Fasad Malioboro Ditata sebagai Warisan Budaya Dunia

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Malioboro sebagai bagian dari kawasan Sumbu Filosofi terus berbenah. Fasad bangunan di kawasan itu ditata perlahan-lahan dan dikembalikan ke bentuk tempo dulu. Fasad akan dicat dengan warna dominan putih tulang.
Pembenahan di kawasan Malioboro tidak selesai pada relokasi pedagang kaki lima (PKL) saja. Proses penataannya akan lebih komprehensif meliputi papan reklame pertokoan, warna cat bangunan, sarana dan prasarana pelengkap, serta sejumlah kabel dan saluran air yang ada di kawasan itu.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
BACA JUGA: Bank BPD DIY Dampingi Ekonomi Desa Agar Berjaya
“Fasadnya kan masih tertutup reklame dan belum kelihatan sepenuhnya. Ke depan akan dikembalikan fasad aslinya yang tertutup dengan papan nama dan plang iklan sehingga fasad aslinya akan kelihatan,” kata Kepala Balai Pengelola Kawasan Sumbu Filosofi (BPKSF) Dinas Kebudayaan DIY, Dwi Agung Hernanto, Jumat (17/6/2022).
Menurut Agung, pengembalian fasad bangunan Malioboro seperti tempo dulu menjadi penting dalam pengajuan kawasan Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia.
“Dulu memang ada papan nama, tapi kan lebih kecil dan tidak terlalu menganggu fasad bangunan. Intinya adalah fasad Malioboro lebih kelihatan,” katanya.
Dalam proses penataan fasad Malioboro, BPKSF telah merancang bentuk dan konsepnya untuk ditata. Pemilik toko di kawasan Malioboro juga dilibatkan dan berhak mengetahui proses tersebut. Jika pemilik toko menyetujui, proses penataan baru dilaksanakan.
“Tahun ini baru lima bangunan yang ditata karena dana terbatas dan sebagian juga ada yang ditata mandiri di beberapa toko. Lima toko itu dicat sesuai dengan perencanaan yang disetujui oleh pemilik,” katanya.
BACA JUGA: Nonton Yuk! Ada Kompetisi Berselancar Nasional di Parangtritis
Agung mengatakan secara filosofis Malioboro merupakan salah satu bagian dalam tahapan hidup manusia yang kerap dilewati dalam perjalanan dari lahir menuju kematian. Malioboro sebagai bagian dari kawasan Sumbu Filosofi yang terbentang dari Panggung Krapyak-Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat-Tugu Pal Putih, di dalamnya terdapat Kepatihan sebagai representasi kekuasaan dan Pasar Beringharjo sebagai perwujudan keduniawian.
“Malioboro kan punya eksistensinya sendiri, dari perjalanan sangkan paraning dumadi itu. Dari Margo Utomo, Malioboro kemudian Margo Mulyo, Pangurakan dan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang jadi proses perjalanan manusia menuju Sang Khalik,” urai dia.
Penataan dan Sosialisasi
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi menyebut diberi waktu oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) di rentang Juni sampai dengan September ini untuk menyiapkan kawasan Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia. Untuk itu, berbagai program saat ini dikebut guna memaksimalkan proses pengajuan.
“Minimal masyarakat harus tahu bahwa areanya maju sebagai warisan budaya dunia, kemudian tahu apa yang disyaratkan dan seperti apa substansinya,” kata Dian.
Selain penataan kawasan Malioboro berikut fasad bangunannya, Dinas Kebudayaan DIY melalui BPKSF juga tengah menggencarkan sosialisasi mengenai makna Sumbu Filosofi di Jogja. Koordinator Paguyuban Pengusaha Malioboro dan Ahmad Yani Yogyakarta (PPMAY), Karyanto Purbo Husodo mengatakan siap berkolaborasi dengan pemerintah dalam menata fasad bangunan di kawasan Malioboro. Pemilik toko sebagian besar telah mengecat fasad secara mandiri dengan warna putih tulang.
“Kami siap dilibatkan dan berkolaborasi dengan pemerintah. Semoga Malioboro semakin ramai dikunjungi setelah penataan selesai,” ucap Karyanto.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tinggal 2 Hari Lagi! Yuk.. Segera Lapor SPT Tahunan via Online
Advertisement

Deretan Negara di Eropa yang Bisa Dikunjungi Bagi Pelancong Berduit Cekak
Advertisement
Berita Populer
- Ibu Memanggil Pulang, Cara Lain Polda DIY Mengatasi Klitih
- Bahas Bencana Alam, Mahasiswa UAJY Prestasi Mentereng di Malaysia
- Cegah Kekerasan Jalanan, DPRD Bantul Pertimbangkan Aturan Jam Malam
- Kapolres Kulonprogo Dicopot dari Jabatannya, Buntut Penutupan Patung Maria
- Pemda DIY Siapkan 3 Langkah untuk Kawal Pembayaran THR Tepat Waktu
Advertisement