Advertisement
Ratusan Penjual Jajanan Sekolah di Sleman Ditandai Stiker
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman melakukan pengawasan pada pedagang makanan, khususnya di sekolah untuk mencegah penjualan makanan yang tidak sehat. Bentuk pengawasan yang dilakukan mulai dari pengorganisasian hingga pemberian stiker bagi pedagang yang sudah diperiksa.
Sub Koordinator Kelompok Substansi Farmasi dan Kesehatan Makanan Minuman Dinkes Sleman, Gunanto mengatakan pengorganisasian dilakukan dengan mendata pedagang sekaligus membentuk asosiasi pedagang, baik tingkat kapanewon dan kabupaten. Dinkes juga melakukan pendampingan pedagang dengan menggelar bimbingan teknis (Bimtek) keamanan pangan.
BACA JUGA : Chiki Ngebul Bikin Bocah Masuk RS, Pemkab Bantul
Advertisement
Selanjutnya dilakukan juga inspeksi terkait aspek kebersihan dan sanitasi makanan, hingga melakukan uji sampling laboratorium makanan jajan. "Pemberian stiker terhadap pedagang jajanan yang telah diperiksa dan memenuhi syarat. Saat ini sudah ada kurang lebih 416 pedagang berstiker, tersebar di beberapa kapanewon," ucapnya kepada Harianjogja.com, Senin (9/1/2023).
Selama pengawasan dilakukan oleh Dinkes Sleman, kata Gunanto, memang masih ditemukan indikasi ketidakamanan makanan. Terakhir ada kasus keracunan jajan di salah satu Sekolah Dasar (SD) di kapanewon Mlati. Siswa SD di Mlati keracunan setelah makan telur gulung.
"Sementara terkait dengan makanan jajan ciki ngebul [imbauan Kementerian Kesehatan] di Sleman belum ada laporan khusus. Dan kami dalam upaya pemantauan," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, sudah ada tim koordinator pengawasan obat dan makanan Kabupaten Sleman dengan Surat Keputusan (SK) Bupati No.15/Kep.KDH/A/2020. Terdiri dari lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), di mana salah satu sasarannya adalah jajanan anak sekolah. "Kegiatan pengawasan makanan jajan juga didukung oleh puskesmas se-Kabupaten Sleman," lanjutnya.
BACA JUGA : Memilih Jajanan Anak Sekolah Aman dan Sehat
Kepala SD Negeri Sidorejo, Ustadiyatun mengatakan sekolah juga melakukan upaya-upaya pencegahan agar siswanya tidak jajan makanan tidak sehat. Sekolah memberi pembinaan kepada penjual kantin terkait jajanan sehat untuk anak-anak yang boleh dijual.
Siswa juga diberikan pemahamanan untuk membeli jajanan yang sehat. Kemudian sekolah menugaskan guru untuk mengontrol kantin dengan jadwal yang sudah dibuat oleh sekolah.
"Kami melakukan sidak ke kantin. Jika ditemukan jajanan yang tidak sesuai, dilakukan pembinaan pada petugas kantin. Bisa dari jenis makanan, kebersihan, dan lainnya. Setiap sabtu menjual makanan khas, makanan tradisional," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- 26 Pelaku Prostitusi Ditangkap Polres Klaten saat Operasi Pekat Candi 2024
- Menilik Kesuksesan Kaliwedi Sragen Kembangkan Agrowisata hingga Waterboom
- BPJPH Bersama Industri dan Designer Luncurkan Indonesia Global Halal Fashion
- MWA UNS Solo Bentuk Panitia Pemilihan Rektor Periode 2024-2029, Ini Susunannya
Berita Pilihan
Advertisement
Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Baznas Jogja Buka Booth di Pusat Keramaian, Permudah Masyarakat Bayar Zakat
- KAI Daop 6 Turunkan Paksa 11 Penumpang yang Nekat Merokok dalam Kereta
- Lokasi dan Waktu Penukaran Uang Baru di Jogja dan Sekitarnya, Berikut Caranya
- Simak Jadwal Pekan Suci 2024 Gereja Katolik di Jogja
- Rekomendasi Makanan Takjil Tradisional di Pasar Ramadan Kauman Jogja
Advertisement
Advertisement