Advertisement

LDII Inisiasi Dai Program Kampung Iklim dari Jogja

Media Digital
Rabu, 14 Juni 2023 - 09:30 WIB
Sunartono
LDII Inisiasi Dai Program Kampung Iklim dari Jogja LDII Inisiasi Dai Program Kampung Iklim dari Jogja. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Majelis Ulama Indonesia (MUI) merupakan pelayan umat dan mitra pemerintah. Pada pembukaan Climate Adaptation Summit (CAS) 2021 Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo telah berkomitmen untuk melibatkan masyarakat guna pengendalian perubahan iklim melalui Program Kampung Iklim (ProKlim). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sendiri menargetkan 20.000 Kampung ProKlim hingga 2024. Untuk itu, Ketua Komisi Dakwah MUI DIY, KH. Drs. Syaifuddin Jufri, M.A. mengajak semua ormas Islam dibawah payung besarnya MUI untuk berbuat baik terhadap lingkungannya.

“Semua ormas Islam dibawah payung besarnya MUI menjadi dutanya Allah dalam hal berbuat baik terhadap lingkungannya. Jika saat ini hutan dan lingkungan menjadi rusak, maka itu bukanlah takdir, namun melainkan ulah manusia sendiri,” kata KH. Syaifuddin.

Advertisement

Lingkungan yang rusak bukanlah masalah takdir. Manusia sebagai khalifah di bumi memiliki kebebasan untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai arahan QS Yunus: 14.

Syaifuddin juga mengapresiasi LDII DIY yang menggagas Pelatihan Dai ProKlim (10 Juni 2023) dalam rangka mengakselerasi beberapa calon Kampung Proklim di DIY. Pelatihan ini diselenggarakan LDII DIY bersama MUI DIY, Kanwil Kemenag DIY, Fakultas Kehutanan UGM, dan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Jawa. Pelatihan diikuti lebih dari 500 dai/daiyah se-DIY beserta 7 provinsi lain, baik secara daring maupun luring dari studio utama yang berada di Masjid Al Huda, Sangurejo, Sleman.

“Para Dai Program Kampung Iklim yang diinisiasi oleh LDII DIY harus bisa amanat untuk merawat bumi beserta lingkungan yang telah diberikan oleh-Nya. Saya yakin rintisan Sekolah Dai Lingkungan ini bukanlah sesuatu yang mustahil,” tutur KH. Syaifuddin yang juga Pengasuh Al Muyamman, salah satu pondok pesantren di Yogyakarta yang konsisten dengan program-program pembentukan karakter santri. 

Saat membuka pelatihan, Ketua DPW LDII DIY, Ir. Atus Syahbudin, S.Hut. M.Agr, Ph.D,  mengajak para da'i/da’iyah untuk beramal jariah melalui peduli lingkungan di masjid dan kampungnya masing-masing sehingga lebih bersih, hijau dan sehat. Sejak 2007, LDII telah mencanangkan Go Green dan telah menanam lebih dari 3,5 juta pohon di seluruh Indonesia. Pada 2023, DPP LDII meresmikan Arboretum LDII untuk mengonservasi keanekaragaman hayati di hutan lereng utara Gunung Lawu.

Wakil Ketua Pinsaka Wanabakti DIY ini bahkan menginginkan agar satu dai diupayakan mampu mengelola satu kampung Proklim. "Kedepannya, saya berharap satu dai bisa mengelola satu kampung Proklim. Da’i/da’iyah, para kyai menjadi motor penggerak dan tokoh setempat", ungkap dosen Fakultas Kehutanan UGM.

Sementara itu, Ari Yuwono dari P3E Jawa menyampaikan bahwa Proklim merupakan program nasional dari KLHK untuk mengendalikan iklim. Demi berjalannya program ini dibutuhkan partisipasi masyarakat. Ari pun mengapresiasi upaya LDII DIY, baik saat mendampingi Kampung Sangurejo maupun mengakselerasi Kampung ProKlim dengan melibat da’i/da’iyah dari DIY dan beberapa provinsi lainnya.

“Terima kasih LDII yang telah menjadi pionir. Pimpinan kami, Dr. Muin sangat antusias terhadap Da’i lingkungan,” tambahnya. Masyarakat juga terus dibekali dengan ProKlim sehingga wawasannya bertambah sedikit demi sedikit.

“Upaya adaptasi dan mitigasi dari warga Sangurejo sangat baik. Potensi desanya juga bagus. Ada embung, sanggar ecoprint, lampu surya, KWT, dll. termasuk dukungan keberlanjutannya oleh UGM, gerakan pramuka, LDII, dan CSR BSI,” ungkapnya.

Ditambahkan pula oleh Darmo dari P3E Jawa, ProKlim tidak mungkin berjalan bila hanya dilakukan oleh KLHK, namun salah satu kunci keberhasilannya adalah ketokohan setempat. Untuk itu, dibutuhkan penggerak dari kampung itu untuk selalu merawat lingkungan. “Ketokohan itu penting. Minimal 1 da’i membina 1 kampung iklim saja. Sebagai dai pastinya bisa. Apabila dapat terwujud satu dai satu kampung iklim, itu sangat bagus”, imbuhnya menanggapi pelatihan Dai ProKlim inisiasi LDII.

Menurutnya, Kampung ProKlim membutuhkan ketokohan. Masyarakat harus berdaya, mampu secara mandiri melakukan adaptasi dan mitigasi, serta sadar konservasi dan sadar melakukan penyuluhan.

“Membentuk masyarakat sadar lingkungan, sebagai komunitas. Mereka ini menjadi teladan, pembina dan pengontrol. Pengontrol itu tidak bisa perorangan. Biasanya lebih kuat jika berupa komunitas,” pungkas Darmo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ngeri! Pemain Timnas Malaysia Alami Luka Bakar Tingkat 4 Usai Disiram Air Keras

News
| Selasa, 07 Mei 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk

Wisata
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement