Ini Cara Pemkab Bantul Turunkan Angka Stunting
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Untuk mempercepat penurunan stunting, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Bantul meluncurkan program Bantul Bergerak Menurunkan Stunting (Bantul Berunding) beberapa waktu lalu.
Berdasarkan survei status gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting Kabupaten Bantul tahun 2021 mencapai 19,1. Kemudian tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 14,9. Meski begitu, target prevalensi stunting tahun 2024 mencapai 14 persen.
Advertisement
Kepala Kepala DP3AP2KB Kabupaten Bantul, Ninik Istitarini menyampaikan meski begitu, Kabupaten Bantul berkomitmen agar angka stunting terus menurun.
“Kita harus menurunkan terus [angka stunting], harapannya stunting zero, harapannya tidak ada kasus,” katanya saat dihubungi melalui telepon, Minggu (8/10/2023).
Untuk percepatan penurunan angka stunting, program inovasi Bantul Berunding telah diluncurkan beberapa waktu lalu. Melalui program Bantul Berunding keterlibatan berbagai stakeholder antara lain peran pemerintah, swasta dan dunia usaha untuk percepatan penurunan stunting.
“Bantul Berunding merupakan sebuah sinergi kolaborasi stakeholder, kader Tim Pendamping Keluarga [TPK], puskesmas dan masyarakat,” katanya.
Saat ini menurut Ninik upaya preventif terjadinya stunting terus dilakukan. Pemberian edukasi terhadap calon pengantin dan ibu hamil mengenai kondisi ibu yang berisiko melahirkan anak stunting telah dilakukan.
BACA JUGA: Penurunan Angka Stunting di Bantul Tertinggi se-DIY
Beberapa kondisi ibu yang berisiko melahirkan anak stunting antara lain ibu yang mengalami anemia, dan kurang energi kronis. Bagi ibu yang berisiko tersebut, pun dilakukan pendampingan agar anak yang lahir tidak mengalami stunting.
“Ketika ibu hamil ada indikasi risiko stunting, penanganannya kami lakukan pendampingan," katanya.
Saat ini menurut Ninik telah ada 1.218 orang kader yang terbagi dalam 406 tim di Kabupaten Bantul yang melakukan pendampingan mulai dari calon pengantin, ibu hamil, hingga bayi dua tahun (baduta).
“Tugasnya mendampingi calon pengantin, ibu hamil hingga melahirkan hingga baduta. Upaya kita sekarang ini yang kita kampanyekan lebih pada preventif dan promotif, promotif dalam arti kita melakukan kampanye anti stunting, kemudian preventif dengan melakukan pencegahan stunting,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tabrak Pengendara setelah Terabas Lampu Merah, Pemotor Alami Luka Berat
- Pemkab Siapkan Rp52,7 Miliar untuk Makan Bergizi Gratis, Defisit APBD Bantul Kian Dalam
- Heboh Kabar Pembebasan Dirinya, Mary Jane Veloso Telepon Kedubes Filipina
- Bawaslu DIY Petakan Potensi Kerawanan TPS Pilkada 2024, Listrik & Internet Kerap Jadi Kendala
- Kunjungi Harian Jogja, Mahasiswa Universitas PGRI Madiun Tanyakan Kiat Bertahan di Era Digital
Advertisement
Advertisement