Peraih Global Future Fellows Bahas Masalah Ketahanan Pangan di Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebanyak 36 perwakilan generasi mudah peraih program Global Future Fellows (GFF) 2023 secara khusus membahas persoalan ketahanan pangan di Royal Ambarrukmo, Jogja, Senin (22/5/2023). Para profesional itu sebagian besar memiliki peminatan di bidang pangan melalui keahlian masing-masing.
Mereka berasal dari 21 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia yang sebelumnya telah disaring dari ribuan calon peserta. Adapun perwakilan DIY adlaah Janu Muhammadiyah, alumnus Pendidikan geografi UNY yang menciptkan sebuah platform sayursleman.id. Platform dibangun sejak 2020, berawal dari kegelisahan melihat dagangan orangtua yang sepi pembeli. Kemudian memasarkan lewat @sayursleman.id dan pelanggan terus berkembang.
Advertisement
BACA JUGA : Skor Pola Pangan Harapan DIY Tertinggi Nasional
Melalui inisiatifnya tersebut, Janu menjadi salah satu yang diperhitungkan untuk memberikan kontribusi dalam penanganan ketahanan pangan lewat program GFF yang diinisasi oleh Yayasan nirlaba Pijar Foundation dengan dukungan Pemerintah Pusat. Para peserta akan melakukan pendalaman, diskusi, serta eksplorasi kerja sama multi-sektor demi mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.
“Para 36 fellow terpilih yang berasal dari sejumlah Kementerian, Lembaga, BUMN, perusahaan swasta dan rintisan agrikultur, lembaga pendidikan, dan beberapa institusi strategis lainnya ini telah disaring dari lebih dari seribu peminat dari seluruh Indonesia,” kata Direktur Kebijakan Publik Pijar Foundation Cazadira F. Tamz dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/5/2023).
Ia mengatakan GFF tahun ini secara khusus membahas ketahanan pangan dengan tema Mencapai Keamanan Pangan di Tengah Ketegangan Global. Hal ini didasari oleh ketahanan pangan menjadi salah satu program prioritas pemerintah mengingat besarnya populasi di Indonesia.
“Selain itu makin parahnya efek pemanasan global bagi produksi pangan, dan menurunnya minat pemuda pada sektor pertanian. Berdasarkan Global Food Security Index, skor ketahanan pangan Indonesia pada 2022 berada di level 60,2 lebih rendah dari rata-rata Asia Pasifik yakni 63,4,” katanya.
BACA JUGA : Cegah Krisis, Program Ketahanan Pangan di Gunungkidul
Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury sepakat persoalan ketahanan pangan butuh kolaborasi dari banyak pihak. Karena pemerintah tidak bisa sendiri sehingga harus menggandeng berbagai unsur termasuk swasta. Para peserta GFF diharapkan memberikan sumbangsih pemikiran hingga ke rencana aksi terkait penanganan masalah ketahanan pangan. Ia yakin setiap peserta dengan latar belakang beragam memiliki pemikiran yang brilian untuk program ketahanan pangan.
“Isu pangan sangat kompleks dan butuh solusi serta aksi dari berbagai pihak, bukan hanya pemerintah. Karena itu, kami mendukung penuh penyelenggaraan program ini dengan mensinergikan sektor publik, BUMN, privat, dan komunitas masyarakat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
- Heroe-Pena Optimistis Kantongi 40 Persen Kemenangan
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Jumat 22 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
- Program WASH Permudah Akses Air Warga Giricahyo
Advertisement
Advertisement