2 TPS3R di Kulonprogo Akan Difasilitasi selama 5 Tahun
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kulonprogo akan mendampingi dua Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) yaitu di Pengasih, KSM Samporna Asih dan Wates, KSM Melati secara intens selama lima tahun ke depan. Dua TPS3R tersebut akan dikembangkan secara paripurna mulai dari pengelolaannya sampai budaya masyarakat setempat.
Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH Kulonprogo, Tristijanti, mengatakan pendampingan tersebut akan menggunakan APBD 2024 senilai sekitar Rp860 juta dan dilakukan selama lima tahun.
Advertisement
“Melalui APBD 2024 nanti ada dua TPS3R [yang dikelola KSM] yang kami dampingi sebagai pilot project,” kata Tristijanti ditemui di kantornya, Jumat (6/10/2023).
BACA JUGA : DLH Sleman Andalkan TPST dan TPS3R
Selama lima tahun, secara garis besar, DLH akan terus mengedukasi masyarakat untuk mengelola dan mengolah sampah yang dihasilkan di tingkat rumah tangga. Dari situ, sampah yang tidak dapat dikelola dibawa ke TPS3R dan diolah secara ketat. Dengan begitu sampah yang dibawa ke TPA Banyuroto hanyalah residu yang tidak dapat diolah.
“Nanti ada fasilitator juga. Ada orang yang mengawasi pendampingan. Kami meng-hire orang. Intens banget. Kalau mau serius ya harus begitu,” katanya.
Tristijanti mengatakan DLH juga mengusulkan penggunaan Dana Keistimewaan senilai Rp2,4 miliar untuk pengembangan TPS3R di Kalurahan Giripeni, Triharjo, dan Ngestiharjo. Dana tersebut juga akan digunakan untuk memberikan pendampingan kepada sepuluh Bank Sampah yang baru berdiri tahun 2022. Dari sepuluh tersebut, beberapa di antaranya berada di Tanjungharjo, Tayuban, Sogan, Hargomulyo, Tuksono, dan Pagerharjo.
“Tahun 2020 itu baru ada 76 Bank Sampah. Tahun 2023 sudah bertambah jadi total 126. Ada pertambahan sebanyak 50. Padahal target per tahun itu delapan saja,” ucapnya.
Sampah juga dapat diolah dan dikelola untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Hanya proses tersebut harus sudah berskala besar. Guna menuju ke titik itu, masyarakat perlu berkomitmen untuk mengelola sampah yang dihasilkan diri sendiri.
BACA JUGA : Dua TPS 3R Dikembangkan di Jogja, Pembangunan Mulai
“Harus bersama-sama [mengelola sampah]. Ada perusahaan daur ulang di Indonesia yang mengambil bahan baku sampah plastik dari luar negeri. Padahal Indonesia ini penghasil sampah plastik terbesar ke dua di dunia. Alasannya karena sampah plastik di Indonesia keadaannya kotor. Masyarakat tidak terbiasa mengelola,” lanjutnya.
Tristijanti optimis budaya mengelola sampah secara mandiri dari tingkat paling bawah dapat dilakukan utamanya di Kulonprogo meskipun memerlukan waktu bertahun-tahun. Dia menyandingkan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) yang memerlukan waktu lama.
Dalam beberapa forum dengan Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten, Tristijanti sering menyampaikan agar pengurusan tanah kas desa (TKD) untuk pengelolaan sampah atau ruang terbuka hijau (RTH) dipermudah.
“Anggaran bisa dimintakan lewat sumber-sumber lain. Mungkin bisa ke APBD; yang penting lahannya beres dulu. Kendala kita sekarang kan itu [pengurusan tanah],” katanya.
Dengan bertumbuhnya titik-titik pengelolaan atau pengolahan sampah seperti TPS3R dan Bank Sampah maka persoalan sampah dapat diatasi. Pasalnya, menurut Tristijanti perilaku membakar sampah tidak dapat terus dilakukan karena pertumbuhan penduduk yang pesat.
Ketua Asosiasi TPS3R Kulonprogo, Filix Sandhy, mengatakan bahwa sampai saat ini asosiasi terus melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai pengelolaan dan pengolahan sampah di tingkat rumah tangga.
“Kami belum ada [upaya] peningkatan kegiatanya [TPS3R]. Masih belum sesuai seperti yang diharapkan karena ada beberapa [warga] yang harus disosialisasikan terus menerus tentang pengelolaan sampah terutama dari sumbernya,” kata Filix.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kisah Ilustrator, Dari Banguntapan, Gundala dan Gojira Menyala di GBK
- Dinas Kebudayaan Gelar Malam Anugerah Kebudayaan dan Launching Aplikasi SIWA
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
Advertisement
Advertisement