
BACA JUGA : Jalan Wisata Srikeminut Bantul Ambles, Lurah Sriharjo Minta
Menurut Halim, jika memang hasil kajian itu nantinya membangun kembali jalan di tempat semula tidak tepat, maka ada kemungkinan untuk menggeser terase jalan atau membuat jembatan di jalur tersebut agar gerakan tanah tidak mengganggu. “Kalau itu harus dilakukan ya apa boleh buat?” ucapnya.
“Bagaimana lalu-lintas masyaraka? Ya kita buatkan jalan alternatif meski tidak bisa dilalui mobil. Ya memang harus sabar masyarakat. Makanya saya putuskan jangan dibangun lagi, kalau rusak lagi malah repot. Ini kan sudah berkali-kali kejadiannya,” tandas Halim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Danantara Bidik Industri Media dan Hiburan untuk Tambah Penerimaan Negara
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Bantul Targetkan Bangun 120 Kilometer Jalan Desa Setiap Tahun
- Gunungkidul Raup Rp214 Juta dalam 2 Hari Kunjungan Wisatawan, Destinasi Pantai Tetap Jadi Favorit
- Catat! Ini Jalur Trans Jogja, Melewati Tempat Wisata, Rumah Sakit dan Kampus
- Di Kulonprogo, Ditemukan Banyak Calon Penerima BSU Rekeningnya Tidak Aktif
- Top Ten News Harianjogja.com Senin 30 Juni 2025: Kunjungan Wisatawan, Impor Sapi hingga Muhammadiyah Bencana Buka Bank Syariah
Advertisement
Advertisement