Advertisement
Petani Sumenep Belajar Lelang Komoditas Pertanian di Koperasi Holtikultura Merapi Sleman

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Petani asal Sumenep belajar cara lelang komoditas pertanian di Koperasi Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM) Sleman Jumat (8/9/2023) hingga Sabtu (9/9/2023). Studi tiru itu dilakukan untuk meningkatkan komoditas yang dikembangkan petani bisa bernilai ekonomi tinggi, meningkatkan nilai tukar petani agar mereka terbebas dari kemiskinan.
Salah satu persoalan yang menjadi kendala petani saat ini yaitu ketidakmampuan menguasai aspek distribusi dan pemasaran. Distribusi, pemasaran dan penentuan harga jual komoditas dikendalikan oleh tengkulak dan pengepul. Akibatnya petani selalu mendapatkan harga rendah karena daya tawar yang lemah, sehingga pendapatan mereka juga rendah.
Advertisement
Guna mengatasi hal tersebut Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep melalui kegiatan Upland Project atas dukungan dari Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian bersama dengan dari Islamic Development Bank (IsDB) dan IFAD, melakukan studi sistem lelang komoditas di Koperasi PPHPM Sleman.
BACA JUGA : Perkuat E-commerce Komoditas Pertanian Sleman
Sekretaris Koperasi PPHM Sleman Ardhi Prasteyo mengatakan sistem lelang komoditas pertanian khususnya cabai dan sayuran di Sleman bisa berjalan sampai sekarang dimulai sejak tahun 2017. Hal ini berjalan karena adanya komitmen dan tekad yang kuat dari petani di lereng Merapi. Seiring waktu berjalan, sistem itu mendapatkan respons positif dari mitra bisnis dengan memberikan kepercayaan kepada koperasi karena dinilai memiliki komitmen kualitas produk.
“Saat ini sudah tergabung 75 pedagang yang aktif mengikuti lelang yang berasal dari seluruh Indonesia. Tidak hanya di Jawa, kami juga melayani pedagang sampai di Batam Kepulauan Riau. Untuk petani yang sudah tergabung dalam PPHPM Sleman sampai saat ini mencapai 2.091 petani dan secara aktif memasarkan produk pertaniannya di pasar lelang PPHPM Sleman,” kata Ardhi dalam rilis tertulis, Sabtu (9/9/2023).
Kepala Dinas Ketahanan Pengan Kabupaten Sumenep Arif Firmanto berkomitmen melakukan perbaikan menyeluruh di sektor pertanian utamanya pengelolaan dalam kegiatan pasca panen dan pemasaran. Ia berusaha memastikan petani mendapatkan hasil pendapatan yang terbaik dan sistem agribisnis khususnya bawang merah yang sudah cukup terkenal karena rasa yang khas dikendalikan oleh petani melalui kelembagaan korporasi petani.
“Instrumen program Upland yang komprehensif hulu hilir memungkinkan petani dan korporasi petani melakukan inovasi tersebut,” ujarnya.
BACA JUGA : Produksi Sejumlah Komoditas Pangan di Sleman Surplus
Konsultan Rantai Nilai Upland Project Dwi Kuswantoro menyatakan inisiatif positif ini diharapkan menjadi triger petani lain di Indonesia. Apalagi kegiatan Upland saat ini dilaksanakan di 13 kabupaten se-Indonesia. Ia berharap seperti Sumenep bisa menjadi pionir bagi kabupaten lokasi Upland Projects yang mengembangkan sistem lelang komoditas, sehingga kedepan bisa direplikasi oleh kabupaten lain.
“Dengan demikian, harapan petani bisa menjadi penentu harga atau prince making dan meningkatnya pendapatan melalui kegiatan ini dapat dicapai. Syarat utama untuk memajukan sektor petani adalah petani harus kreatif dan juga berani mengambil risiko. Sistem lelang komoditas pertanian ini akan bisa berkembang dan memperbaiki sistem pasar ketika petani dalam menjalankannya secara bersama dan kompak,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ini Dia Pemenang Duta Bahasa Tingkat Nasional 2023, Ada DIY?
Advertisement

Di Coober Pedy, Penduduk Tinggal dan Beribadah di Bawah Tanah
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harian Jogja Online, Jumat 29 September 2023
- Cek Rute Bus Trans Jogja, Tarif Rp3.600, Jangan Salah Pilih
- Berlangsung 6 Hari, Malioboro Coffe Night Digelar di Kotabaru hingga UGM
- Sudah Kembalikan Semua Uang Suap Tanah Kas Desa, Kejati DIY Tetap Sita Tanah Krido
- Bawaslu dan Polda DIY Awasi Hoaks dan Ujaran Kebencian di Media Sosial Jelang Pemilu 2024
Advertisement
Advertisement