Advertisement
Pedagang Pasar Didorong Pakai Tas Belanja Bukan Sekali Pakai
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman menyelenggarakan sosialisasi Pedagang Pasar Olah dan Bersihkan Sampah (OBAH) dengan sasaran para pedagang di Pasar Tempel. Langkah ini diharapkan dapat menggenjot pengelolaan sampah di lingkungan pasar.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengatakan Kabupaten Sleman merupakan penyumbang sampah terbanyak di TPA Piyungan. Setidaknya 320 ton sampah disumbang Sleman ke TPA Piyungan setiap harinya. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduk Sleman yang paling banyak di DIY yakni 1,1 juta jiwa dan masih ditambah dengan 300.000 pendatang.
Advertisement
Sebagai salah satu lokasi perputaran ekonomi, pasar tak luput dari produksi sampah setiap harinya. "Saya berharap agar para pedagang di sini dapat memilah-milah sampah baik itu kertas, plastik, maupun sampah organik," kata Kustini pada Jumat (25/8/2023).
Di hadapan sejumlah pedagang, Kustini menyinggung soal penggunaan plastik di pasar. Kustini tidak melarang para pedagang dan pembeli untuk menggunakan plastik. Hanya saja, dirinya menyarankan agar penggunaan plastik di pasar bisa dikurangi.
Baca juga: Pembeli di Pangkalan LPG 3 KG Ada yang PNS, Data Tidak Bisa Diinput
Kustini menilai peran para pedagang maupun pembeli untuk memanfaatkan tas belanja bukan sekali pakai sangat berharga untuk mencegah adanya timbulan sampah di Sleman. "Akan lebih baik jika sampah-sampah plastik dapat didaur ulang atau dimanfaatkan menjadi barang yang lebih berguna," tuturnya.
"Saya juga berharap kepada bapak ibu semua dapat menunjukkan bahwa Sleman itu kabupaten yang sehat dan bersih serta memiliki warga yang peduli kepada lingkungan," imbuhnya.
Menurut Kustini, para pedagang Pasar Tempel bisa menjadi pioner untuk pemilahan sampah di pasar. Pedagang dan pembeli bisa saling mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Praktisi lingkungan, Haryadi yang hadir memberi pelatihan pengelolaan sampah kepada pedagang menjelaskan sejumlah cara untuk mencegah pembuangan sampah sembarangan. Di antaranya dengan menggunakan alat-alat tidak sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya menggunakan alat makan dan minum pribadi, pemakaian tas belanja dan sebagainya.
Masyarakat menurut Haryadi juga dapat membantu pengelolaan sampah dengan membuat lubang biopori hingga mendirikan bank sampah. Setiap lapisan masyarakat lanjutnya, dapat melakukan pemilahan dan daur ulang sampah secara mandiri baik itu di lingkungan sekolah, kampus, kantor maupun pemukiman. "Ada beberapa manfaat yang bisa kita rasakan sendiri jika mengelola sampah. Sepeti misalnya mengurangi pencemaran udara akibat pembakaran sampah hingga membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Senin 6 Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Senin 6 Januari 2025
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Senin 6 Januari 2025: Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara Xpress Senin 6 Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Wates dan YIA
- Jadwal Terbaru Kereta Api Prameks Jurusan Jogja-Kutoarjo Senin 6 Januari 2025
Advertisement
Advertisement