Advertisement
Rencana Pembangunan BRT Jogja-Borobudur, Ini Tanggapan Pustral UGM

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY menyebutkan belum ada pembahasan dari pemerintah pusat mengenai program Bus Rapid Transit (BRT) Jogja-Borobudur dengan pihaknya. Program reaktivasi jalur kereta api (KA) Jogja-Borobudur rencananya akan dihidupkan kembali dan diprioritaskan melalui jalur darat dengan BRT.
Plt Kepala Dinas Perhubungan DIY Sumariyoto menerangkan, belum ada kajian dan pembahasan mengenai reaktivasi jalur Jogja-Borobudur dengan menggunakan BRT dari pusat. Meski nantinya akan melewati kawasan setempat program itu disebutnya merupakan bagian dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Advertisement
"Kewenangannya tentu dari pusat karena bagian dari KSPN. Kami hanya dari lingkup DIY saja," ujarnya Minggu (17/9/2023).
Menurut Sumariyoto program reaktivasi Jogja-Borobudur melalui BRT bukan tidak mungkin dilaksanakan. Program serupa untuk kawasan setempat bahkan sudah berjalan sekian tahun atau yang lebih dikenal dengan Trans Jogja. Belum lama ini trayek yang dilewati juga ditambah dengan hadirnya Teman Bus program dari kementerian.
"Kalau Trans Jogja kan sudah sejak dulu, sehingga kalau memang jadi reaktivasi tinggal mengembangkan saja," katanya.
Menanggapi hal itu, Ketua Pustral UGM Ikaputra menjelaskan, perlu penentuan trase dan jalur pemberhentian yang jelas jika program BRT Jogja-Borobudur jadi direalisasikan. Sebab hal ini akan berkaitan langsung dengan dampak lain yang ditimbulkan dari moda ini baik itu menyangkut penumpang, akibatnya pada angkutan lain serta keberlangsungan proyek.
"Pertanyaaannya tentu trasenya dimana? Apakah lewat jalan raya atau memanfaatkan jalan tol, itu kan perlu ditentukan," ujarnya.
Dia mengakui bahwa reaktivasi jalur Jogja-Borobudur dengan moda KA akan memakan biaya yang sangat tinggi meskipun mampu memuat lebih banyak penumpang. Namun begitu rencana pembangunan transportasi publik apapun modanya harus tetap didukung demi mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang merusak lingkungan.
BACA JUGA: Reaktivasi Jalur Kereta Api Jogja-Bodobudur Mandek, Berikut Hasil Studi Trasenya
"BRT memang paling simpel tapi kan daya angkutnya sedikit. Kajian trase dan jalurnya ya juga harus matang. Kemudian modelnya apa dari Jogja langsung ke Borobudur atau ada pemberhentian di tengah atau malah yang setiap perhentian dimungkinkan ada naik turun penumpang," katanya.
Untuk tahap awal operasional, kata dia tentu tidak langsung sempurna jika program ini nantinya diberlakukan. "Kenyamanannya itu harus dilaksanakan dan dikembangkan setelahnya juga tidak masalah. Walaupun orang pertama ga nyaman dulu dengan jalan kaki menuju halte bis, stasiun atau yang lain. Tapi itu adalah bagian yang harus disediakan untuk perluasan transportasi publik," kata Ikaputra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- SPMB 2025, Jalur Afirmasi Tambahan Sudah Terpenuhi, Sejumlah SMA/SMK di DIY Masih Kekurangan Siswa
- Harganas Harus Mengusung Semangat Inklusif dan Kolaboratif
- Tol Jogja-Kulonprogo, 1.187 Bidang Tanah Dibebaskan, Uang Ganti Kerugian Tembus Rp1,3 Triliun
- Penjelasan BMKG Soal Udara Dingin "Bediding" di Jogja
- Kalurahan di Gunungkidul Mulai Urus Pencairan Dana Desa Termin Kedua
Advertisement
Advertisement