Advertisement
Berkat Sumur Bor, Warga Gedangsari Terbebas dari Krisis Air saat Kemarau
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kapanewon Gedangsari menjadi salah satu daerah yang mengalami krisis air bersih di Gunungkidul saat kemarau. Meski demikian, permasalahan tersebut mulai bisa teratasi berkat program sumur bor yang digencarkan sejak beberapa tahun lalu.
Keberhasilan pembuatan sumur bor terlihat di Kalurahan Sampang. Pasalnya, sejak dua tahun terakhir warga di kalurahan yang berbatasan Kabupaten Klaten ini tidak lagi membutuhkan droping air.
Advertisement
BACA JUGA: Kemarau Kian Menjadi, Permintaan Dropping Air di Kulonprogo Terus Bertambah
Hal tersebut diungkapkan oleh Lurah Sampang, Suharman. Menurut dia, pembuatan sumur bor mulai dilaksanakan di 2019. Pertama kali diprakarsai oleh Panewu Gedangsari yang saat itu dijabat oleh Martono Imam Santoso lewat gerakan Wakaf Mata Air.
Total hingga sekarang sudah ada 16 titik sumur bor yang tersebar di enam dusun di Kalurahan Sampang. “Hampir setiap tahun ada bantuan sumur bor. Sekarang yang dibangun merupakan bantuan dari Pemerintah DIY,” kata Suharman, Kamis (30/6/2023).
Dia menjelaskan, untuk pembangunan tidak hanya mengandalkan bantuan dari APBD kabupaten melalui Pagu Indikatif Wilayah Kecamatan (PIWK) atau APBD provinsi. Adapun pelaksanananya juga mendapat bantuan dari program CSR sejumlah perusahaan.
“Malahan CSR yang paling banyak karena sudah terbangun di sepuluh titik,” ungkapnya.
Suharman memastikan dengan program sumur bor ini maka warga di kalurahannya tidak lagi kesulitan mendapatkan air bersih. Pembangunan juga terus dilanjutkan agar kebutuhan bisa terpenuhi secara menyerata.
“Memang saat kemarau ada penurunan debit, makanya pembangunan akan terus dilakukan. Termasuk meminta bantuan ke partai politik sehingga kebutuhan air masyarakat bisa tetap terjamin,” ungkapnya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Lurah Serut, Sugiyanta. Menurut dia, adanya pembangunan sumur bor di wilayahnya sangat membantu warga mendapatkan air bersih.
“Kemarau terparah terjadi tujuh tahun lalu sehingga banyak meminta bantuan air bersih. Tapi, sekarang sudah bisa dicukupi melalui sumur bor yang kedalamannya mencapai hingga 100 meter,” katanya.
BACA JUGA: Potensi Kekeringan, Masyarakat Sleman Diminta Bijak Gunakan Air
Dia menjelaskan, untuk sumur bor yang terbangun sudah ada di enam titik. Adapun keberadaannya juga sudah bisa dirasakan warga di enam dusun di Kalurahan Serut.
“Memang debit air saat kemarau kurang optimal, tapi kebutuhan warga masih bisa terpenuhi. Untuk pembangunan sumur bor, terus dijalankan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Terbaru! Jadwal KRL Jogja-Solo Sabtu 18 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Pemkot Jogja dan Pemkab Bantul Kerja Sama Pengolahan Sampah di Bawuran
- Jadwal Terbaru! KRL Solo-Jogja, Berangkat dari Palur Sabtu 18 Mei 2024
- Sampah di Depo Membeludak dan Meluber, Warga Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Jogja
- Abdi Dalem Kraton Yogyakarta Ikut Mendaftar sebagai Calon Walikota Jogja di Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement