Advertisement

Promo November

Hadapi Musim Kemarau, BPBD Kulonprogo Tambah Armada Damkar Senilai Rp2 M

Andreas Yuda Pramono
Kamis, 04 Mei 2023 - 15:17 WIB
Abdul Hamied Razak
Hadapi Musim Kemarau, BPBD Kulonprogo Tambah Armada Damkar Senilai Rp2 M Pemadam kebakaran bersama warga memadamkan api yang melalap toko kelontong di Gunung Pentul, Karangsari, Kapanewon Pengasih, Kulonprogo, Senin (18/4/2022). - Harian Jogja/Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo menambah satu unit armada pemadam kebakaran (Damkar). Hal itu dilakukan untuk menghadapi musim kemarau tahun ini.

Kepala BPBD Kabupaten Kulonprogo, Joko Satyo Agus Nahrowi mengatakan bahwa armada Damkar terbaru akan datang pada pertengahan Mei ini menghadapi musim kemarau. “Satu armada yang kami datangkan punya kapasitas 3.000 liter. Armada tersebut akan kami tempatkan di Mako [Markas Komando] yang baru di Nanggulan,” kata Nahrowi ditemui di Kantornya pada Rabu (4/5/2023).

Advertisement

BACA JUGA: Tahun Ini Suhu Akan Lebih Panas & Kemarau Lebih Kering, Bagaimana Respons DIY?

Pembangunan Mako tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2022 dan sudah beroperasi pada tahun ini. Sejauh ini sudah ada sekitar 16 personel yang menjaga Mako tersebut termasuk satu armada Damkar tambahan tersebut.

“Anggaran pengadaan satu armada itu mencapai Rp2 miliar berasal dari APBD. Kami kemarin juga meminta untuk kelengkapan alat pelindung diri seperti sepatu, jaket anti panas, helm. Kami optimalkan lah,” katanya.

Jelasnya, penempatan armada berkapasitas 3.000 liter tersebut mempertimbangkan kondisi medan di Nanggulan yang mayoritas wilayah perbukitan. Dengan begitu, perlu adanya kendaraan yang gesit dan lincah.

Nahrowi menerangkan bahwa BPBD siap menyambut musim kemarau dengan segala kemungkinan yang akan terjadi seperti krisis air dan kebakaran.

BACA JUGA: Musim Kemarau 2023 di DIY Berlangsung April-Oktober? Berikut Penjelasan BMKG

“Kami bisa mengakses belanja tidak terduga [BTT]; untuk kebencanaan. Dinas lain juga bisa. Nah, penggunaan BTT tersebut bisa ketika Bupati mengeluarkan SK [Surat Keputusan] tanggap darurat. BTT yang ada sekarang itu Rp7 miliar,” ucapnya.

Nahrowi juga menyinggung prediksi BMKG mengenai dampak El Nino tahun 2023. Katanya, musim kemarau yang datang akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya.

“Kemungkinan daerah-daerah yang rawan kekeringan atau krisis mungkin akan meminta BPBD dropping air. Nah, dropping air itu kami lakukan lewat BTT. Setelah ada SK tanggap darurat nanti ditindaklanjuti dengan SK pembebanan yang isinya rencana anggaran untuk kebutuhan kedaruratan yang dimaksud itu,” lanjutnya.

Mengacu pada musim kemarau tahun-tahun lalu, beberapa daerah yang kerap mendatangkan air yaitu di Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, serta sebagian Nanggulan dan Pengasih. Jelasnya, apabila melihat kondisi dan situasi musim kemarau tahun 2018, sebanyak 75% wilayah di Kulonprogo membutuhkan air; atau sekitar sepuluh kapanewon butuh air.

“Pokoknya dropping air untuk masyarakat itu gratis. Sekolah-sekolah juga gratis. Segala hal yang berkaitan dengan bencana dan perlu air kami gratiskan,” pungkasnya.

BACA JUGA: Tahun Ini, DIY Mengalami Kemarau Panjang, Pemda Diminta Bersiap

Nahrowi menegaskan agar masyarakat waspada terhadap musim kemarau utamanya tahun 2023 yang akan terjadi lebih kering. Guna mencegah atau meminimalkan terjadinya kebakaran, dia mengimbau agar masyarakat melakukan cek instalasi listrik. Setidaknya instalasi listrik perlu dicek setiap lima tahun sekali dan diganti setiap 20 tahun sekali.

“Kebanyakan masyarakat itu tidak mengganti instalasi listrik sejak berpuluh-puluh tahun. Padahal kapasitas listrik sudah bertambah dari kapasitas 400 watt berubah jadi 900 dan 1300 watt dan instalasinya tidak ganti,” terangnya.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk tidak membakar sampah secara sembarangan dan membuang puntung rokok sembarangan. Beberapa kasus yang kerap terjadi, kata Nahrowi adalah memasak menggunakan tungku dan tinggal tanpa pengawasan.

“Kejadian di kampung-kampung itu sering terjadi [musim kemarau). Masak pakai tungku lalu ditinggal. Apinya merambat mengenai persediaan kayu bakar,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Para Calon Kepala Daerah Diingatkan Tidak Berkampanye Saat Masa Tenang

News
| Sabtu, 23 November 2024, 13:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement