Advertisement

Waduh, Nilai Investasi Triwulan Kedua 2023 di Kulonprogo Anjlok

Andreas Yuda Pramono
Selasa, 25 Juli 2023 - 12:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Waduh, Nilai Investasi Triwulan Kedua 2023 di Kulonprogo Anjlok Ilustrasi jembatan. JJLS Bantul dan Kulonprogo akan tersambung tahun depan melalui Jembatan Srandakan III. - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Nilai investasi pada triwulan kedua tahun 2023 di Kabupaten Kulonprogo hanya mencapai Rp47 miliar. Jumlah tersebut menurun drastis dari triwulan pertama tahun yang sama.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kulonprogo, Heriyanto mengatakan bahwa nilai investasi triwulan kedua tahun 2023 hanya mencapai Rp47 miliar dan sebagian besar didominasi penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Advertisement

BACA JUGA: Investasi Jogja Ditarget Rp359 Miliar, Segini Realisasinya hingga Triwulan II

“Melihat laporan kegiatan penanaman modal [LKPM], nilai investasi triwulan kedua tahun 2023 persisnya mencapai Rp47,4 miliar. Kalau triwulan pertama mencapai Rp122 miliar,” kata Heriyanto dihubungi, Selasa (25/7/2023).

Dari nilai investasi triwulan kedua 2023, penanaman modal asing (PMA) hanya mencapai Rp7 miliar, berbeda jauh dengan PMDN yang mencapai Rp40 miliar. Heriyanto menambahkan nilai investasi tertinggi pada PMA disumbang sektor perdagangan. 

Sementara sektor pariwisata seperti perhotelan dan restoran menjadi penyumbang nilai investasi tertinggi untuk PMDN, setelahnya disusul sektor perdagangan lain. 

“PMDN dibagi juga menjadi non-UMK [Usaha Mikro Kecil] senilai Rp37 miliar dengan nilai investasi tertinggi pada sektor pariwisata atau perhotelan-restoran dan UMK senilai Rp3 miliar dengan nilai investasi tertinggi pada sektor industri disusul perdagangan,” katanya.

Jelas Heriyanto, nilai investasi triwulan pertama yang mencapi Rp122,1 miliar lebih banyak dipengaruhi perhotelan yang masuk wilayah aerotropolis.

Angka tersebut terdiri dari PMA sebesar Rp26,6 miliar dan PMDN sebesar Rp95,4 miliar. PMA lebih banyak dipengaruhi oleh tingginnya nilai investasi sektor industri barang dari kulit dan alas kaki, sedangkan PMDN lebih banyak dipengaruhi oleh tingginnya nilai investasi sektor pariwisata.

Salah satu upaya untuk meningkatkan gairah investasi di Bumi Binangun adalah dengan pembuatan Investment Project Ready to Offer (IPRO). Menurut Heriyanto dengan adanya IPRO maka jalan dalam menggaet investor akan terbuka lebih lebar karena IPRO menyelesaikan persoalan hulu ke hilir suatu objek investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

LKPP: Kementerian Lembaga Wajib Gunakan Produk Lokal TKDN 40 Persen

News
| Minggu, 11 Mei 2025, 15:37 WIB

Advertisement

alt

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam

Wisata
| Sabtu, 10 Mei 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement