Advertisement
Bupati Gunungkidul Sidak Gudang Pupuk Bersubsidi Wonosari, Begini Hasilnya
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Bupati Gunungkidul, Sunaryanta melakukan sidak ke gudang pupuk di Kalurahan Wonosari, Wonosari Senin (18/9/2023). Sidak itu dilakukan untuk memastikan stok pupuk bersubsidi bagi para petani aman.
“Peninjauan ke Gudang sebagai upaya memastikan stok aman. Hasil sidak setiap minggunya ada kiriman sebanyak 1.000 ton sehingga kesediaan stok melimpah,” kata Sunaryanta saat meninjau gudang penyimpanan di Dusun Jeruksari, Wonosari, Senin siang.
Advertisement
Dia berharap pupuk bersubsidi dapat tersalurkan ke masyarakat secara efektif dan tepat sasaran. Oleh karenanya, untuk mengurangi risiko penumpukan maupun antrean panjang dalam penebusan, Sunaryanta meminta segera didistribusikan ke petani di Bumi Handayani.
“Biasanya peningkatan permintaan akan terlihat pada saat awal musim penghujan. Demi kelancaran dalam penyaluran, harapannya bisa mulai disalurkan dari sekarang,” kata pensiunan TNI Angkatan Darat ini.
BACA JUGA: Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Gunungkidul Masih Rendah
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan, ada dua jenis pupuk bersubsidi yang diberikan ke petani di Gunungkidul. Tahun ini, pentani mendapatkan jatah Urea sebanyak 23.354 ton, tetapi penyalurannya baru sekitar 5.541,5 ton atau terserap 24%.
Ia tidak menampik penyerapan pupuk di Gunungkidul belum maksimal. Kondisi yang sama juga terlihat pada pupuk bersubsidi jenis NPK atau phonska.
Tahun ini mendapatkan alokasi sebanyak 12.102 ton, tapi baru tersalurkan ke petani sebanyak 3.990,56 ton, atau terserap 33%. “Sidak pengecekan pupuk tidak hanya dilakukan di Gudang Jeruksari, tapi juga dilaksanakan di Gudang Semanu,” katanya.
Rismiyadi mengatakan, penyerapan pupuk bersubsidi di Gunungkidul berbeda dengan daerah lain di DIY seperti di Bantul dan Sleman. Kondisi ini tak lepas dari pola tanam yang bergantung dengan musim hujan.
“Kalau daerah lain dengan sistem irigasi yang ada, maka masa tanam tak berpengaruh dengan musim. Tapi, untuk Gunungkidul sangat bergantung karena mayoritas sawah yang ada merupakan tadah hujan,” katanya.
Penanaman yang bergantung dengan musim hujan, maka berdampak terhadap pengambilan pupuk bersubsidi oleh petani. Pasalnya, pupuk-pupuk ini baru diambil saat awal musim hujan mulai September atau Oktober.
“Daerah lain di triwulan pertama dan kedua sudah bisa ambil, tapi di Gunungkidul baru mulai di triwulan ketiga. Jadi, akan berpengaruh terhadap penyerapan pada saat sekarang,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
MKMK Pertanyakan Keputusan DPR RI Terkait Tata Tertib hingga Punya Kewenangan Mengevaluasi Hakim Konstitusi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dinsos Sleman Sediakan Anggaran untuk Mendampingi Anak Berhadapan dengan Hukum
- Startup Lokal Akan Difasilitasi Bertemu Investor Asia Tenggara di Event Meet The Investors
- Jumlah Penumpang KA Bandara YIA Capai 229 Ribu di Januari 2025, Meningkat 11 Persen
- Belum Mendapat Undangan Pelantikan Kepala Daerah, Ini Persiapan Wali Kota Jogja Terpilih Hasto Wardoyo
- Wamenkeu RI Anggito Abimanyu Dikukuhkan sebagai Guru Besar UGM, Singgung Topik Ekonomi Syariah
Advertisement
Advertisement