Advertisement

Gelombang Tinggi, Nelayan Bantul Nekat Melaut

Ujang Hasanudin
Selasa, 15 Agustus 2023 - 16:17 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Gelombang Tinggi, Nelayan Bantul Nekat Melaut Ilustrasi. - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait gelombang tinggi yang terjadi selama dua hari ke depan di perairan selatan Jawa termasuk DIY. Meski demikian masih ada nelayan di Bantul yang nekat melaut.

Tri Jarwanto, seorang nelayan Pantai Samas yang juga ketua Koperasi Usaha Bersama (KUB) Bidang Penangkapan Ikan mengatakan ada sekitar 60 orang nelayan di Pantai Samas dengan jumlah 30 kapal motor tempel. Sebagian besar nelayan memilih tidak melaut untuk sementara waktu akibat gelombang tinggi dan kecepatan angin di laut juga tinggi sehingga membahayakan nelayan jika memaksakan diri melaut.

Advertisement

“Sebagian besar tidak melaut. Mereka ada yang memanfaatkan waktu untuk berladang, memperbaiki alat tangkap ikan. Ada juga yang menganggur,” katanya, saat dihubungi Selasa (15/8/2023).

Kendati demikian, Tri mengakui ada 2-3 kapal yang setiap kapalnya diisi 2-3 nelayan yang nekat melaut. Akan tetapi mereka juga memperhitungkan kondisi angin laut. Menurutnya angin laut kencang saat siang hari sehingga nelayan tersebut berangkat pagi-pagi untuk meletakkan jaring di tengah laut.

Baca juga: Kredit Macet Pinjol Rp1,73 Triliun Didominasi Kalangan Generasi Z dan Milenial

Kemudian kembali lagi ke daratan. Keesokan harinya nelayan tersebut kembali ke laut untuk melihat jaring. “Kalau ada ikannya diambil kemudian pulang lagi sebelum siang. Jadi mereka memanfaatkan waktu saat pagi hari yang anginnya belum terlalu kencang,” ucapnya.

Tri menyampaikan gelombang tinggi air laut di atas dua meter terjadi sejak Senin (14/8/2023) lalu dan dimungkinkan akan tejadi selama dua hari ke depan sesuai dengan prakiraan BMKG. Pihaknya sudah menyampaikan informasi tersebut kepada para nelayan.

Sebenarnya nelayan sudah mengetahui tingginya gelombang air laut karena ada angin kencang yang dirasakan. Namun mereka tetap nekat melaut karena saat ini sedang musim ikan kakap Cina yang harganya bisa mencapai Rp200.000 per kilogram. Sementara satu ekor biasanya berbobot 7-20 kilogram sehingga beberapa nelayan nekat melaut meski gelombang tinggi.

Ikan kakap Cina tinggi harganya karena gelembungnya yang mahal yang digunakan untuk benang jahit dan bahan kecantikan. Nelayan yang mendapatkan jenis ikan tersebut dijual ke pengepul. “Kemudian oleh pengepul diambil gelembungnya untuk dijual lagi ke luar negeri. Sementara dagingnya dijual kiloan,” papar Tri. Selain berburu ikan kakap Cina, saat ini musim ikan tongkol dan ikan gembung.

Sampai Enam Meter

Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Etik Setyaningrum mengatakan gelombang tinggi di perairan selatan DIY akan terjadi selama dua hari ke depan dengan tinggi gelombang kisaran 2,5 sampai enam meter.

Menurutnya potensi gelombang tinggi di perairan selatan DIY  masih akan muncul  apalagi pada bulan Agustus  ini merupakan puncak musim kemarau. Penyebabnya karena adanya  pergerakan angin timuran atau mooson Australia yang masih  mendominasi atau menguat. “Kondisi ini menyebabkan gelombang tinggi  di selatan Jawa kususnya DIY,” jelasnya.

Karena itu ia mengimbau masyarakat dan nelayan yang beraktivitas di pesisir selatan DIY untuk tetap waspada dan berhati-hati. Ia meminta masyarakat selalu mengperbaharui informasi BMKG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kaesang Tak Sengaja Bertemu Ketum Perindo Hary Tanoe

News
| Rabu, 27 September 2023, 04:57 WIB

Advertisement

alt

Tiket Gratis Masuk Ancol, Berlaku Bagi Pengunjung Tak Bawa Kendaraan Bermotor

Wisata
| Selasa, 26 September 2023, 05:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement