Advertisement
KMT Projo, Guru Macapat Kraton Jogja Ciptakan Tembang Pesan Rumah Tangga Kaesang-Erina
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Menemukan makna hidup dalam macapat membuat Romo Projo konsisten menghidupi kesenian ini. Dinamisnya pesan dalam macapat membuat dia yakin apabila kesenian ini tidak akan punah. “Macapat tidak akan punah.”
Kalimat itu disampaikan Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Projosuwasono, seorang pamucal atau pengajar macapat di Karaton Nyagogyakarta Hadiningrat. Kalimat yang sepertinya tidak keluar dari ruang hampa. Macapat bisa saja kurang popular dibanding kesenian lain, tapi untuk punah? Romo Projo, sapaan akrabnya, tidak yakin macapat akan punah.
Advertisement
Berkenalan dengan macapat sejak kelas tiga sekolah rakyat atau usia sembilan tahun, membuat Romo Projo paham betul dinamika kesenian ini, terutama di Jogja. Konon, awalnya macapat hanya diperuntukkan untuk keluarga karaton. Seiring berjalannya waktu, abdi dalem mulai dibolehkan belajar macapat.
Memasuki era Sri Sultan HB VII, tidak hanya keluarga karaton dan abdi dalem, masyarakat umum juga bisa mengakses pembelajaran macapat. Pembelajaran macapat untuk masyarakat umum berada di rumah pamucal.
Tempat belajar sempat berpindah-pindah, termasuk di Jalan Rotowijayan, Mantrijeron, Jogja sejak 1960. Namun mulai Februari 2022, kelas macapat berpusat di Pendopo Pangurakan, bagian depan Museum Sonobudoyo, Jogja. Setiap harinya ada kelas.
“Saya belajar macapat di karaton sejak tahun 1986, saya dulu juga siswa di sekolah macapat. Lama-lama, mungkin oleh penghageng karaton dianggap saya mampu, terus ditunjuk untuk membantu mengajar,” kata Romo Projo, abdi dalem yang saat ini berusia 72 tahun.
Romo Projo mulai mengajar dan mengurus sekolah macapat Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat sejak tahun 1991. Sejak awal menjadi abdi dalem, Romo Projo fokus belajar macapat, tidak belajar kesenian lain.
Kecintaannya pada macapat lantaran penemuan filosofi yang Romo Projo anggap masih relevan sampai saat ini. Dalam macapat, dia mendapat banyak nilai-nilai luhur untuk pegangan hidup. Nilai-nilai ini termasuk dalam bentuk nasihat, anjuran, larangan, sampai analisis tentang hidup.
Salah satu contohnya naskah macapat susunan Putra Sri Sultan HB 7, Ki Ageng Suryomentaram. Dia memberi nasihat apabila orang hidup itu mempunyai ambisi, rasa senang, sedih, dan sebagainya. Itu sifat manusiawi. Dan semua perasaan itu sebagai pakaian hidup. Tergantung bagaimana mengelola dan memakainya.
Macapat juga menjadi cara untuk membaca doa dan sejarah. Doa dengan macapat utamanya sebelum masuknya Islam. Macapat dalam konteks sejarah merupakan catatan-catatan kejadian yang pernah berlangsung di masa lalu.
“Macapat juga bisa untuk sosialisasi pembangunan, itu yang dinamis sekarang,” kata Romo Projo di Jogja, Jumat (30/12/2022).
Melihat kandungan yang dalam dan bermakna ini, tidak jarang yang paham macapat merupakan orang-orang yang sudah dewasa. Sementara untuk anak-anak belum bisa menyerapkan secara maksimal. Romo Projo mengibaratkan macapat sebagai makanan, yang menjadi konsumsi bagi orang-orang dewasa. Sementara untuk anak-anak dan remaja masih dalam tahap pengenalan saja.
Konteks macapat sebagai pembacaan makna hidup, nilai luhur, sosialisasi pembangunan, sampai sejarah membuat penerapan bahkan isi macapat bisa tetap relevan sampai saat ini. Romo Projo banyak membaca sejarah masa lampau dari macapat. Dia juga berupaya mencatat sejarah hari ini untuk bisa dibaca generasi mendatang.
Dalam laptop Romo Projo, banyak lirik macapat yang dia tulis berdasarkan peritiwa penting bahkan sehari-hari. “Saya bisa nembang semua jenis macapat, tapi naskahnya diganti versi sekarang. Terakhir, naskah macapat untuk acara manten Mas Kaesang [anak Presiden Joko Widodo], saya buat tembang. Isinya menceritakan Mas Kaesang, mendoakan Mas Kaesang, menasihati orang yang berkeluarga,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Layak Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
- Uzbekistan jadi Lawan Garuda Muda di Semifinal setelah Kandaskan Arab Saudi 2-0
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Cara Membeli Tiket KA Bandara Jogja via Online
- Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 26 April 2024
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
Advertisement
Advertisement