Perempuan Ini Ajarkan Mencintai Tubuh lewat Yoga
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Perkenalan dengan yoga membuat Aprilia Setianingrum semakin mencintai tubuhnya. Dengan yoga pula yang dia getol mengajarkan kepada orang lain untuk menurunkan ego. Dengan begitu, setiap orang akan memiliki rasa kepedulian terhadap sesamanya.
Selama mengikuti program Teacher Training Course 200 hrs di India, Aprilia Setianingrum rutin bangun pukul 04.00 waktu setempat.
Advertisement
Sebelum mengonsumsi makanan, dia bersama 70 peserta lain akan minum air hangat dengan campuran garam beberapa gelas. Air itu nantinya dimuntahkan lagi, sebagai cara membersihkan lambung.
Setelah lambung, pembersihan berikutnya menyasar hidung. Aprilia memasukkan sejenis tali ke salah satu lubang hidung, yang akan ditarik melalui lubang hidung yang lain. Ini agar hidung bersih dan saluran pernafasan semakin baik.
Hanya butuh sepekan malakukan dua hal itu, Aprilia sudah merasakan manfaat yang luar biasa. Lebih plong dan kepala jadi enteng.
Mungkin belum ada kepikiran apabila Aprilia akan belajar yoga langsung dari tempat asalnya. Saat awal-awal tertarik pada 2014, dia baru mencari tempat belajar yoga di Jogja. Sayangnya, tempat yoga yang hanya berada di gym tidak sesuai ekspektasinya. Hanya sekadar olahraga, tidak lebih dari itu.
Petualangan dari gym ke gym membuat Aprilia semakin paham bukan yoga jenis ini yang dia cari, jenis yoga yang justru perlu membayar mahal dan terkesan eksklusif.
BACA JUGA: Tren Program Kebugaran yang Bakal Hits di 2023
Kala itu, sekali pertemuan antara Rp50.000 sampai Rp70.000. Belum lagi pamer pakaian sampai kendaraan antarpeserta yoga. Sepertinya beberapa orang hanya ingin yoga untuk kepentingan bergaya atau berfoto ria.
Aprilia ingin yang benar-benar yoga. Dari informasi yang dia dapatkan, ada salah satu pelatih yoga di resort yang berada di Bintan, Kepulauan Riau.
“Pada 2018 pindah ke Bintan, di sana ketemu guru yoga di resort tempat saya kerja, banyak mengobrol sama dia, ternyata satu visi, suka ngasih yoga secara free,” kata perempuan kelahiran Magelang, Jawa Tengah ini.
Sepekan dua kali, pelatih itu memberikan pelajaran dan praktik yoga. Salah satu poinnya, yoga bukan sesuatu yang harus dijual mahal dan eksklusif. Yoga semestinya dibagi untuk kebermanfaat umat manusia, dalam konteks menyehatkan badan dan pikiran.
Menyebarkan Yoga
Selepas membersihkan lambung dan hidung, kegiatan selanjutnya meditasi selama setengah jam. Dilanjutkan dengan minum teh herbal dan yoga selama tiga jam. Agenda cukup padat. Seusai yoga, peserta yang 90% berasal dari Eropa, sisanya berasal dari Indonesia, Taiwan, Korea, dan India kemudian berbaur.
Mereka saling bagi tugas membersihkan ashram, sebutan untuk tempat belajar. Ada yang memasak, membersihkan toilet, menyapu halaman, dan lainnya. Intinya semua harus saling melayani sesama manusia.
Mungkin pemupukan rasa untuk berbagi selama di India itu yang membuat Aprilia juga membuka kelas yoga di Indonesia.
Sepulang dari India, dia singgah di Bali untuk bekerja. Aprilia juga belajar tentang Hindu di Bali, sesuatu yang sama tetapi berbeda secara adat dan budaya dengan di India.
Pandemi Covid-19 membuat Aprilia kemudian pulang ke Magelang, bekerja di kafe tempat temannya. Dia mulai membuka kelas yoga dengan cuma-cuma. Bisa membayar, bisa juga tidak. Aprilia hanya ingin membagikan ilmu tentang yoganya.
“Suatu ketika bertemu Bu Sri, owner Kopi Kalasan, kami mengobrol. Biar enggak bosan pindah saja ke Jogja, kerja di Kopi Kalasan sekalian buka kelas yoga,” kata perempuan berusia 38 tahun itu.
Setiap ada orang yang menghubunginya untuk belajar yoga, Aprilia selalu siap. Selain untuk berbagi ilmu, dia juga senang ada yang menemaninya yoga, kegiatan yang memang rutin juga dia lakukan sendiri. Banyak yang tidak membayar lantaran Aprilia juga tidak mengatakan harus membayar.
Bagi pemula, Aprilia akan banyak berbagi tentang makna yoga. Tidak perlu memaksakan tubuh melakukan pose tertentu, apabila memang belum bisa.
“Kebanyakan orang mau belajar pose tertentu buat kebutuhan foto, update di medsos. Yoga bukan untuk itu. Ada juga yang nanya misal mau langsing gerakannya gimana, padahal yoga lebih general, lebih karena suka serta untuk kesehatan pikiran dan badan,” katanya, saat dihubungi Selasa (17/1/2023).
Pelatihan
Membersihkan ashram dan menyiapkan makanan selesai. Seluruh peserta menyantap makanan vegetarian bersama. Agenda masih banyak. Mereka masih ada kelas filosofi dan sejarah yoga berdasarkan patanjali yoga sutra, basic ayurveda, body purification, kirtan (musik and mantra) yoga, sampai ilmu anatomi tubuh.
Seluruh rangkaian kelas selesai pukul 21.00 WIB. Waktu bermain ponsel dan Internet hanya satu jam di malam hari setelah seluruh kegiatan selesai.
Program yoga 200 jam ini digelar di Mysore Karnataka, India, kawasan perdesaan yang cukup terpencil.
Selama sebulan lebih sepekan, Aprilia belajar menjadi manusia seutuhnya. Tidak hanya yoga sebagai sebatas gerakan, tetapi beryoga dalam setiap lini kehidupan. Mulai dari cara bersikap, berpikir, sampai makan.
Pelatihan berbiaya 25.000 rupe itu mengubah hidup Aprilia hingga saat ini. Biaya itu sudah melingkupi segala kebutuhan sehari-hari, nilai yang tergolong murah dibanding ilmu dan fasilitas yang didapatkan.
“Jadi lebih bisa menguasai atau menurunkan ego, lebih bisa sabar, enggak emosional, lebih rileks, lebih tenang,” katanya.
Sudah dua bulan terakhir ini Aprilia berada di Bali. Dia mengambil pelatihan spa untuk kepentingan bekerja di Maldives, Maladewa.
Selepas dari Maldives, dia akan kembali lagi ke India, mengikuti program serupa. Aprilia ingin semakin mendalami ilmu yoga yang membuatnya semakin kecanduan. Seakan hidup hanya mampir yoga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Inggris Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BPBD Bantul Sebut 2.000 KK Tinggal di Kawasan Rawan Bencana Longsor
- Dua Bus Listrik Trans Jogja Senilai Rp7,4 Miliar Segera Mengaspal
- Akan Dipulangkan ke Filipina, Begini Ungkapan Mary Jane Veloso
- Lima Truk Dam Asal Jogja Buang Sampah ke Saptosari Gunungkidul, Sopir Diamankan Polisi
- Catat! Malam Jumat Kliwon Pekan Depan Ada Sendratari Sang Ratu di Parangkusumo
Advertisement
Advertisement