Advertisement

2 Ternak Positif LSD, DKPP Bantul Tunggu Kedatangan Vaksin

Jumali
Kamis, 09 Februari 2023 - 10:27 WIB
Jumali
2 Ternak Positif LSD, DKPP Bantul Tunggu Kedatangan Vaksin Ilustrasi hewan ternak. - Harian Jogja/Catur Dwi Janati

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul masih menunggu kedatangan vaksin Lumpy Skin Disease (LSD) yang diajukan ke Kementrian Pertanian beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Pemkab Bantul Ajukan Vaksin LSD

Advertisement

Sebab, meski telah mengajukan vaksin untuk 3.500 ekor hewan, sampai saat ini DKPP Bantul belum menerima vaksin tersebut.

"Kami masih menunggu. Kami sudah kirimkan surat ke Kementrian Pertanian minta sebanyak 3.500 dosis untuk 3.500 ekor hewan. Akan tetapi, sampai saat ini belum turun," kata Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, Kamis (9/2/2023).

Joko mengaku sejauh ini sudah ada dua ekor hewan ternak milik kelompok peternak terinfeksi penyakit kulit yang disebabkan oleh virius LSD. Kedua hewan yang terinfeksi tersebut ditemukan di Kapanewon Piyungan dan merupakan ternak lama milik kelompok tani setempat.

Karena masih menunggu kedatangan vaksin, langkah yang dilakukan oleh DKPP Bantul saat ini adalah mengoptimalkan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya dan cara pencegahan penyakit LSD.

"Harapannya petani di kelompok itu menjaga kebersihan kandang, sanitasi sama pemberian makan yang baik," harap Joko.

Selain menjaga kebersihan kandang, DKPP Bantul juga mengoptimalkan pengawasan terhadap lalu lintas ternak. Ini dilakukan untuk memastikan hewan ternak di Bumi Projotamansari dalam kondisi sehat.

Menurutnya, sapi atau ternak yang terserang LSD juga menunjukkan beberapa gejala, yang paling umum adalah demam tinggi dan timbulnya benjolan-benjolan pada kulit ternak.

Penyakit yang menyerang sistem kekebalan hewan itu juga bisa ditularkan dari gigitan serangga penghisap darah, kontak langsung antar hewan, penularan dari induk kepada anak di dalam kandungan dan melalui air susu.Kemudian juga dari jarum suntik yang tidak steril, serta pakan atau air minum yang sudah tercemar ludah dari hewan yang terinfeksi.

Berbeda dengan PMK, Joko mengungkapkan, ternak yang terkena virus LSD juga bisa menghambat pertumbuhan daging, yang nantinya berpengaruh pada harga jual di pasaran yang menurun.

"Ini pengaruhnya hanya ke harga jual yang turun. Tidak seperti PMK," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

9 Daerah di Jateng Berstatus Tanggap Darurat Bencana, Pj Gubernur: Tingkatkan Kesiapsiagaan

News
| Selasa, 19 Maret 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement