Advertisement

Tak Punya Biaya Pindah, 2 Keluarga di Gunungkidul Tinggal di Kawasan Rawan Longsor

David Kurniawan
Minggu, 27 Agustus 2023 - 20:17 WIB
Maya Herawati
Tak Punya Biaya Pindah, 2 Keluarga di Gunungkidul Tinggal di Kawasan Rawan Longsor Tupan bersama istrinya pada saat di samping rumahnya yang berada di salah satu perbukitan di Dusun Suru, Kalurahan Kampung, Ngawen, Gunungkidul, Minggu (27/8/2023). ist - Kalurahan Kampung

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dua Kepala Keluarga (KK) di Dusun Suru, Kampung, Ngawen, Gunungkidul terpaksa menetap di atas perbukitan, kawasan rawan longsor. Ketiadaan biaya pindah rumah menjadi alasan tetap tinggal di zona rawan longsor.

Keluarga ini adalah pasanan Tupan dan Milestari yang tinggal bersama satu anaknya. Adapun satu lagi terdiri tujuh orang yang merupakan keluarga pasangan Winarno-Sugiyanti.

Advertisement

Kepada wartawan, Tupan mengatakan, pada awalnya ada 22 KK yang tinggal bersama-sama di atas perbukitan. Namun sejak 2020 lalu telah pindah ke tempat lebih aman sehingga menyisakan dua keluarga yang masih bertahan.

“Salah satunya saya yang masih tinggal di sini [di atas bukit],” kata Tupan melalui sambungan telepon, Minggu (27/8/2023).

Ia bercerita layaknya tinggal di atas perbukitan, akses yang dimiliki serba terbatas. Akses ke rumah hanya jalan setapak dan tidak bisa dilalui kendaraan bermotor.

Sedangkan untuk fasilitas listrik, keluarganya menyambung instalasi dengan keluarga di bawah bukit. “Harus jalan sekitar 30 menit untuk sampai ke rumah warga yang di bawah,” katanya.  

Menurut dia, tinggal di atas bukit dikarenakan terpaksa. Pasalnya, daerah tersebut masuk rawan longsor saat musim hujan, sedangkan saat kemarau ada potensi serangan monyet ekor panjang.

“Sebenarnya kami juga ingin pindah, tapi ketiadaan biaya yang membuat tetap bertahan tinggal di atas perbukitan,” katanya.

BACA JUGA: Tak Kunjung Dapat Lahan TPST, Pemkot Usul Pengadaan Alat Pembakar Sampah

Lurah Kampung, Kapanewon Ngawen, Suparna membenarkan masih ada dua KK yang tinggal di atas perbukitan. Alasan ekonomi menjadi faktor keduanya belum bisa pindah ke lokasi yang lebih aman. “Yang lain sudah pada pindah ke bawah,” kata Suparna.

Menurut dia, Pemerintah Kalurahan Kampung sudah berupaya mencarikan solusi agar keduanya bisa pindah. Namun dikarenakan aturan pembangunan rumah layak huni hanya bersifat stimulan, maka belum bisa merealisasikan kepindahan tersebut.

Hal ini tak lepas dari bantuan yang diberikan paling banyak sebesar Rp10 juta. Sedangkan untuk memindahkan dan membangun di lokasi baru membutuhkan biaya yang lebih.

“Untuk lahannya [tempat pindah di Gunungkidul] sudah ada, tetapi biaya untuk membangun ini yang belum ada. Tapi, kami tetap berupaya dan salah satunya mencoba meminta bantuan ke Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi Sumber Daya Mineral DIY. Mudah-mudahan segera ada solusi sehingga keduanya bisa pindah ke lokasi yang lebih aman,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kantor Bupati dan DPRD Gorontalo Dibakar, Polisi: Motifnya Cuma Ikut-ikutan

News
| Senin, 25 September 2023, 20:37 WIB

Advertisement

alt

Punya Gedung Unik, Pabrik Pengolahan Limbah Ini Banyak Dikunjungi Wisatawan

Wisata
| Senin, 25 September 2023, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement