Advertisement
Pemkot Larang Angklung di Malioboro karena Dianggap Bukan Tradisi Jogja, Ini Tanggapan Etnomusikolog

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pentas musik angklung dilarang tampil di Malioboro oleh Pemkot karena dianggap bukan termasuk musik tradisi Jogja.
Larangan itu ramai ditanggapi banyak orang di media sosial, Selasa (21/3/2023), salah satunya etnomusikolog atau peneliti musik, Aris Setyawan. Aris menyebut pendapat tersebut kliru.
Aris menjelaskan angklung termasuk sebagai musik tradisi.
“Angklung atau dulunya calung ini tumbuh berkembang di kalangan masyarakat sejak zaman kerajaan di masa lampau, tumbuh karena masyarakat tak dapat akses ke gamelan yang mahal dan ilmu karawitan yang hanya berkembang di lingkungan Keraton saja,” katanya, Selasa sore.
Gamelan yang terbuat dari logam kuningan, jelas Aris, juga tidak mudah didapat masyarakat.
“Akhirnya masyarakat ini menggunakan bahan dari lingkungan sekitar yang mudah didapat yaitu bambu untuk alat musik ini,” jelasnya.
BACA JUGA: Angklung Dilarang Pentas di Malioboro Karena Bukan Alat Musik Tradisional Jogja
Angklung tercipta di Pesisir Selatan Jawa dari sekitar Pangandaran dan Purwokerto. “Dua tempat itu dulu termasuk di bawah Mataram,” katanya.
Pelarangan angklung di Malioboro, menurut Aris, tidak tepat. “Mungkin maksud Pemkot Jogja melarang agar Malioboro terkesan Jogja sekali. Lalu kalau minta dipadukan pentasnya di gamelan itu tidak aksesibel karena gamelan berat susah dibawa ke mana-mana,” ujarnya.
Pengkotak-kotakan musik, jelas Aris, adalah sikap otoriter.
“Itu termasuk tindakan pembatasan kebebasan berkesenian, tentu tidak baik. Kalau Pemkot Jogja minta dipadukan dengan gamelan ya mereka mestinya turut memfasilitasi juga,” terangnya.
Soal pentas angklung yang menampilkan lagu pop, menurut Aris, itu bentuk dari hiburan saja.
“Itu kan untuk menghibur pengunjung Malioboro, tentu juga tidak salah apalagi kalau alasannya ekonomi karena pemainnya kan dimaksudkan untuk menghibur dan mendapatkan uang masak tidak boleh pakai lagu pop atau dangdut yang familiar dengan masyarakat itu sendiri,” jelasnya.
Sebelumnya, Pemkot Jogja melalui Unit Pelaksana Teknis Malioboro melarang pentas angklung sejak 8 Maret lalu. Alasan pelarangan tersebut karena angklung bukan termasuk musik tradisi khas Jogja.
BACA JUGA: Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pemerintah Belum Tentukan Penyelenggara Bursa Karbon, Ini Saran Pengamat
Advertisement

Punya Nyali? Coba Kunjungi Destinasi Wisata Jembatan Kaca Terbesar di Dunia Ini
Advertisement
Berita Populer
- Terkait Bentrok PSHT di DIY, Wabup Sleman Minta Warga Patuhi Sabda Sultan HB X
- Rentetan Gempa Susulan di Pacitan Masih Terjadi, Hingga Kamis Pagi Tercatat 36 Kali
- Peringati Hari Lahir Bung Karno, Bakesbangpol DIY Gelar Sarasehan Pancasila bersama Pemuda
- Pemkab dan KPU Bantul Sepakat Dana Hibah untuk Pilkada 2024 Rp38,6 Miliar
- Permudah Angkut Produksi Pertanian, Pemkab Kulonprogo Bangun Jalan Usaha Tani di 7 Titik Berbeda
Advertisement
Advertisement