Malioboro Berubah Drastis 2 Tahun Lagi, Begini Gambarannya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kawasan Maliboro bakal berubah wajah dua tahun lagi. Jantung Kota Jogja itu akan menjadi zona rendah emisi pada 2025. Becak motor atau bentor dilarang masuk.
Kawasan Malioboro akan ditata ulang. Taman Parkir Abu Bakar Ali (ABA) dibongkar dan dijadikan ruang terbuka hijau. Pemda DIY akan mengoperasikan Trans Jogja listrik dan becak listrik untuk menggantikan bentor.
Advertisement
Plt Kepala Dishub Sumariyoto mengatakan program Malioboro Rendah Emisi akan dimulai pada 2025. Saat program itu dijalankan, kendaraan berbahan bakar fosil tak boleh melintasi Malioboro. “Maliboro akan jadi full pedestrian. Bus listrik dan becak listrik ini hanya untuk angkutan menuju Malioboro dari masing-masing area parkir wisatawan,” katanya, Senin (31/7/2023).
Malioboro sebagai zona rendah emisi diwujudkan bersama dinas-dinas lain. “Terutama Dinas Kebudayaan, karena program ini untuk mendukung Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia. Program ini nanti mungkin bisa dikembangkan ke area Sumbu Filosofi lain di luar Malioboro,” ujar dia.
Area Sumbu Filosofi meliputi Tugu Pal Putih ke selatan menuju Kraton Jogja dan ke selatan lagi sampai Panggung Krapyak.
“Tahun ini kami akan melakukan kajian terhadap relokasi Taman Parkir ABA, terutama mengkaji apakah bangunan parkiran masih layak digunakan di tempat lain atau tidak,” ucap Sumariyoto.
Taman Parkir ABA dipindah karena tidak mendukung program Malioboro Rendah Emisi. Lokasi parkir itu berada di garis lurus dengan Sumbu Filosofi dan akan direlokasi ke area eks kampus UPN yang berada di Ketandan. “Tetapi belum final, kami masih melakukan kajian,” ujarnya.
Dishub sudah menyediakan sejumlah lokasi parkir lain yang dekat dengan Malioboro agar wisatawan dan masyarakat tidak kesulitan menjangkau jantung kota Jogja tersebut.
“Sudah ada antisipasinya. Parkiran Senopati, Parkiran Ngabean, Parkiran Ketandan, dan lainnya masih mencukupi [untuk menampung kendaraan],” kata Sumariyoto.
BACA JUGA: Fasad Malioboro Ditata sebagai Warisan Budaya Dunia
Kelak, kendaraan dengan bahan bakar fosil tidak boleh melewati Malioboro. Bentor yang saat ini banyak beroperasi di kawasan Malioboro akan diganti dengan becak bertenaga listrik.
Dishub DIY sudah memproduksi 38 unit becak listrik. Puluhan becak listrik ini terdiri atas becak listrik wisata dan becak kayuh yang mendukung tenaga listrik.
Sedikitnya 400 unit becak listrik akan tersedia pada 2025 saat Malioboro Rendah Emisi diberlakukan. Ratusan becak modern ramah lingkungan itu bakal dioperasikan tukang becak motor. Perkumpulan bentor Malioboro akan diajak bicara pada pekan ini untuk membahas konversi becak.
“Bentuk kerja samanya akan dibahas. Kami rencananya memprioritaskan perkumpulan becak motor yang sudah berbadan hukum, misalnya koperasi, agar kerja samanya terjalin dengan baik. Nanti semua pelaku becak motor dilibatkan,” ujarnya.
Dishub DIY tengah mengerjakan rencana peraturan gubernur tentang becak listrik. “Kami tidak membatasi produksi becak listrik, swasta juga akan dilibatkan dalam produksi ini. Prinsipnya nanti kami memberikan rekomendasi izin, dan melakukan pengawasan kelaikan operasi becak listrik di Malioboro,” jelasnya.
Pengaturan becak listrik diperlukan untuk memastikan wisatawan tetap mudah berkunjung ke Malioboro dan destinasi sekitarnya. Stasiun pengisian baterai becak listrik akan dibangun 2024 mendatang di Ketandan.
“Sekitar empat mesin pengisian baterai akan kami bangun,” katanya.
BACA JUGA: Begini Gambaran Desain Arsitektur Jogja Planning Gallery di Malioboro
Pengembangan Malioboro Jogja menjadi zona rendah emisi berdampak pada Trans Jogja yang memiliki trayek di kawasan tersebut. Selain becak listrik, Trans Jogja juga akan membuat bus listrik untuk mendukung program Malioboro rendah emisi.
Kajian konversi bus Trans Jogja jadi bus listrik masih di meja Dishub DIY. “Bus Trans Jogja yang melewati Malioboro kami desain dengan tenaga listrik bukan bahan bakar fosil,” kata Sumariyoto.
Dinasnya akan merekrut tenaga ahli untuk mempercepat konversi bus Trans Jogja jadi bus listrik.
Pemda DIY juga membangun beberapa tujuan wisata anyar di Malioboro. Salah satu bangunan yang bisa menjadi ikon baru adalah Jogja Planning Gallery yang akan dibangun di lahan yang sekarang berdiri gedung DPRD DIY. Kemudian, Pemda DIY akan memindahkan Gedung DPRD DIY pada 2025 ke Jl. Kenari di timur Stadion Mandala Krida. Jogja Planning Gallery dirancang untuk menyuguhkan gambaran Jogja pada masa lalu, masa kini, dan masa datang.
“Jalan sirip-sirip di Malioboro juga akan ditata supaya rendah emisi. Selama ini lalu lintas di kawasan Malioboro sudah cukup baik, ada car free night rutin sehingga kualitas udaranya bagus,” jelas Sumariyoto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pekerja Kreatif Bertemu Calon Walikota Jogja Hasto Wardoyo, Bahas Apa?
- Hasil Pemetaan dan Rekomendasi dari Bawaslu Bantul Terkait Potensi TPS Rawan di Pilkada Bantul 2024
- Puluhan Pengumpul Sampah Datangi Rumah Cabup Sleman Harda Kiswaya, Sampaikan Keluhan dan Harapan
- Rutin Melakukan CSR, Kali Ini The Phoenix Hotel, Grand Mercure dan Ibis Yogyakarta Adisucipto Mengunjungi PAUD Stroberi
- Kronologi Truk Box Tabrak Motor di Jalan Turi-Tempel yang Tewaskan Satu Orang
Advertisement
Advertisement