Advertisement

Puisi Jadi Sarana Penyampaian Pesan yang Indah

Media Digital
Jum'at, 03 Maret 2023 - 06:17 WIB
Budi Cahyana
Puisi Jadi Sarana Penyampaian Pesan yang Indah Para peserta final lomba baca puisi berfoto bersama di Balai Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Kamis (2/3/2023). - Harian Jogja

Advertisement

BANTUL—Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Bantul menggelar final Lomba Baca Puisi Sejarah dengan tajuk Dari Serangan Umum 1 Maret Menuju Kedaulatan Bangsa di Balai Desa Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul pada Kamis (2/3/2023). Lomba tersebut digunakan untuk membantu peserta mengasah kemampuan dalam memahami dan membaca puisi.

Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Nugroho Eko Setyanto mengatakan puisi sebagai salah satu karya sastra menjadi sarana yang efektif dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat.

Advertisement

“Puisi merupakan suatu karya sastra yang dapat kita gunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada khalayak dengan bahasa yang indah. Pesan yang mungkin disampaikan dengan keras dapat dibalut dengan bahasa puisi menjadi sebuah pesan yang dapat diterima,” kata Nugroho di Balai Desa Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul, Kamis (2/3/2023).

Nugroho mengatakan lomba puisi yang diadakan tiap tahun dengan anggaran berasal dari Dana Keistimewaan (Danais) tersebut selalu mengusung tema yang berbeda-beda. Dia mengatakan lomba tersebut diperuntukkan khusus untuk warga ber-KTP Bantul.

“Lomba puisi tersebut diikuti oleh 192 peserta asal Bantul dengan umur anak SMA khususnya. Dari jumlah itu setelah melalui proses seleksi panjang, Disbud bersama para juri memutuskan sepuluh peserta untuk lanjut ke babak final,” katanya.

Melalui babak final tersebut, dewan juri memutuskan juara pertama diraih Syaifullah Azzam yang membawakan puisi berjudul Sebuah Jaket Berlumur Darah karya Taufiq Ismail. Lalu, juara kedua diraih oleh Khansa Qatrunnada Azzahra dengan puisi berjudul Tentang Sebuah Gerakan karya Wiji Thukul. Kemudian, juara ketiga diraih oleh Gilang Dicky Bactiar dengan puisi berjudul Pahlawan Tak Dikenal karya Toto Sudarto Bachtiar.

Selain itu, juara harapan satu diraih oleh Aprilia Kartika Sari dengan puisi berjudul Doa Seorang Serdadu Sebelum Perang karya W.S. Rendra. Sementara juara harapan dua diraih oleh Nadia Marta Khoirunnisa dengan puisi berjudul Gugur.

Terakhir, secara berurutan, lima finalis diisi oleh Adinda Dani Saputra, Khilda Rizka Amalia, Maya Ari Wardani, Aloysius Anggito Pandu Atmojo, dan Dewi Nur Ria Wati. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement