32% Warga Jogja Berusia Anak, Pemkot Komitmen Wujudkan Generasi Emas
Advertisement
Harianjogja.com JOGJA—Sebanyak 32% warga Kota Jogja adalah usia anak dengan rentang usia 0-17 tahun. Kondisi demografi itu menguatkan komitmen Pemkot Jogja untuk memfasilitasi anak-anak agar terwujud generasi emas di wilayahnya.
Data BPS Jogja menyebut saat ini jumlah penduduk di kota pelajar ini mencapai 455.535 orang, sehingga yang berusia anak sekitar 145.70. Dominasi penduduk dari kalangan anak ini membuat Pemkot Jogja menyiapkan cara agar mereka menjadi generasi emas.
Advertisement
Pejabat Walikota Jogja Singgih Raharjo menyebut salah satu cara menyiapkan generasi emas ini dengan memperkuat pendidikan karakter pada anak. “Kami berkomitmen dalam mempersiapkan Generasi Emas Indonesia 2045, salah satunya melalui berbagai inovasi di wilayah seperti yang ada di Kelurahan Gunungketur,” katanya saat menghadiri Gunungketur Emas Menuju Anak Tangguh Indonesia (Gemati) pada Sabtu (26/8/2023).
Baca juga: Tak Kunjung Dapat Lahan TPST, Pemkot Usul Pengadaan Alat Pembakar Sampah
Singgih mengapresiasi Kelurahan Gunungketur yang telah menyelenggarakan Gemati dimana mewadahi potensi anak di wilayahnya dengan kegiatan seni dan budaya. “Kelurahan Gunungketur juga punya program Si Dolah [Sinau Sinambi Dolan Karo Warsimah] yang merupakan satu program untuk mengajak anak-anak bermain sambil belajar melalui berbagai kegiatan yang lebih mengedepankan praktik langsung, dimana ini menjadi bagian dari pembentukan karakter di tengah kemajuan teknologi,” jelasnya.
Pendidikan karakter sebagai cara strategis menyiapkan generasi emas, kata Singgih, adalah tanggung jawab bersama tak hanya sekolah. “Memang harusnya seluruh perangkat daerah termasuk Kemantren dan Kelurahan, terus mendukung dan berpartisipasi dalam program pendidikan karakter anak-anak di Kota Yogyakarta,” ujarnya.
Upaya lain juga dilakukan Pemkot Jogja melalui Satpol PP dengan rutin menggelar operasi jam malam sesuai Perwal No.49/2022. Kepala Satpol PP Jogja Octo Noor Arafat menjelaskan dalam Perwal tentang Jam Malam Anak tersebut dimaksudkan untuk melindungi anak dari kekerasan dan kejahatan lainnya pada malam hari.
“Operasi kami gelar rutin, sifat operasinya juga persuasif dimana tindakan yang dilakukan hanya menasehati anak yang berada di luar rumah diatas jam 22.00 WIB, jika ditemukan ada anak di luar rumah kami nasihat untuk pulang dan belajar saja” jelas Octo.
Operasi jam malam anak, jelas Octo, berhasil menekan angka kekerasan pada anak di wilayahnya. “Cukup signifikan hasilnya, kami juga meminta para orang tua untuk mengawasi anaknya juga terutama saat malam hari, demi anak-anak di Kota Jogja yang lebih baik,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Supriyani, Guru Honorer yang Dituduh Memukul Anak Polisi Divonis Bebas
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot jogja Optimalkan Lahan Sempit untuk Genjot Produksi Ikan Lele
- Pilkada 2024, Dua TPS di Gunungkidul Berada di Kawasan Rawan Bencana
- Srawung Kali Jadi Wujud Kepedulian Mahasiswa pada Kondisi Darurat Sampah
- Bawaslu Sleman Gelar Apel Siaga Jelang Masa Tenang dan Pemungutan Suara Pilkada
- Pilkada Kulonprogo, 8 TPS Rentan Intimidasi, 61 Terkendala Internet
Advertisement
Advertisement