Advertisement
Puncak Festival Literasi Digelar Meriah di SMPE Mangunan Sleman
Suasana penyelenggaraan Puncak Festival Literasi di SMPE Mangunan belum lama ini. - Istimewa
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sekolah Menengah Pertama Eksperimental (SMPE) Mangunan menyelenggarakan Puncak Festival Literasi di sekolah setempat di Padukuhan Cupuwatu 2, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Sleman pada Rabu (5/4/2023). Puncak Festival Literasi diselenggarakan sejak 31 Maret sampai 5 April 2023 sebagai ajang unjuk karya murid di akhir semester.
Pejabat Humas SMPE Mangunan Agustinus Windu Aji menjelaskan Puncak Festival Literasi diselenggarakan sebagai ajang unjuk karya murid dalam berporoses selama satu semester. Hasil karya yang ditampilkan juga beragam sesuai dengan kelas yang dipilih oleh murid tersebut, mulai dari buku, cerpen, pembuatan situs web, karya lukis, jurnalistik, paduan suara dan berbagai penampilan lainnya.
Advertisement
“Karya yang ditampilkan sebisa mungkin juga disesuaikan dengan tema yang diangkat pada semester ini,” kata Windu.
Pada tahun ini, tema besar yang diangkat oleh sekolah rintisan Romo Mangun tersebut adalah Merawat Bumi Melestarikan Hidup dengan subtema berupa Seni Humaniora. Menurut Windu, tema besar yang diangkat itu dilatarbelakangi oleh krisis energi yang berlangsung dan dialami secara global. Murid diajak turut serta kritis dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan mengasah aspek humaniora.
“Sedapat mungkin materi belajar yang diberikan kepada murid sedikit banyak juga menyentuh tema besar yang diangkat pada setiap semester,” katanya.
Ketua Panitia Puncak Festival Literasi, Yolesa Rossando, menyebutkan dalam kegiatan itu murid tidak hanya menampilkan karya. Masing-masing kelompok bisa saling memberi masukan, kritik dan saran atas karya yang dihasilkan. Bahkan, mereka juga menceritakan proses pembuatan karya mulai dari eksplorasi, mencari pustaka sampai pada eksekusi.
Ia mengatakan kali ini banyak karya yang mengejutkan. Ia memberi contoh pada tema ”Mangun Art”, siswa membuat animasi, lukisan-lukisan yang memberi pesan tentang lingkungan dan kemanusiaan. Siswa yang biasa membuat komik juga membuat lukisan komik tanpa narasi, penonton harus ”membaca” dan menerjemahkan sendiri karya tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kasus Penghasutan Demo, Gugatan Praperadilan Khariq Ditolak
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Kolaborasi Pemkot-K24-Sarihusada Bebaskan Generasi Jogja dari Stunting
- Legislatif Tekankan Efisiensi Anggaran Tak Ganggu Layanan Publik
- 22 Kontingen dari Berbagai Daerah Ikuti Menoreh Tourism Festival 2025
- Pemkab Gunungkidul Tak Gegabah Bikin Rusunawa Baru, Begini Alasannya
- Ungkap Kasus Proyek Kereta Cepat, Mahfud MD Siap Dipanggil KPK
Advertisement
Advertisement



