Advertisement
Tak Punya Biaya Pindah, 2 Keluarga di Gunungkidul Tinggal di Kawasan Rawan Longsor

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dua Kepala Keluarga (KK) di Dusun Suru, Kampung, Ngawen, Gunungkidul terpaksa menetap di atas perbukitan, kawasan rawan longsor. Ketiadaan biaya pindah rumah menjadi alasan tetap tinggal di zona rawan longsor.
Keluarga ini adalah pasanan Tupan dan Milestari yang tinggal bersama satu anaknya. Adapun satu lagi terdiri tujuh orang yang merupakan keluarga pasangan Winarno-Sugiyanti.
Advertisement
Kepada wartawan, Tupan mengatakan, pada awalnya ada 22 KK yang tinggal bersama-sama di atas perbukitan. Namun sejak 2020 lalu telah pindah ke tempat lebih aman sehingga menyisakan dua keluarga yang masih bertahan.
“Salah satunya saya yang masih tinggal di sini [di atas bukit],” kata Tupan melalui sambungan telepon, Minggu (27/8/2023).
Ia bercerita layaknya tinggal di atas perbukitan, akses yang dimiliki serba terbatas. Akses ke rumah hanya jalan setapak dan tidak bisa dilalui kendaraan bermotor.
Sedangkan untuk fasilitas listrik, keluarganya menyambung instalasi dengan keluarga di bawah bukit. “Harus jalan sekitar 30 menit untuk sampai ke rumah warga yang di bawah,” katanya.
Menurut dia, tinggal di atas bukit dikarenakan terpaksa. Pasalnya, daerah tersebut masuk rawan longsor saat musim hujan, sedangkan saat kemarau ada potensi serangan monyet ekor panjang.
“Sebenarnya kami juga ingin pindah, tapi ketiadaan biaya yang membuat tetap bertahan tinggal di atas perbukitan,” katanya.
BACA JUGA: Tak Kunjung Dapat Lahan TPST, Pemkot Usul Pengadaan Alat Pembakar Sampah
Lurah Kampung, Kapanewon Ngawen, Suparna membenarkan masih ada dua KK yang tinggal di atas perbukitan. Alasan ekonomi menjadi faktor keduanya belum bisa pindah ke lokasi yang lebih aman. “Yang lain sudah pada pindah ke bawah,” kata Suparna.
Menurut dia, Pemerintah Kalurahan Kampung sudah berupaya mencarikan solusi agar keduanya bisa pindah. Namun dikarenakan aturan pembangunan rumah layak huni hanya bersifat stimulan, maka belum bisa merealisasikan kepindahan tersebut.
Hal ini tak lepas dari bantuan yang diberikan paling banyak sebesar Rp10 juta. Sedangkan untuk memindahkan dan membangun di lokasi baru membutuhkan biaya yang lebih.
“Untuk lahannya [tempat pindah di Gunungkidul] sudah ada, tetapi biaya untuk membangun ini yang belum ada. Tapi, kami tetap berupaya dan salah satunya mencoba meminta bantuan ke Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi Sumber Daya Mineral DIY. Mudah-mudahan segera ada solusi sehingga keduanya bisa pindah ke lokasi yang lebih aman,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Nurmala Kartini Sjahrir, Adik Luhut yang Diunggulkan jadi Dubes Indonesia di Jepang, Berikut Profilnya
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Driver Ojol di Jogja Geruduk Rumah Mas-mas Pelayaran yang Diduga Lakukan Penganiayaan
- Jadi Biang Kerusuhan, Ini Tampang Mas-mas Pelayaran Saat Meminta Maaf ke Driver Ojol di Jogja
- Tagihan Listrik Penerangan Kampung Membengkak hingga Ratusan Juta, Dishub Bantul Lakukan Penertiban
- Mas-mas Pelayaran Sempat Sembunyi di Mapolsek Godean Saat Digeruduk Driver Ojol
- KPU Bantul Jamin Akurasi Hasil Pemutakhiran Data Pemilih
Advertisement
Advertisement