Advertisement

Khatib Salat Iduladha di Sorowajan Singgung Kekerasan Jalanan di Jogja, Ingatkan Orangtua Dampingi Anak

Sunartono
Rabu, 28 Juni 2023 - 08:47 WIB
Sunartono
Khatib Salat Iduladha di Sorowajan Singgung Kekerasan Jalanan di Jogja, Ingatkan Orangtua Dampingi Anak Umat Islam mengikuti Salat Iduladha di Lapangan BPKB Sorowajan Baru, Banguntapan, Bantul, Rabu (28/6/2023), - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Ribuan umat Islam mengikuti Salat Iduladha yang digelar Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Sorowajan di Lapangan BPKB Sorowajan Baru, Banguntapan, Bantul, Rabu (28/6/2023) pagi. Dalam ceramahnya khatib menyinggung soal banyaknya peristiwa kekerasan jalanan atau lazim disebut klitih dengan pelaku anak di Jogja. Kondisi itu disebabkan karena dampak lemahnya pendidikan keluarga. Oleh karena itu mengimbau kepada orangtua agar serius mendampingi dalam mendidik anak.

“Dampak dari lemahnya pendidikan keluarga bisa dilihat dari jalanan di kota-kota besar termasuk di Jogja tercinta. Jogja dulu dikenal sebagai kota paling aman tetapi saat ini sudah mengkhawatirkan,” kata Wajiran, Khatib Salat Iduladha PHBI Sorowajan dalam ceramahnya.

Advertisement

BACA JUGA : Polisi Tangkap 2 Anggota Geng Pelajar, Pelaku Kekerasan

Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini menambahkan bukti dari kondisi tersebut semakin kerapnya terjadi tawuran hingga kekerasan jalanan. Akibatnya Jogja kerap disebut sebagai kota yang kurang aman dan nyaman.

“Jika kita melihat berita di medsos, hampir setiap hari terjadi kekerasna jalanan yang mayoritas dilakukan generasi muda, remaja yang tergabung dalam komunitas tidak bermanfaat bagi masa depan mereka justru semakin marak di kota ini,” ujarnya.

Kekerasan jalanan kerap terjadi seperti dilakukan kelompok geng motor hingga geng anak sekolah. Kondisi itu sering meresahkan masyarakat baik dengan kegiatan tawuran maupun ugal-ugalan di jalanan. Kenyataan itu bahkan telah beberapa kali merenggut nyawa pelajar dengan pelaku sesama pelajar.

“Bayangkan kelompok anak dengan mudahnya menghilangkan nyawa teman seusia mereka sendiri bahkan tanpa penyesalan atas kejahatan yang dilakukan. Mereka generasi yang kehilangan hati nurani, rasa kemanusiaan seperti telah mati tidak ada rasa penyesalan meski telah melakukan kejahatan luar biasa,” katanya.

Ia menilai peristiwa itu sebenarnya bisa dicegah selama keluarga menerapkan pendidikan pada anak dengan benar sesuai tuntunan agama. Ketidakharmonisan antara anak dengan orangtua seringkali menyumbang lahirnya kenakalan remaja. Menurutnya pendidikan moral seakan telah hilang dalam keluarga, karena tak sedikit orang tua tidak mampu mengarahkan dan tidak mau menasehati anak bahkan mereka dibesarkan dari tontonan tidak mendidik.

“Tontonan kekerasan menjadi hidangan mereka setiap hari, alhasil menjadi generasi yang beringas, keras dan mati mata hati,” ucapnya.

BACA JUGA : Salat Iduladha 2023 Warga NU DIY Tidak Terpusat

Alumnus University of Tasmania, Australia ini menegaskan dalam konteks Iduladha, Nabi Ibrahim dan Ismail telah mencontohkan pendidikan keluarga. Bahwa anak dalam posisi harus taat kepada orangtua, begitu sebaliknya orangtua harus selalu berkomunikasi dengan anak setiap akan mengambil keputusan berkaitan dengan anak tersebut.

“Mendidik anak secara jelas dan tegas, perintah Allah telah disampaikan secara jelas oleh Ibrahim sebagai ayah kepada Ismail sebagai anak. Tidak ada keraguan sedikitpun untuk menyampaikan pesan tersebut,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri PU Targetkan 66 Sekolah Rakyat Dapat Diresmikan Prabowo Juli 2025

News
| Jum'at, 09 Mei 2025, 14:37 WIB

Advertisement

alt

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo

Wisata
| Minggu, 04 Mei 2025, 18:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement