7 SMP di Kulonprogo Tidak Memenuhi Kuota, Ini Penyebabnya
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Penerimaan peserta didik baru (PPDB) sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Kulonprogo berakhir Kamis (22/6/2023). Dari 65 SMP di Kulonprogo hanya tujuh SMP yang tidak memenuhi kouta rombongan belajar.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulonprogo, Arif Prastowo mengatakan bahwa terdapat tujuh sekolah yang jika dirata-rata tidak memenuhi kuota rombongan belajar (Rombel) sebanyak 32 murid. “Beberapa sekolah yang tidak terpenuhi kuota murid baru itu ada tujuh SMP yang tersebar di Samigaluh, Kalibawang, dan Girimulyo,” kata Arif ditemui pada Jumat (23/6/2023).
Advertisement
BACA JUGA: Animo Pendaftar PPDB SMA/SMK Jogja Tinggi, Kurang dari 24 Jam Kuota Dua Sekolah Ini Full
Menurut Arif, jumlah lulusan murid SD di tiga kapanewon tersebut memang sedikit dan tidak sebanding dengan kuota peserta didik di SMP yang jumlahnya lebih banyak. Karena itu, Arif menegaskan jawatannya akan melakukan evaluasi secara menyeluruh.
Menurut Arif, minimnya jumlah lulusan SD di Perbukitan Menoreh salah satunya disebabkan minimnya murid TK di kawasan tersebut. Jumlah murid dalam satu rombel untuk jenjang SD, katanya, maksimal diisi oleh 28 siswa. Hanya saja, SD yang tersebar di Kapanewon Samigaluh, Kalibawang, dan Girimulyo rata-rata hanya diisi 20 anak. Karena itu, SMP di sana selalu kekurangan murid.
Selain itu, sebanyak 40% murid SMP 4 Samigaluh berasal dari Purworejo, Jawa Tengah. Kalau menghitung dari Kulonprogo saja dengan mengandaikan satu rombel terisi penuh 32 orang, maka hanya ada sekitar 57 anak di satu sekolah atau 20 anak per kelas.
“Khusus jenjang SMP, memang ada dua sekolah di Kokap dan Pengasih yang menjadi langganan kekurangan murid. Satu rombel hanya diisi 20 anak,” katanya.
Sebelumnya dia juga mengatakan akan mengevaluasi jalur PPDB kelas khusus olahraga (KKO) apabila dalam rentang waktu tiga tahun ke depan, jalur tersebut minim peminat. Terdapat empat SMP yang membuka jalur KKO yaitu SMPN 1 Panjatan, SMPN 2 Galur, SMPN 1 Nanggulan, dan SMPN 3 Samigaluh.
“Kuota 32 murid untuk KKO hampir terpenuhi semua, kecuali di SMPN 3 Samigaluh. Kurang lebih hanya ada 15 orang yang mendaftar. Kalau memang nanti trennya menunjukkan penurunan, maka bisa juga kami tutup jalur tersebut,” katanya.
Berbeda dengan jalur KKO, dua jalur PPDB yaitu afirmasi dan bina lingkungan terpenuhi di hampir semua sekolah baik SD maupun SMP. “Jalur bina lingkungan kan memang prioritas. Kalau jalur afirmasi memang digunakan oleh keluarga yang masuk dalam data kemiskinan terpadu,” ucapnya.
Begitupun dengan jalur prestasi yang penuh di semua sekolah. Sementara jalur perpindahan tugas orang tua di beberapa sekolah tidak terpenuhi. Karena menyisakan kuota, maka beberapa kursi jalur perpindahan tugas orang tua ditambahkan ke jalur zonasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tarik Uang Taruhan dari 10 Orang, Pemain Judi Online asal Bantul Ditangkap Polisi
- Awasi Masa Tenang, Bawaslu Siagakan Semua Petugas Pengawas
- Selamatkan Petani karena Harga Cabai Anjlok, Pemkab Kulonprogo Gelar Bazar dengan Harga Tinggi
- Kantor Imigrasi Yogyakarta Catat 26.632 Turis Asing Masuk Yogyakarta via YIA pada Agustus-Oktober 2024
- Bawaslu dan KPU Kulonprogo Bersiap Masuki Masa Tenang dan Pemilihan
Advertisement
Advertisement